Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Sabtu, 15 Desember 2012

Tiga Pasangan Mesum Digerebek

Pasangan mesum diangkut petugas ke Mapolsek Timur
Syamsul Arifin
Pasangan mesum diangkut petugas ke Mapolsek Timur
Pontianak
 
Tiga pasangan mesum–tentu saja tanpa surat nikah–dan delapan warga tanpa identitas terjaring razia yang digelar Polsek Timur beserta Satpol PP Pontianak Kota di kawasan Pontianak Timur, Minggu (20/11) pagi. Mereka diamankan di Polsek Timur untuk didata dan disanksi tipiring.
Ketiga pasangan lawan jenis ini didapati petugas sedang berada di dalam kamar indekos di wilayah Pontianak Timur. Lantaran tidak dapat menunjukkan bukti surat nikah, mereka digelandang petugas ke Mapolsek Timur untuk dilakukan pendataan dan pembinaan.
Razia gabungan ini berawal ketika petugas menggerebek indekos di bawah jembatan Tol I Kapuas. Disinyalir razia ini bocor, sehingga petugas hanya dapat mengamankan satu pasangan lawan jenis yang berada di dalam kamar.
Usai di lokasi tersebut petugas kemudian sweeping di beberapa wilayah lain, di antaranya di belakang Pasar Seruni dan indekos depan kampus STIE Pontianak Timur. Hasilnya, beberapa pasangan pun didapat dan kemudian digiring ke kantor polisi.
“Pasangan ini kita dapatkan sedang berduaan dalam satu kamar. Mereka kita amankan karena tidak dapat menunjukkan surat nikah,” ujar Kasi Penertiban dan Perundang-undangan Sat Pol PP Kota Pontianak Syamsul, kepada wartawan.
Menurut Syamsul, razia ini dilakukan gabungan Polsek Timur, Satpol PP Kota Pontianak, dan kecamatan setempat. Terkait dengan indikasi indekos yang disinyalir tempat kumpulnya pasangan di luar nikah, Syamsul mengatakan pihaknya akan melakukan pendataan ulang terhadap rumah indekos yang ada di Pontianak.
“Kapolsek Pontianak Timur langsung memimpin razia ini, kita dari Satpol PP Kota Pontianak hanya mem-backup saja. Mengenai sanksi yang diberikan tergantung pihak polsek sendiri. Kalau untuk rumah indekosnya akan kita lakukan pendataan lagi, karena masih ada yang kita amankan pasangan yang kedapatan di satu kamar,” jelas Syamsul.
Kapolsek Timur Kompol Bibit Triyono mengatakan razia sengaja digelar untuk menciptakan situasi yang kondusif di wilayah Pontianak Timur. Selain itu terlaksananya razia ini lantaran keluhan masyarakat akan keberadaan indekosan.
“Laporan masyarakat kita tindak lanjuti, mereka merasa terganggu akan rumah indekos ini, ada yang merasa bising dan lain sebagainya. Rencananya razia ini akan kita rutinkan seminggu dua kali guna menekan penyakit masyarakat khususnya wilayah Pontianak Timur. Mereka yang terjaring akan kita kenakan tipiring,” tegas Bibit Triyono. (sul)

Pekat Memburu Pelaku Mesum

Pasangan mesum di Kota Pontianak diamankan di Mapolda Kalbar
Syamsul Arifin
Pasangan mesum di Kota Pontianak diamankan di Mapolda Kalbar
Pontianak – Puluhan pasangan mesum terjaring petugas gabungan satuan Polda Kalbar di Hotel 95, Orient, Flamboyan, Pondok Jaya, Benua Mas, serta indekos di wilayah Pontianak Kota, Selasa (10/7).
Petugas gabungan kesatuan Brimob, Lantas, Reskrim, dan Shabara mengendarai dua mobil dalmas dan dua mobil patroli merazia hotel dan indekos dimulai pukul 21.00. Razia diduga bocor. Sudah banyak pengunjung kabur.
“Kami terus melakukan razia pekat, karena merupakan bagian pengganggu masyarakat. Mereka akan diproses hukum dan dikenakan tindak pidana ringan (tipiring). Mereka diberi sanksi agar ada unsur jera dan tidak melakukan perbuatan serupa,” ungkap AKBP Mukson Munandar, Kabid Humas Polda Kalbar, Rabu (11/7).
Mukson mengungkapkan, razia yang dilaksanakan jajaran Polda Kalbar itu merupakan kegiatan rutin Operasi Patuh serta Operasi Pekat. Tujuannya mengantisipasi penyakit masyarakat yang meresahkan.
“Kita menertibkan penyakit masyarakat agar mereka mengetahui dan menaati peraturan, seperti memiliki KTP. Masyarakat harus mengetahui bahwa KTP merupakan suatu kewajiban bagi setiap warga negara, supaya di suatu hari ada hal-hal yang tidak diinginkan mudah diketahui,” jelas Mukson.
Dijelaskan Mukson, jajaran Polda Kalbar akan melakukan razia rutin. Sasarannya tempat-tempat penginapan serta lokasi yang disinyalir mengarah pada tindakan kriminal. Bagi warga yang tidak mempunyai KTP, diharapkan mengurus ke kelurahan terdekat. “Supaya terdata di daerahnya,” tegasnya.
Pada malam yang sama, jajaran Polsek Pontianak Kota juga melakukan Operasi Pekat. Selain memeriksa identitas, polisi juga pemeriksaan barang-barang penghuni kamar hotel dan indekos. Dari seluruh penghuni yang terjaring langsung diamankan dan dibawa ke Pos Pol Alianyang Polsek Pontianak Kota untuk dilakukan pendataan dan dikenakan tipiring.
Kapolsek Pontianak Kota Kompol Areis Aminulla mengatakan kegiatan razia dilakukan tersebut dalam rangka Operasi Pekat menjelang bulan Ramadan. Razia yang dilakukan tersebut selain menjaring pasangan mesum serta warga yang tidak memiliki identitas, juga melakukan pemeriksaan barang-barang pengunjung hotel dan penghuni indekos. Polisi mengantisipasi narkoba, senjata tajam, dan barang berbahaya lainnya.
“Kita akan lakukan secara rutin dan masalah waktu pelaksanaan razia kita lakukan secara fleksibel. Ini kita lakukan untuk mencegah penyakit masyarakat yang dapat meresahkan masyarakat,” ungkap Areis.

Balik pintu toilet

Seorang penghuni indekos tidak dapat berkutik lagi ketika aparat Polres Singkawang memergoki pasangannya sedang bersembunyi di balik pintu toilet hanya mengenakan baju dan handuk.
Semula, prianya mengaku hanya sendiri dalam kamar, ketika polisi yang melaksanakan Operasi Pekat pada Selasa (10/7) malam. Tetapi polisi tidak memercayainya begitu saja.
Kamar indekos di Jalan Yusuf Saad itu pun diperiksa dengan saksama. Cukup lama polisi memeriksanya. Hingga akhirnya memutuskan untuk memeriksa toilet. Ketika pintu toilet dibuka, tidak tampak siapa-siapa di dalamnya.
Tetapi karena pintu toilet tidak bisa terbuka penuh, seperti ada yang mengganjal di belakangnya, polisi pun melihat di balik pintu. Ternyata terdapat seorang perempuan yang hanya mengenakan baju dan handuk, sedangkan rambutnya tampak basah.
Si pria pun tidak dapat mengelak lagi di hadapan para aparat Polres Singkawang. Apalagi mereka tidak bisa menunjukkan bukti kalau mereka telah menikah. Mereka pun digelandang ke Mapolres Singkawang karena melanggar tindak pidana ringan.
Mereka yang kepergok ini hanya salah satu pasangan mesum yang berhasil diamankan Polres Singkawang dalam Operasi Pekat 2012 malam itu. Tim razia yang terbagi dua juga berhasil mengamankan pasangan mesum lainnya.
Kapolres Singkawang AKBP Prianto SIk yang juga ikut dalam tim razia itu mengatakan sejak berlangsungnya Operasi Pekat pada 3 Juli, polres telah mengamankan lima dus besar petasan, 18 tindak pidana ringan (tipiring), 21 sepeda motor yang menggunakan knalpot racing, dua jeriken minuman keras (miras), dan mengungkap tiga kasus judi.
“Ini semua merupakan bagian dari cipta kondisi menjelang Ramadan. Operasi Pekat ini sampai 18 Juli mendatang, jadi masih ada satu waktu satu minggu lagi,” tegas Prianto. (sul/dik)

Pasangan Mesum Digaruk

Pasangan mesum di markas Satpol PP Kota Pontianak
Hakim
Para pasangan mesum didata di markas Satpol PP Kota Pontianak
Pontianak – Petugas gabungan Satpol PP Kota Pontianak di-backup kepolisian dan Polisi Militer (PM) menjaring empat pasangan mesum yang tertangkap basah tidur berduaan sekamar di indekos dan hotel, Kamis (11/10).
Razia dilakukan pagi hari dari pukul 05.30-07.00. Sasaran razia tiga rumah indekos di Jalan Kutilang, yaitu indekos nomor 5A dan nomor 67 milik Y Edi Irawan. Kemudian indekos yang tidak ada nomor rumahnya. Petugas gabungan mengamankan tiga pasangan mesum di indekos nomor 67. Sementara indekos nomor 5A tidak bisa dibuka karena pagar rumah indekos digembok. Padahal sudah beberapa kali petugas mengetuk pintu tidak dihiraukan pemilik indekos. Sedangkan di indekos lainnya tidak ditemukan pasangan mesum.
Petugas melanjutkan razia ke Hotel Patria Jalan HOS Cokroaminoto. Namun tidak kedapatan pasangan mesum. Sasaran selanjutnya Guest House Hotel Jalan Meranti, juga tidak ada kedapatan pasangan mesum. Sasaran terakhir rumah indekos di Jalan Jenderal Urip miliknya Nuriana Sandi. Petugas menemukan pasangan mesum sedang tidur berduaan dalam kamar.
“Satpol PP bekerja sama dengan kepolisian dan PM melakukan razia empat rumah indekos dan dua hotel. Mereka yang terjaring akan kita lakukan pembinaan saja,” ujar Syamsul Bahri SH, Kasi Penyidikan dan Penyuluhan Satpol PP Kota Pontianak.
Syamsul menjelaskan, Perda Tahun 2010 pasal 44 ayat 1, melarang melakukan tindakan asusila di tempat umum. Sedangkan ayat 2, pemilik bangunan tidak boleh membiarkan tamunya melakukan perbuatan asusila di tempat usahanya. “Kalau terbukti tempat usaha itu sebagai tempat mesum dan sengaja membiarkan orang berbuat asusila. Apalagi tidak ada surat izin usaha, maka akan diberikan surat peringatan (SP). Kalau tidak mengindahkan peringatan tersebut, maka izin usahanya dicabut,” ungkap Syamsul.
Satpol PP akan memanggil pemilik rumah indekos nomor 5A di Jalan Kutilang karena pintunya tidak dibuka. Kalau memang terbukti tidak sesuai aturan dan melanggar perda, maka akan diproses. Satpol PP sudah memegang data penginapan, indekos, dan hotel yang baru dibangun di enam kecamatan di Kota Pontianak. “Data-data baru keberadaan indekos, penginapan, dan hotel, seperti Pontianak Tenggara, Kota, Barat, Selatan, Utara, dan Pontianak Timur,” ungkapnya. (hak)

20 Pasangan Mesum Digaruk

Operasi Pekat

Pontianak – Jajaran Polda Kalbar menjaring 20 pasangan mesum di Penginapan Jawa Indah, May Home, dan Hotel Queen Pontianak, Rabu (10/10) dini hari.
Pasangan yang terjaring operasi penyakit masyarakat (pekat) serta tidak membawa identitas digelandang ke Mapolda Kalbar. Pasangan mesum itu digerebek sedang berduaan di kamar dan tidak bisa memperlihatkan surat nikah. Mereka yang tidak bisa menunjukkan bukti pasangan hidup langsung digiring ke mobil dalmas dan dibawa ke Markas Dit Sabhara Polda Kalbar, didata dan diberikan peringatan.
“Mereka tidak bisa memperlihatkan surat nikah. Bukan hanya usia dewasa, kita juga mengamankan beberapa anak bawah umur. Rata-rata yang terjaring razia merupakan warga Kota Pontianak,” ungkap AKBP Sardi, Kasubdit Gasum Dit Sabhara Polda Kalbar, Rabu (10/10) siang.
Razia dilakukan anggota gabungan dari 34 personel Polda dibantu Dokkes Polda Kalbar. Tujuannya menciptakan situasi keamanan tetap kondusif, memberikan rasa nyaman di lingkungan masyarakat. “Razia digelar mulai pukul 22.00 hingga pukul 02.00,” jelas Sardi.
Ketika melakukan razia, polisi sempat tidak dibukakan pintu oleh pemilik penginapan dan hotel. Padahal penghuninya sangat ramai. Akhirnya pintu dibuka setelah polisi memberikan arahan kepada pemilik hotel.
Semua pasangan yang terjaring akan tetap diberikan sanksi agar ada efek jera supaya tidak kembali mengulangi perbuatan serupa di kemudian hari. Sedangkan razia yang digelar merupakan kegiatan rutin kepolisian bertujuan mengantisipasi maraknya penyakit masyarakat yang meresahkan.
“Sasaran razia penertiban terhadap penyakit masyarakat dan pemeriksaan KTP. Razia akan rutin digelar, sedangkan mereka yang terjaring akan diserahkan ke pengadilan untuk mengikuti sidang,” tegas Sardi.
Dikatakan Sardi, masyarakat harus mengetahui bahwa kepemilikan KTP merupakan suatu kewajiban bagi setiap warga negara. Sebagai kartu identitas diri, supaya jika suatu hari ada hal-hal yang tidak diinginkan, mudah diketahui asal dan domisili tempat tinggalnya. Seperti ketika terjadi insiden kecelakaan lalu lintas, melalui KTP akan mudah diinformasikan kepada keluarga. (sul)

Ya Ampun... Bulan Puase Pon Masih Ade Gak yang Mesum

Operasi Pekat menjaring beberapa pasangan mesum dari beberapa hotel
Syamsul Arifin
Operasi Pekat, Jumat (27/7) malam, menjaring beberapa pasangan mesum dari beberapa hotel
Pontianak – Tidur sekamar tanpa ikatan nikah apalagi di bulan suci Ramadan, tiga pasangan mesum digelandang jajaran Polsek Pontianak Kota, Jumat (27/7) malam. Mereka terjaring razia penyakit masyarakat (pekat) dan dikenakan sanksi tipiring.
Pasangan mesum itu terjaring razia di Hotel Patria, Sentral, Surya, Wijaya Kusuma, dan Guess Meranti. Polisi juga mengamankan warga tanpa identitas dan kondom.
“Ini kondom sisa yang dulu, kami dengan die itu hanya nongkrong di sini. Kebetulan besok kami sama-sama mau balik kampung. Dulu iya, dia jadi wanita penghibur di Hotel Flamboyan. Sekarang saya kebetulan ketemu dengan cewek itu,” ungkap pengunjung Hotel Wijaya Kusuma.
Kapolsek Pontianak Kota Kompol Areis Aminulla SIK melalui Kanit Patroli Ipda Maryanto mengatakan Operasi Pekat dilakukan dalam rangka menghormati Ramadan. Polisi mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. “Karena tidak dapat menunjukkan bukti surat nikah, mereka digelandang petugas ke Mapolsek Pontianak Kota untuk dilakukan pendataan dan pembinaan,” ujar Maryanto.
Dikatakan Maryanto, jajarannya tidak akan berhenti mengawasi wilayah hukum Pontianak Kota dari penyakit masyarakat. Apalagi perbuatan asusila sangat meresahkan masyarakat.
Apabila ditemukan barang-barang yang mencurigakan, seperti narkoba, senjata tajam, dan bom maupun minuman keras, tetap akan ditindak dan diserahkan ke bagian yang menangani kasus tersebut. Salah satu sasaran razia, mengantisipasi peredaran narkoba di penginapan. Kemudian antisipasi curas, curat, dan curanmor. “Karena sudah banyak laporan warga tentang keganasan para pelaku. Polisi terus melakukan patrol demi antisipasi tindak kejahatan,” tegas Maryanto.
Jajaran Polsek Pontianak Kota juga melakukan pemantauan di tempat-tempat rawan. Sasarannya tempat-tempat penginapan serta lokasi yang disinyalir mengarah pada tindakan kriminal. (sul)

Mesum di Kamar Hotel, Oknum TNI dan PNS Disergap

Petugas Satpol PP razia hotel di Kota Pontianak
Petugas Satpol PP saat melakukan razia di hotel kawasan Kota Pontianak
Pontianak – Oknum TNI bersama teman wanitanya dan pegawai negeri sipil (PNS) wanita bersama teman prianya tak berkutik disergap Satpol PP Kota Pontianak di kamar Hotel 95, Jalan Imam Bonjol, Kamis (13/12) malam.
Jajaran petugas Satpol PP saat itu melakukan razia penyakit masyarakat (pekat) di hotel dan indekos. Oknum TNI langsung digiring Pom Dam, sedang wanita yang diduga teman kencannya dibawa Satpol PP. Sementara oknum PNS beserta teman prianya langsung diangkut ke markas Satpol PP.
Selain itu Satpol PP menjaring 16 penghuni hotel yang merupakan pasangan mesum. Mereka dijemput dari Hotel 95 Jalan Imam Bonjol, Hotel Berlian Jalan Tanjungpura, dan Hotel Jalan Merdeka. Mereka digelandang ke markas Satpol PP.
Kabid Penegakan Peraturan dan Perundang-undangan (P3) Satpol PP Kota Pontianak Uray Berty Apriani mengatakan razia dilakukan guna menegakkan perda ketertiban umum di Kota Pontianak. Perda mengatur hotel, rumah indekos, losmen, serta penginapan maupun panti pijat dilarang menyediakan tempat mesum maupun jasa mesum. Sanksinya juga sudah jelas, penyegelan dan penutupan tempat usaha.
“Kita akan kaji usaha mereka, kalau memang sudah sering ditemukan pasangan mesum, maka akan kita tutup tempat usahanya,” ungkap Uray Berty.
Oknum TNI yang ditemani seorang perempuan proses hukumnya diserahkan kepada satuannya. Sedangkan wanita berstatus PNS dari daerah lain (luar Kota Pontianak) yang berada sekamar dengan pria. “Pengakuan oknum PNS itu hanya mengantarkan laptop temannya di Hotel 95, sehingga ia berada di kamar. Apa pun alasannya tetap kita data terlebih dahulu dan kita lakukan pembinaan,” tegas Uray Berti.
Semua penghuni hotel yang terjaring dibuatkan surat pernyataan. Mereka harus berjanji tidak mengulangi lagi perbuatannya. Apabila terulang kembali maka akan disidang di pengadilan dikenakan tindak pidana ringan (tipiring).
“Kami ingatkan, hanya ingin membantu pihak terkait untuk mengawasi lingkungan dari hal-hal yang tidak diinginkan, terutama yang meresahkan masyarakat,” jelas Uray Berty. (sul)

Operasi Terpadu Atasi Tunggakan Rp 3 Miliar

Sekda Landak: Perilaku Tidak Menunggak Dimulai dari Diri Sendiri

Ludis, Redi Zusanto, Rudi Priyanto, Ishak Hasan
Darussalam
Sekda Kabupaten Landak Drs Ludis MSi bersama Asmen Tansaksi Energi PT PLN (Persero) Area Pontianak Redi Zusanto dan Manajer PLN Rayon Ngabang Rudi Priyanto didampingi Humas PT PLN Area Pontianak Ishak Hasan membahas operasi terpadu tunggakan listrik
Ngabang – Tingginya tunggakan listrik yang mencapai Rp 3 miliar lebih di PLN Rayon Ngabang mendapat perhatian serius dari para stakeholder Kabupaten Landak. Drs Ludis MSi, Sekda Negeri Intan, menegaskan akan menginstruksikan jajarannya untuk menangani serta membantu sosialisasi program tepat waktu membayar listrik di daerahnya.
Tak hanya itu, Ludis meminta seluruh stakeholder Kabupaten Landak untuk mencontohkan perilaku tidak menunggak tersebut. Pernyataan Ludis tersebut ditegaskan saat menerima Asisten Manajer (Asmen) Tansaksi Energi PT PLN (Persero) Area Pontianak, Redi Zusanto.
“Kita menyambut dan mendukung penuh kegiatan ini. Operasi terpadu mengatasi tunggakan listrik yang cukup besar di wilayah PLN Rayon Ngabang ini patut kita tangani dengan serius. Kita akan memanggil semua pihak yang terlibat, baik bagian hukum, PU, hingga Dispenda setempat,” kata Ludis di ruang kerjanya.
Cara paling efektif, Ludis menyarankan, untuk mengatasi permasalahan tunggakan listrik di daerahnya adalah berdialog dengan masyarakat, terutama para pelanggan PLN.
“Dengan dialog ini kita dapat mendengar apa yang menjadi permasalahan sehingga pelanggan susah untuk membayar listrik. Tentu kita akan mendapatkan pemecahan setelah mendengar masalah yang ada,” papar lelaki humoris ini.
Ludis mengakui pemerintah daerah juga mendapat penghasilan dari pajak penerangan jalan. Untuk itu ia meminta keikutsertaan Dispenda untuk mensosialisasikan perlunya membayar listrik tepat waktu dan pajak-pajak lainnya, terutama bagi peningkatan pendapatan daerah sendiri.
Dikatakannya pula, untuk mengubah perilaku sering menunggak membayar listrik agar rajin membayar perlu waktu, kerja keras, dan usaha yang keras.
“Untuk itu kita sebagai pengayom, pemimpin, tokoh, maupun yang dianggap masyarakat sebagai panutan harus lebih dulu menunjukkan sikap yang jujur, adil, atau contoh yang baik bagi masyarakat dulu. Bukan sebaliknya sehingga membuat contoh masyarakat yang kurang baik. Maka perilaku baik itu haruslah kita mulai dari diri kita sendiri,” pungkas Ludis.
Kedatangan pihak manajemen PLN Pontianak ke stakeholder Pemda Landak untuk membahas Operasi Terpadu tersebut didampingi Manajer PLN Rayon Ngabang Rudi Priyanto dan Humas PT PLN Area Pontianak Ishak Hasan.
Dikatakan Redi, tak hanya melibatkan Pemkab Landak, Operasi Terpadu Tunggakan Listrik itu juga akan melibatkan pihak kepolisian.
“Kita sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian setempat. Paling tidak dapat menyampaikan hak dan tanggung jawab masyarakat yang akan taat dan patuh pada hukum,” kata Redi Zusanto.
Dalam menjalankan pelayanan PLN kepada masyarakat, diakui Redi, pihaknya terus melakukan pembenahan terutama di daerah PLN Rayon Ngabang.
“Tentu semua itu tidak akan membuahkan hasil baik bila tidak ada dukungan semua pihak. Baik pemerintah daerahnya, tokoh masyarakat, tokoh agama hingga masyarakat dan pelanggan sendiri. Kita harap PLN ini bisa jadi milik kita bersama untuk saling mengisi dan membangun bersama, demi kemajuan masyarakat di Kabupaten Landak ini,” harap Rudi. [lam]

PLN Turunkan Tim Penagihan

Tunggakan Pelanggan Capai Rp 1,3 Miliar

Sintang – Tunggakan pelanggan di wilayah kerja PLN Rayon Sintang sudah berada di ambang batas wajar. Persoalan ini membuat pihak PLN menurunkan tim khusus untuk melakukan penagihan.
“Ada tim dari wilayah. Mereka akan melakukan penagihan terhadap pelanggan yang menunggak,” ungkap Manajer PLN Rayon Sintang H Suharman, didampingi Ketua Tim Penagihan dari PLN Wilayah Bidang Analisis Kinerja Yusuf Wibowo, pada Equator, Selasa (6/12) kemarin.
Pria yang akrab disapa Pak Haji ini menuturkan sampai bulan Oktober tunggakan pelanggan mencapai Rp 1,3 miliar. Tunggakan paling besar terdapat dalam Kota Sintang. Sebagian besar tunggakan dari pelanggan rumah tangga. Tunggakan ini sudah mulai berkurang setelah PLN menurunkan tim penagihan. “Sekarang hanya tinggal Rp 900 jutaan,” ujarnya.
Tim ini, lanjut Suharman, masih akan terus bekerja hingga jumlah tunggakan benar-benar berkurang. Konsekuensi bagi pelanggan yang menunggak akan dilakukan pemutusan aliran listrik. “Lewat tiga bulan kita putus. Kalau tidak juga membayar akan kita bongkar (meteran),” tegasnya.
Penyambungan kembali, sambung Suharman, baru bisa dilakukan apabila pelanggan sudah membayar jumlah tunggakan. Namun khusus pelanggan yang sudah dilakukan pembongkaran, mereka harus terlebih dahulu membayar biaya penyambungan.
“Kalau sudah dibongkar, dia harus membayar biaya sambungan dulu, baru bisa disambung kembali. Makanya kita minta masyarakat agar tidak nunggak. Ini semua demi kebaikan kita semua,” ucapnya.
Selama ini, kata Suharman, pihaknya sudah berupaya memberikan kemudahan semaksimal mungkin kepada pelanggan untuk melakukan pembayaran listrik agar tidak terjadi tunggakan. “Kalau tidak bisa datang ke kantor, bisa lewat bank. Yang penting ada kemauan. Jangan sampai dibiarkan berlarut-larut. Lama-kelamaan membengkak,” ujarnya.
Ditambahkan Ketua Tim Penagihan dari PLN Wilayah Yusuf Wibowo, selama ini PLN sudah cukup toleransi dengan para pelanggan yang menunggak. Menurutnya, bila mengacu pada aturan PLN, tunggakan satu bulan sudah bisa dilakukan pemutusan.
“Hanya memang, selama ini kita lebih mengutamakan sikap toleransi terlebih dahulu. Kalau memang sudah mau membayar baru kita terapkan sangsi berupa pemutusan bahkan pembongkaran meteran,” ucapnya.
Menurut Yusuf Wibowo, kebanyakan tunggakan dikarenakan kelalaian pelanggan. Mereka malas mendatangi kantor PLN atau tempat pembayaran lainnya yang telah disediakan. Akibat dari kelalaian itu, tidak sedikit di antaranya tunggakan menjadi membengkak. “Ada yang sampai tujuh bulan nunggak. Tapi setelah kita tagih mereka lebih pilih membayar daripada dibongkar,” terangnya.
Sebenarnya, kata Yusuf Wibowo, kejadian seperti ini tidak terjadi bila pelanggan tepat waktu. “Kita imbau masyarakat jangan nunggak. Bayarlah rekening itu tepat waktu. Ini semua demi kebaikan kita semua,” pungkasnya. (din)

PLN Mulai Lakukan Penyegelan

Petugas PLN memasang segel pada kWh meter pelanggan yang menunggak
Petugas PLN memasang segel pada kWh meter pelanggan yang menunggak
Singkawang – PT PLN (Persero) Kota Singkawang mulai menyegel kWh meter pelanggan yang menunggak pembayaran rekening listrik selama satu bulan. Stiker segel akan dibuka kembali, bila pelanggan sudah melunasi tagihan rekening listriknya.
“Penyegelan terhadap kWh meter pelanggan yang menunggak sedang berjalan, sekitar 600 segel sudah disebar petugas untuk tunggakan-tunggakan berjalan,” kata Arif Kuncoro, Manajer PT PLN (Persero) Cabang Singkawang, kepada wartawan, kemarin (5/12).
Bila tunggakan lebih dari tiga bulan, aliran listrik langsung diputus. Bila sudah diputus, berarti kalau ingin mendapatkan aliran listrik lagi harus mendaftar baru. Sebenarnya, bila pelanggan menunggak satu bulan pun, PLN sudah berhak untuk melakukan pemutusan aliran listrik. Tetapi, kebijakan pemutusan dilakukan setelah tiga bulan menunggak, agar tidak terlalu memberatkan pelanggan.
Arif menjelaskan, penyegelan dan pemutusan itu dilakukan untuk memperlancar pelayanan PLN terhadap masyarakat, mengingat jumlah tunggakan para pelanggan listrik sangat besar, dan hal tersebut mengganggu operasional kelistrikan.
“Penyegelan dilakukan agar memberikan efek jera kepada pelanggan yang menunggak,” katanya.
Pelanggan PLN menunggak membayar rekening listrik dikarenakan beberapa faktor, di antaranya karena rumahnya kosong. Tetapi paling dominan itu karena alasan lupa.
“Penunggak paling banyak itu pelanggan rumah tangga, sementara instansi-instansi pemerintah sudah tidak ada yang menunggak,” ujar Arief
Dia mengungkapkan, untuk wilayah Kota Singkawang saja, hingga akhir Oktober 2011 terdapat 13.635 lembar rekening listrik yang belum dibayar. Tagihan itu mencapai sekitar Rp 1,6 miliar. “Mungkin saja satu pelanggan itu mempunyai beberapa lembar rekening listrik yang belum dibayar,” kata Arif.
Sedangkan untuk wilayah Singkawang, Bengkayang, dan Sambas (Singbebas) terakumulasi 42.774 lembar rekening listrik yang belum dibayar pelanggan. Total tagihannya mencapai sekitar Rp 3,4 miliar.
Dengan jumlah sebesar itu, tentunya PLN tidak dapat menggunakan uang tersebut untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Padahal tuntutan terus meningkat dari tahun ke tahun.
Dengan kebijakan penyegelan terhadap pelanggan yang menunggak saat ini, kata Arief, nilai tunggakan terus berkurang. Pada November lalu sisa Rp 2,5 miliar dan Desember ini ditargetkan Rp 1,2 miliar.
Terkait dengan kebijakan penyegelan dan pemutusan aliran listrik, tentunya akan memunculkan opini di masyarakat kalau hal tersebut tidak sebanding dengan pelayanan yang diberikan PLN saat ini.
Menanggapi hal tersebut, Arif menjelaskan, hendaknya masyarakat memahaminya, kalau listrik padam yang tidak lagi dalam waktu lama seperti belakangan terakhir, karena gangguan distribusi listrik dari Kota Pontianak.
“Saat ini listrik di Kota Singkawang masih mendapatkan distribusi dari Pontianak sekitar 19 megawatt, bila terganggu akan terjadi pemadaman, tapi tidak akan lama, kecuali kalau ada perawatan,” kata Arif. (dik)

Pemkab Lunasi Tunggakan Listrik

Sungai Raya – Pemerintah Daerah Kubu Raya akhirnya melunasi listrik penerangan jalan sebesar Rp 2.564.769.090,- (dua setengah miliar rupiah). Dibayarnya tunggakan listrik dari bulan Mei-Oktober 2011 ini mendapat apresiasi dari PT PLN (Persero) Cabang Pontianak.
“Kita berterima kasih kepada Pemkab Kubu Raya yang telah membayar tagihan listrik penerangan jalannya. Karena dengan dana sebesar itu kita dapat mengoptimalkan operasional PT PLN khususnya untuk melayani penggunaan listrik yang ada di jalan wilayah Kubu Raya,” kata Masfar Thomas SH, Humas PT PLN (Persero) Cabang Pontianak, kemarin.
Ketua DPC Serikat Pekerja PT PLN Cabang Pontianak ini juga berharap agar Pemkab Kubu Raya dapat mengalokasikan dana sebelum tanggal 20, setiap bulannya.
“Selain tidak menumpuknya tunggakan, pembayaran tepat waktu juga akan menghindari biaya keterlambatan,” tuturnya.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Kubu Raya siap untuk melunasi pembayaran beban listrik kepada PT PLN yang menunggak selama enam bulan dengan total tagihan Rp 2,5 miliar.
"Kita sudah menganggarkan pembayaran beban listrik kepada PT PLN dalam APBD Perubahan Kubu Raya tahun 2011 ini dengan total anggaran Rp 2,8 miliar. Karena anggarannya sudah ada, tinggal menunggu realisasinya saja," kata Kepala Bagian Anggaran dan Keuangan, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Kubu Raya Gunawan kepada wartawan, kemarin.
Menurutnya, penunggakan tersebut terjadi karena pada APBD murni Kubu Raya tahun 2011 mengalami keterbatasan anggaran, sehingga pembayaran beban listrik penerangan jalan dan umum kepada PT PLN tidak sepenuhnya dianggarkan selama satu tahun. Namun, pada APBD Perubahan 2011, anggaran tersebut ditambahkan untuk pembayaran listrik hingga bulan Desember.
Dikarenakan pos anggaran pembayaran beban listrik tersebut sudah berada di pos sekretariat daerah, sehingga tinggal menunggu realisasinya saja.
Sementara Kepala Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Kubu Raya Mochtar mengatakan sampai saat ini pihaknya juga masih menunggu proses pencairan anggaran tersebut.
"Kita sudah mengusulkan anggaran untuk pembayaran beban listrik penerangan jalan pada APBD murni maupun APBD Perubahan 2011 ini. Kita tunggu saja proses pencairannya, jika anggarannya sudah ada tentu akan kita bayarkan segera," pungkasnya. (oen)

Tunggakan Listrik, Landak Tertinggi Se-Indonesia

Bupati Landak Adrianus Asia Sidot
Istimewa
Bupati Landak DR Adrianus Asia Sidot bersama jajarannya berkomitmen dengan PLN untuk menurunkan tunggakan listrik
Landak – Maraknya konsumen yang menunggak membayar rekening listrik disikapi serius Pemkab Landak. Bupati Landak DR Adrianus Asia Sidot meminta Camat Menyuke dan Sengah Temila ikut membantu PT PLN untuk membantu menurunkan angka tunggakan listrik. Jangan sampai Landak masih tercatat sebagai penunggak rekening listrik tertinggi se-Indonesia.
Surat kesepakatan bersama yang ditandatangani camat, polsek, Danramil, Dewan Adat Dayak (DAD) serta kepala desa (kades), dan kepala dusun (Kadus), menjadi bukti tertulis atas upaya menurunkan angka konsumen menunggak pembayaran rekening listrik. Kesepakatan itu bertuliskan, selalu membayar rekening listrik tepat waktu, membantu menyampaikan kepada PLN adanya pemakaian listrik ilegal dan melindungi petugas PLN dalam menagih tunggakan listrik. Kemudian memutus sementara aliran listrik terhadap konsumen yang menunggak, selalu mengingatkan kepada pelanggan yang menunggak untuk melunasi tunggakan atau dengan cara mencicil. Selain itu mendukung langkah PLN memutus sementara atau membongkar rampung pelanggan PLN yang menunggak di atas tiga bulan. PLN dalam menjalankan tugasnya harus mengedepankan cara-cara persuasive dan melihat kultur budaya setempat, serta diharapkan selalu peduli dan tanggap terhadap laporan masyarakat berkaitan dengan gangguan listrik. PLN juga diminta mengawasi pencatatan meteran listrik yang membuat pembayaran tidak sesuai.
“Kita ketahui tunggakan di Kabupaten Landak terkenal sangat tinggi se-Indonesia, mencapai Rp3,5 miliar. Ini bukan prestasi yang terdengar, namun permasalahan yang harus kita atasi bersama,” tegas Adrianus Asia Sidot dalam sambutannya sekaligus membuka sosialisasi pembayaran listrik tepat waktu di Gedung Paroki, Kecamatan Sengah Temila, kemarin.
“Untuk itu saya instruksikan kepada jajaran di Kabupaten Landak, khususnya pada camat, kepala desa, kepala dusun, tokoh masyarakat, dan pelanggan sendiri untuk turut berkomitmen menurunkan tunggakan ini. Selain itu pelanggan untuk sadar membayar listrik tepat waktu,” lanjutnya.
Sosialisasi pembayaran listrik dihadiri camat, polsek, dan Danramil juga dihadiri para kades, kadus, tokoh agama, masyarakat, serta pengurus DAD Landak. Hadir pula Manajer PT PLN (Persero) Rayon Ngabang Rudi Priyanto, Supervisor Tansaksi Energi Listrik Adryanto Simanjuntk, serta Humas PT PLN Area Pontianak Ishak Hasan.
Tunggakan ini, lanjut Adrianus, selain berpengaruh pada pendapatan PLN yang notabene milik negara, juga berdampak pada bagi hasil Pemkab Landak dengan PLN dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Pelanggan harus memahami dan sadar, listrik yang dibayar guna menunjang pembangunan daerah sendiri. Terutama dalam pembangunan kelistrikan di Kabupaten Landak. Masih banyak rakyat kita yang belum memiliki listrik, sudah menikmati listrik. Haruslah bersyukur dan memikirkan masyarakat lain yang belum mendapatkannya,” kata Adrianus.
PLN, lanjut Adrianus, sudah cukup berbaik hati. Khususnya untuk pelanggan di Kabupaten Landak. Dengan kondisi yang masih merugi, para pelanggan yang lama menunggak tidak dilakukan pemutusan langsung, namun terlebih dahulu melakukan pemberitahuan atau peringatan untuk membayar.
“Ini ada saya lihat sampai 10 tahun tidak membayar listrik. Dan PLN tidak memutuskannya. Kalau PLN ini milik swasta, mungkin sudah bangkrut karena merugi akibat tunggakan dan tingginya biaya operasional. Kalau bangkrut tentu kita tidak dapat menikmati listrik lagi di daerah ini,” papar Adrianus.
Bupati Adrianus mengharapkan adanya kesadaran masyarakat khususnya pelanggan. Baik melunasi tunggakannya juga membayar listrik tepat waktu dari tanggal 1 sampai 20 setiap bulannya.
Yosep, Camat Sengat Temila, mengimbau kepada bawahannya, dengan sosialisasi ini diharapkan para kades dan kadus serta tokoh masyarakat dapat menyampaikan kepada pelanggan di kampung-kampung, agar tetap taat membayar listrik.
“Nanti data para penunggak saya sampaikan kepada para kades dan kadus untuk meminta pelanggan PLN di daerahnya masing-masing agar taat bayar listrik tepat waktu. Bila perlu yang menunggak didata dan ditempelkan di rumahnya sebagai pelanggan penunggak, agar tetap ingat untuk membayar listrik,” pesan Yosep.
Manajer PT PLN (Persero) Rayon Ngabang Rudi Priyanto mengatakan tunggakan konsumen di Kabupaten Landak sudah mencapai Rp3,5 miliar. Tunggakan ini sangat jauh dari jumlah rekening pelanggan yang hanya mencapai Rp1,3 miliar. Sedangkan konsumen PLN di Landak hanya 22 ribu pelanggan.
“Tentu dari hasil rekening Rp1,3 miliar tidak sebanding dengan hasil yang didapatkan dari tunggakan mencapai Rp3,5 miliar. Bahkan PLN telah disubsidi oleh pemerintah agar operasionalnya di Landak tetap jalan. Karena pengeluaran PLN Landak tiap bulan bisa mencapai Rp6 miliar lebih, sedangkan pendapatannya hanya Rp1,3 miliar,” jelas Rudi.
Dari pendapatan Rp1,3 miliar tersebut, kata Rudi, tidak semua diperuntukkan untuk PLN. Namun ada 10 persennya diserahkan ke Pemkab Landak sebagai dana bagi hasil dari Pajak Penerangan Jalan (PPL).
“Untuk itu agar masyarakat lain mendapatkan listrik, tentu perlu dukungan semua pihak. Terutama bagi pelanggan yang menunggak untuk melunasi tunggakan serta tetap membayar listrik tepat waktu. Agar PLN dapat mengembangkan pembangunan listrik di tempat saudara-saudara kita yang belum dialiri listrik,” harap Rudi. (lam)

Kemarau, Danau Sentarum Terbakar

Putussibau – Dampak kemarau dan kekeringan yang melanda wilayah pedalaman menyebabkan Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) terbakar. Pemkab Kapuas Hulu melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) akan mengambil langkah penyelamatan.
“Memang benar ada kawasan di Taman Nasional Danau Sentarum yang mengalami kebakaran. Kami baru saja kembali melakukan pemantauan ke lokasi. Kebakaran terjadi sejak enam hari lalu,” ujar Gunawan SE, Kepala Pelaksana Harian BPBD Kapuas Hulu ditemui wartawan di kantornya, Rabu (20/6).
Kamis (21/6) hari ini dinas terkait menggelar rapat penanggulangan. Pihaknya baru mendapatkan laporan, Selasa (19/6) sore. Atas laporan itu, ia bersama beberapa jajarannya langsung terjun ke lokasi.
Pantauan di lokasi terdapat beberapa titik api yang membakar lahan di kompleks danau. Namun informasinya, pihak Balai Besar TNDS sudah bisa memadamkan api sekitar 34 hektare. Hanya saja, kebakaran masih terjadi di beberapa titik lainnya. “Titik api dan kepulan asap bisa terlihat dari Genting Lanjak Jalan Lintas Utara tak jauh dari Kota Lanjak, Kecamatan Batang Lupar,” jelasnya.
Atas kebakaran lahan itu, Gunawan setelah melapor ke Bupati Kapuas Hulu, rencananya pada Kamis (21/9) hari ini pemerintah Kabupaten akan menggelar rapat koordinasi. “Kita sudah sebarkan undangan. Seluruh forum komunikasi pimpinan daerah, SKPD terkait, dan pihak lainnya kita undang. Rapat akan dipimpin langsung Bapak Bupati,” ujarnya.
Disinggung penyebab kebakaran, Gunawan belum mendapatkan informasi yang jelas. Apakah sengaja dibakar atau kondisi alam tertentu yang menyebabkan terjadinya kebakaran.
Dijelaskan, berbagai kemungkinan penyebab kebakaran itu bisa saja mencuat. Mengingat kondisi kemarau seperti sekarang kawasan danau menjadi kering. Tak ada air di kawasan danau, sehingga yang ada hanya pepohonan, semak belukar, dan tanaman merangas lainnya. Diduga, bisa saja karena faktor panas yang menyengat gesekan antarranting pohon menimbulkan percik api yang kemudian membesar.
“Banyak faktor yang bisa menjadi penyebab. Jika disengaja kemungkinannya kecil. Keadaan alam sekarang yang lagi musim kemarau dan sengatan matahari yang luas biasa panas juga bisa menjadi faktor penyebab. Kita saat ini akan fokus pada penanganan kebakaran jangan sampai meluas hingga ke perkampungan masyarakat,” tuntasnya. (aRm)

Jalan ke Danau Sentarum Kecipratan Rp1,4 M

Putussibau. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kapuas Hulu mendapat jatah perbaikan jalan setapak (board walk) Rp1,4 M. Dana tersebut seharusnya sudah diterima pada tahun ini. Namun karena ada kendala dana tersebut baru bisa direalisasikan 2012 mendatang. “Dana ini untuk pengembangan tempat wisata dari pemerintah pusat,” tegas, Frans Leonardus, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kapuas Hulu.
Usulan untuk tahun 2012 katanya ada tiga item, yakni jembatan ke danau satu paket, lanting penginapan empat unit dan pintu gerbang menuju kawasan Danau Sentarum. Total keseluruhan dana yang diusulkan sebesar Rp 7,5 miliar. “Kami telah mengusulkan kepada Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Sebab kalau tidak salah total anggaran dana tersedia Rp 48,5 miliar di Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Untuk Kalbar hanya Danau Sentarum dan Kampung Beting Kota Pontianak,” ujar Frans Leonardus.
Bantuan dari pusat tersebut untuk pembangunan jalan setapak di area wisata Danau Sentarum sepanjang 300 meter. Pembangunan jalan itu nantinya dapat menunjang kemudahan akses turis untuk menyusuri lokasi-lokasi wisata di sekitar Taman Nasional Danau Sentarum. Selama ini katanya, turis yang datang terpaksa menggunakan sampan melintasi aliran sungai. Meskipun tujuannya hanya melihat area pemandangan alam dan sekitarnya.
Dana lainnya sudah dikucurkan sejak tahun 2009-2010, kemudian dilanjutkan 2011 ini. Rencana penggunaannya akan direalisasikan untuk membangun tempat peristirahatan turis dan pendopo di atas bukit atau tempat tinggi di sekitar Danau Sentarum. Hanya saja Dinas Pariwisata Kapuas Hulu mendapat kendala utama, yakni akses infrastruktur jalan yang rusak di Lintas Utara yang masih rusak.
Upaya lain, dengan koordinasi pemerintah pusat agar memerhatikan akses menuju tempat lokasi pariwisata. Selain melewati jalur sungai, wisatawan terpaksa melewati jalan rusak dan melewati jalan tikus karena infrastruktur jalan yang begitu rusak parah. Usaha lain untuk menarik wisatawan, Pemkab Kapuas Hulu sudah berupaya untuk mencari jalan keluar. Terutama dengan menyediakan kapal klotok yang sekaligus bisa dijadikan tempat penginapan wisatawan. Kapal klotok tersebut, selain menjadi tempat penginapan juga bisa menyusuri area sungai yang memiliki panorama alam yang menarik bagi wisatawan. “Kita butuh kerja sama semua pihak untuk terus mempromosikan keberadaan objek wisata di Kapuas Hulu,” ajak Frans Leonardus. (lil)

Sentarum, Danau Terunik dengan Jenis Ikan Terkaya

Danau Sentarum
Danau Sentarum
Putussibau
 
Kalau saja pemerintah pusat, Provinsi Kalbar, dan Kabupaten Kapuas Hulu jeli, Uncak Kapuas bisa dikelola sebagai kabupaten konservasi. Aset utamanya adalah Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) dan Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK).
“Potensi perikanan dan lebah madu liar sangat potensial sebagai sumber ekonomi masyarakat setempat dan danau paling unik di dunia sebagai aset pariwisata,” ungkap Ir Gunung Wallestein Sinaga, Kepala Kantor TNDS melalui Kasubag TU Ir Budi Suryansah di kantornya di Sintang, kepada Equator Senin (19/3).
Sayang memang, danau di Kapuas Hulu tetapi kantor pengelolanya di Sintang, belum ditangani secara profesional. Padahal, danau seluas 132.000 hektare ini adalah bank alam penyimpan kekayaan ekonomi masyarakat setempat.
“Hasil panen berbagai jenis ikan berasal dari danau ini berkisar antara Rp10-13 miliar per tahun, baik ikan segar maupun olahan ikan asin. Arwana super red (Schleropagus formosus) yang terkenal di dunia dan sangat mahal itu berpijah di Danau Sentarum,” kata Budi.
Sekitar 70 persen ikan asin dan ikan salai yang dipasarkan se-Kalbar dihasilkan dari kawasan Sentarum. Belum lagi jenis ikan hias seperti ikan ulanguli (Botia macracantha) dan ringau (Colus microlepis), serta puluhan jenis yang belum diketahui akan jadi sorotan dunia.
Madu alam dari lebah liar juga telah menyatukan masyarakat dari beberapa suku membentuk organisasi bernama Asosiasi Periau Danau Sentarum. Asosiasi ini menghasilkan madu bersertifikat organik dari Bio Cert. Produksi madu sekitar 15-20 ton per tahun dengan nilai ekonomi mencapai Rp1,1 miliar.
Panen madu biasanya pada bulan September hingga Februari setiap tahun, bahkan bisa panen dua kali. “Madu ini merupakan satu-satunya madu hutan di Indonesia yang telah terdaftar di lembaga sertifikasi Asosiasi Organik Indonesia sebagai madu organik,” jelas Budi kepada Suhardin dari Equator.

Kawasan terpadu

Di kawasan TNDS berdiri tegak Bukit Tekenang. Kawasan ini dijadikan sentra terpadu pengembangan ikan, bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kapuas Hulu. Sedikitnya 14 kelompok nelayan dari 10 desa telah melakukan budi daya terpadu.
“Kawasan ini kita jadikan sentra bagi para pengunjung. Mereka bisa membawa pulang oleh-oleh dari sini. Banyak jenis ikan disediakan, termasuk ikan segar, ikan asin, maupun ikan salai,” kata Budi.
TNDS berlokasi sekitar 700 km dari muara Sungai Kapuas. Secara geografi berada di antara 00º45´-01º02´ LU dan 111º55´-112º26´ BT atau sekitar 100 km di utara garis Equator. Uniknya, di musim penghujan kawasan seputar danau akan tergenang membentuk danau-danau akibat aliran air yang berasal dari bukit-bukit di sekitarnya. Ada sekitar 88 pulau dan 80 danau yang menyusun menjadi satu kesatuan kawasan Taman Nasional Danau Sentarum.
Fenomena alam sangat memengaruhi kawasan dalam berbagai hal baik ekosistem maupun bentuk karakteristik kehidupan flora dan fauna serta masyarakat setempat. Suksesi alam flora dan pola kehidupan satwa serta manusia menjadi unik setiap tahunnya pada daerah ini.
Hasil penelitian tahun 1992 sampai 1996 antara Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat dengan ODA (UK-ITMFP Project 5) yang dilaksanakan oleh Wetland International Indonesia Programme, terdapat beberapa ekosistem Danau Sentarum. Antara lain: Hutan Rampak Gelagah (Hutan Rawa Kerdil) dengan tumbuhan setinggi 5-8 meter dan tergenang air selama 8-11 bulan dalam setahun.
Hutan Gelagah (Hutan Rawa Terhalang) dengan tumbuhan kerdil setinggi 10-15 meter. Setiap tahun tumbuhan ini terendam setinggi 3-4 meter selama 4-7 bulan, sehingga hanya terlihat tajuknya saja dan sangat indah.
Hutan Pepah (Hutan Rawa Tegakan) dengan tumbuhan yang agak tinggi, yaitu dapat mencapai 25-35 meter. Pada saat banjir paling tinggi hutan ini tergenang antara 1-3 meter selama 2-4 bulan.
Hutan Tepian (Hutan Riparian) adalah hutan di tepian sungai besar. Hutan ini terkadang tergenang selama enam bulan dalam setahunnya.
Hutan Rawa Gambut terdapat pada daerah yang agak tinggi. Hutan ini mungkin tergenang selama 1-4 bulan setahun dengan tinggi genangan kurang dari 1,5 meter.
Hutan Dataran Rendah Perbukitan, tipe hutan ini didominasi oleh jenis dari family Dipterocarpaceae perbukitan rendah.
Hutan Kerangas, dengan tumbuhan yang agak kerdil dengan tinggi sekitar 20-26 meter, diameter batang kecil (kurus) menyerupai pohon pada tingkat tiang.
Kekayaan flora berjumlah 675 jenis yang tergolong dalam 97 familia serta 154 jenis anggrek alam. Fauna yang ditemukan meliputi jenis mamalia (147 jenis), reptilia (31 jenis), aves/burung (311 jenis), amphibi (22 jenis), dan piscer/ikan (266 jenis). Bahkan salah satu jenis reptilia yang sudah dinyatakan punah (Crocodillus raninus) pernah ditemukan kembali di sini.

Aset pariwisata

Selain bank alam melimpah di danau, Kabupaten Kapuas Hulu yang layak berstatus sebagai kabupaten konservasi memiliki dua taman nasional, yaitu Taman Nasional Danau Sentarum dan Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK).
Darmawan SSos MSi, Kabid Pariwisata pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kapuas Hulu, yakin danau dan hutan akan memancing uang dari sektor pariwisata jika dimodali dengan anggaran yang memadai, menyiapkan tenaga ahli, promosi internasional, dan menjaga lingkungan.
“Kapuas Hulu punya dua taman nasional. Sangat tepat untuk mengembangkan ecotourism (pariwisata berwawasan lingkungan). Apalagi TNDS merupakan salah satu dari 29 determinasi Indonesia bersama dengan Pulau Komodo,” jelas Darmawan.
Menurut dia, Disbudpar Kapuas Hulu akan memberikan perhatian khusus pada TNDS dan juga TNBK. “Kita berkonsentrasi penuh untuk pariwisata yang ada di taman nasional,” katanya.
Tanda keseriusan salah satunya melaksanakan pelatihan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Pelatihan ini dalam rangka menciptakan tour guide (pemandu wisata) yang diharapkan mampu menaikkan pamor dan potensi wisata Uncak Kapuas secara nasional dan mancanegara.
Memang, pelatihan ini baru pertama kali di Kalbar. Pelatihan SKKNI berlangsung di Stasiun Riset Danau Sentarum Bukit Tekenang, Kecamatan Batang Lupar. Dilaksanakan 15-21 Januari 2012 lalu yang diikuti 28 peserta. Bahkan Disbudpar Kabupaten Kapuas Hulu mendatangkan fasilitator ahli di bidang pariwisata dari Jakarta dan Bandung.
Kendati kekayaan alam dan potensi wisata sangat luar biasa, TNDS dan TNBK akan menjadi kawasan hutan untuk dicuri kayu-kayunya jika tidak dikelola secara profesional.
Begitu juga dengan penelitian, banyak sekali lembaga penelitian internasional termasuk universitas terkemuka Eropa dan Amerika yang sangat berminat riset di TNDS. Semestinya semua peneliti harus dan wajib menyerahkan hasil risetnya kepada Indonesia.
Kondisi ini juga harus diwaspadai. Lima atau 10 tahun kemudian, mereka lebih memahami flora, fauna, sosial budaya masyarakatnya, serta dokumentasi lengkap, ketimbang Indonesia sendiri. (din/aRm)

FDS-BK Resmi Ditutup

Menjadi Agenda Tahunan

Batang Lupar – Festival Danau Sentarum Betung Kerihun (FDS-BK) yang berlangsung selama lima hari resmi ditutup Agus Mulyana SH, Wakil Bupati Kapuas Hulu. Penutupan ditandai dengan pemukulan kankuang, Jumat (2/12) malam kemarin di halaman Kantor Camat Batang Lupar Desa Lanjak.
Turut hadir dalam penutupan itu, Sekda Kapuas Hulu Ir H Muhammad Sukri, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) sekaligus Ketua Panitia Penyelenggara Drs Alexander Rombonang MMA, dan beberapa kepala dinas lainnya. Sementara itu tampak hadir M Yusuf Habibi selaku Wakil Ketua DPRD Kapuas Hulu, sejumlah camat, kepala desa, serta para tokoh masyarakat, agama, pemuda, dan beserta undangan lainnya. Penutupan ini pun mendapatkan perhatian dari masyarakat sekitar dan lainnya.
“Festival yang telah dilaksanakan ini menjadi titik awal kebangkitan dunia kepariwisataan di Kabupaten Kapuas Hulu. Untuk itu event serupa tetap akan diupayakan terlaksana tiap tahunnya,” kata Agus Mulyana SH dalam kata sambutannya.
FDS-BK bertujuan memperkenalkan potensi pariwisata Kapuas Hulu sebagai destinasi pariwisata yang menarik dikunjungi. Baik pengunjung tingkat regional, nasional, bahkan internasional. Tujuan ini tentu tidak mungkin akan terealisasi dalam waktu yang singkat. Tetapi dengan melihat antusias masyarakat dan seluruh kontingen yang ada, tujuan tersebut dapat tercapai. Sebab ini memerlukan upaya yang sungguh-sungguh serta kerja sama dari seluruh elemen.
“Pelaksanaan FDS-BK yang baru pertama kali diadakan ini tentu akan dievaluasi. Sehingga ke depannya lebih baik lagi, terencana serta variatif,” ujarnya.
Pengembangan pariwisata yang ada, Wakil Bupati mengingatkan agar keanekaragaman dan potensi budaya yang dimiliki tetap dijaga. Karena ini menjadi daya tarik wisatawan, baik nasional maupun internasional untuk berkunjung. Tentu ini akan menjadi kebanggaan seluruh masyarakat Bumi Uncak Kapuas. Tidak kalah pentingnya dapat memberikan kontribusi akan PAD.
“Ini setidaknya menjadi kesempatan masyarakat untuk menikmati keanekaragaman seni dan budaya serta potensi wisata yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu. Masyarakat sekitar juga dapat memanfaatkan peluang ekonomis ini serta dapat menyediakan lapangan kerja di sektor informal,” jelasnya lagi. (aRm)

Ribuan Masyarakat Hadiri Pembukaan FDS-BK

Danau Sentarum Destinasi Wisata Nasional

Bupati Kapuas Hulu AM Nasir SH dan Asisten III Sekda Provinsi FDS-BK
Rombongan Bupati Kapuas Hulu AM Nasir SH dan Asisten III Sekda Provinsi disambut dengan tari-tarian
Putussibau – Pertama kali dilaksanakan Festival Danau Sentarum-Betung Kerihun (FDS-BK) mendapatkan perhatian hangat masyarakat Kabupaten Kapuas Hulu. Ribuan masyarakat tumpah ruah saat pembukaan FDS-BK, Senin (28/11) kemarin di halaman kantor Camat Batang Lupar, Desa Lanjak. Pembukaan dihadiri langsung Bupati Kapuas Hulu AM Nasir SH, Ketua DPRD Ade M Zulkifli, dan sejumlah anggota dewan lainnya, Wakil Bupati Agus Mulyana SH, serta beberapa kepala SKPD dan tamu undangan lainnya.
Bahkan dari pemerintahan provinsi turut hadir, seperti Asisten III Sekda Provinsi Kalbar Kartius SH MSi, Kepala Museum Kalimantan Barat, Kepala Balai Taman Nasional Danau Sentarum Soewignyo.
Kedatangan mereka disambut dengan tari-tarian tiga subsuku di Kecamatan Batang Lupar. Penyambutan pertama dilakukan Suku Melayu, kemudian dilakukan Suku Dayak Iban, dan setelah itu disambut lagi dengan tarian Suku Dayak Tamambaloh.
Asisten III Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat Kartius SH MSi mewakili Gubernur Kalimantan Barat, membuka langsung FDS-BK ditandai dengan pemukulan Kangkuang.
Ketua Panitia Penyelenggara Drs Alexander Rombonang MMA yang juga Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kapuas Hulu mengatakan Festival Danau Sentarum yang baru pertama kali dilaksanakan bertujuan untuk mempromosikan objek wisata Danau Sentarum yang sudah ditetapkan sebagai destinasi objek wisata nasional di Indonesia.
“Tujuan kegiatan ini untuk mempromosikan Danau Sentarum yang selama ini mungkin hanya dikenal begitu saja. Namun kali ini kita mencoba bangkit, sehingga nantinya dapat menarik perhatian wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri,” katanya.
FDS-BK juga merupakan kegiatan kolaborasi antara Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) dan Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK). Selain itu dalam kegiatan yang dikemas sedemikian rupa ini juga memperlombakan berbagai jenis perlombaan, di antaranya Lomba Tarian Pangkak Gasing, Parade Lagu Dayak, Parade Tari Melayu, lomba sampan, lomba menyumpit, lomba berbalas pantun, pemilihan bujang dan dara, serta sejumlah kegiatan lainnya seperti stand pameran dari seluruh kecamatan seluruh SKPD di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Kapuas Hulu.
Sementara itu, Bupati Kapuas Hulu AM Nasir SH menuturkan FDS-BK merupakan evaluasi untuk kegiatan ke depan dalam mengembangkan objek wisata Danau Sentarum yang menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Kapuas Hulu. Apalagi taman ini sudah ditetapkan sebagai destinasi objek wisata yang sudah mendunia. Sehingga dalam pengembangan dan pengelolaan Danau Sentarum diharapkan dukungan semua pihak, baik itu pemerintah pusat, provinsi, hingga lapisan masyarakat bahkan dunia luar. Sebab Kabupaten Kapuas Hulu melalui dua Taman Nasional yang tidak dimiliki oleh daerah lain merupakan paru-paru dunia.
Selain itu Nasir juga berharap dengan dibukanya Pos Lintas Batas (PLB) Nanga Badau pada 2012 mendatang dapat berdampak positif bagi objek wisata Danau Sentarum serta memudahkan para wisatawan untuk berkunjung ke Kapuas Hulu.
Karena itu diminta kepada seluruh masyarakat Kapuas Hulu khususnya yang berada di sekitar Danau Sentarum untuk selalu menjaga rasa keamanan, kenyamanan, serta kebersihan lingkungan sehingga para pengunjung betah. Tidak hanya itu, kearifan budaya lokal juga mesti terus dijaga. (aRm)

Disbudpar Gelar Festival Danau Sentarum

Kepala Disbudpar Kabupaten Kapuas Hulu, Alexander Rombonang
Arman Hairiadi
Kepala Disbudpar Kabupaten Kapuas Hulu, Alexander Rombonang
Putussibau
 
Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kapuas Hulu akan adakan Festival Danau Sentarum (FDS). Gawe yang baru pertama kali digelar di Bumi Uncak Kapuas ini dipastikan berlangsung 28 November-2 Desember 2011. Rencananya event ini akan mengundang Kemenbudpar dan Gubernur Kalbar.
Dipilihnya Tanam Nasional Danau Setarum (TNDS) karena terkenal sebagai salah satu destinasi (tujuan) wisata nasional. Tujuan diadakan FDS, juga untuk mengeksplorasi potensi lewat pemberdayaan masyarakat di kawasan Danau Sentarum.
Selain itu untuk menunjukkan seluruh seni dan budaya di Bumi Uncak Kapuas. Di mana pusat kegiatan akan dilaksanakan di Lanjak, ibu kota Kecamatan Batang Lupar.
“Kita harap Kemenbudpar dan Gubernur Kalbar hadir pada pembukaan FDS itu,” kata Alexander Rombonang, Kepala Disbudpar Kabupaten Kapuas Hulu, kemarin kepada wartawan, di ruang kerjanya.
Kegiatan ini akan dimulai dengan pembukaan pameran dari perwakilan peserta 23 kecamatan di Kapuas Hulu. Bahkan mengundang tim kesenian dari negara Malaysia terutama negara bagian Sarawak. Tamu-tamu VIP diajak melihat pemandangan Danau Sentarum diiringi perahu hias Tambe.
Kemudian pada malam harinya akan diadakan festival tari-tarian, lagu, pemilihan bujang dara, dan presentasi logo. Selama perhelatan juga ada permainan tradisional seperti sumpit dan gasing. Ada juga lomba kuliner, makanan dan kue tradisional yang dibuat langsung di tempat itu, serta akan ada lomba memancing di Danau Sentarum.
FDS ini tidak hanya memperkenalkan etnis besar di Kabupaten Kapuas Hulu yaitu Dayak dan Melayu. Tetapi juga melibatkan partisipasi etnis lain, seperti Tionghoa. Bukan hanya itu saja, FDS yang bekerja sama dengan WWF-TNBK-GIZ ini akan menggelar workshop seminar, mengusung tema Alternatif Pembiayaan untuk Kabupaten dengan Basis Ekowisata dan seminar Peran Masyarakat Adat dalam Pengelolaan Kawasan Hutan.
“Disbudpar juga melibatkan pelajar-pelajar dalam lomba cerdas cermat tingkat SMA dengan tema menggalakkan kawasan konservasi,” ujarnya.
Dikatakan Alexander, Disbudpar siap membuat gaung perhelatan ini lebih terkenal. Sebab mempromosikan FDS ini juga memperkenalkan Kapuas Hulu kepada dunia luar. Untuk itu, segala persiapan mulai dari akomodasi hingga penginapan akan ditingkatkan.
“Kita ajak masyarakat di Lanjak agar berkenan menyediakan rumahnya sebagai penginapan para peserta dan pengunjung,” imbuhnya. (aRm)

Dua Kawasan Milik Dunia

Festival Danau Sentarum-Betung Kerihun

Bupati Kapuas Hulu AM Nasir
Arman Hairiadi
Bupati Kapuas Hulu AM Nasir beserta tamu VIP disambut dengan adat Melayu serta Dayak Iban dan Dayak Tamambaloh
Batang Lupar – Festival Danau Sentarum-Betung Kerihun (FDS-BK) 2012 kembali digelar untuk kedua kalinya. Dibuka oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Kalbar Ir Yusri Zainuddin MT, Rabu (12/12), di Desa Landjak, Kecamatan Batang Lupar, Kapuas Hulu.
Inilah festival untuk menggairahkan pariwisata di kawasan danau yang sebenarnya sudah menjadi “milik” dunia itu. Suasana begitu meriah, akrab, dan bernuansa ramahnya masyarakat dengan lingkungan lestari di Uncak Kapuas.
Para tamu kebanggaan warga disongsong di depan rumah jabatan Camat Batang Lupar. Tamu VIP tersebut disambut dengan adat Melayu serta Dayak Iban dan Dayak Tamambaloh. Dilanjutkan tour cruising menikmati panorama kawasan Danau Sentarum, danau paling unik di dunia baik vegetasi, flora-fauna, serta masyarakatnya.
Touring cruising dengan 20 speedboat melayari kawasan sekitar 2,5 jam, pertama kali melewati lokasi lomba sampan tradisional di daerah pasir panjang. Tur dilanjutkan melewati beberapa kampung musiman dan kampung nelayan.
Daerah ini biasanya ramai dengan masyarakat yang sedang beraktivitas menangkap ikan. Ketika musim kemarau tiba, masyarakat yang menghuni kampung ini bertambah dua kali yang berasal dari Kecamatan Selimbau dan Batang Lupar.
Tour cruising sampai ke Bukit Tekenang, sebagai pusat lapangan dari Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS). Setelah menikmati panorama Bukit Tekenang, rombongan kembali ke Desa Landjak. Rute pulang yang digunakan berbeda. Rombongan melewati kampung musiman dan kampung nelayan lainnya.
Setiba di Desa Landjak acara dilanjutkan dengan pembukaan FDS-BK II, sekitar pukul 16.00 di lapangan Kantor Camat Batang Lupar. Acara diawali dengan devile kontingen dari 23 kecamatan se-Kapuas Hulu.
Ketua Umum Panitia Pelaksana Drs Alexander Rombonang MMA mengatakan ada dua ikon penting di Kapuas Hulu, yaitu Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) dan Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK). Inilah kawasan taman nasional yang diakui dan selalu dipantau oleh masyarakat internasional.
Nama festival ini diambil dari kedua nama tersebut. Kedua nama ini diharapkan dapat mengangkat dunia pariwisata Kapuas Hulu, karena memiliki beraneka ragam kekayaan alam, panorama serta pesona budaya dari berbagai etnis yang ada. “FDS-BK 2012 ini merupakan pelaksanaan yang kedua kebangkitan dunia kepariwisataan Kapuas Hulu,” ujarnya.
Tujuan festival memperkenalkan potensi pariwisata Kapuas Hulu sebagai destinasi pariwisata dunia yang menarik, unik, langka, yang dikenal sebagai paru-paru dunia dari kabupaten konservasi itu.
Masyarakat sekitar kawasan Danau Sentarum dan Betung Kerihun, serta masyarakat Kapuas Hulu umumnya mendapat kesempatan untuk berwisata serta lebih memahami kekayaan seni, budaya, dan potensi wisata yang dimiliki. Mereka adalah masyarakat yang kaya sebagai pemilik keanekaragaman hayati yang tak ada duanya.
“Selain itu melalui festival ini diharapkan dapat memberdayakan masyarakat dalam memanfaatkan peluang ekonomi dan penyediaan lapangan kerja di sektor informal,” kata Alex.
Dipaparkan Alex, FDS-BK tahun 2012 ini pada dasarnya terdiri atas tiga rangkaian kegiatan. Pertama, pertemuan tahunan masyarakat Danau Sentarum yang pelaksanaannya telah dimulai Senin (10/12) kemarin. Kemudian malam ini (12/12) akan diakhiri dengan penyampaian hasil yang dilanjutkan dengan dialog masyarakat dengan bupati didampingi para pimpinan SKPD di lingkungan pemerintah Kapuas Hulu. Kedua, acara puncak yang dilaksanakan hari ini (Rabu, red) hingga tiga hari ke depan. Ketiga, pertemuan para pengusaha jasa pariwisata (travel mart) yang akan dilaksanakan pada 13-15 Desember 2012 di Putussibau, dilanjutkan dengan kunjungan lapangan ke kawasan Danau Sentarum.
“Adapun jenis-jenis kegiatan yang dilaksanakan pada kegiatan puncak ini adalah tour cruising di kawasan Danau Sentarum, pameran produk unggulan yang diikuti berbagai instansi baik pemerintahan maupun swasta, parade lagu Dayak dan Melayu, parade tari Dayak dan Melayu, lomba berbalas pantun, pemilihan bujang dara pariwisata Kapuas Hulu, lomba sampan tradisional, lomba pangkak gasing, dan lomba menyumpit,” terang pria yang menjabat Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kapuas Hulu ini.

Kekayaan dunia

Bupati AM Nasir SH mengungkapkan, dalam rangka RPJMD tahun 2010-2015 secara jelas telah dinyatakan bahwa ekowisata sebagai sektor utama (leading sector) pembangunan Kabupaten Kapuas Hulu.
Dilandasi oleh kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian alam dan lingkungan yang dimiliki, pemanfaatannya berkesinambungan dan secara berhati-hati untuk kelestarian lingkungan.
“Semangat pembangunan ekowisata merupakan implementasi nyata dari inisiatif kabupaten konservasi yang sudah lama kita deklarasikan. Pembangunan bidang ekowisata, mengutamakan prinsip keikutsertaan masyarakat secara luas, pengelolaan potensi alam secara bertanggung jawab, untuk mendapatkan keuntungan ekonomi yang bisa dinikmati langsung oleh masyarakat,” tutur Nasir.
Kapuas Hulu, lanjut Bupati, memiliki dua taman nasional, yaitu TNDS dan TNBK. Keduanya telah menjadi ikon besar dan terkenal, tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga mancanegara. Kedua nama ini diharapkan dapat mengangkat dunia pariwisata Kapuas Hulu karena memiliki beraneka ragam kekayaan flora dan fauna serta potensi kepariwisataan yang sungguh mengagumkan.
Terdapat beberapa tujuan penting dilaksanakannya FDS-BK ini. Pertama memperkenalkan potensi pariwisata Kapuas Hulu sebagai destinasi pariwisata yang menarik dikunjungi baik ke tingkat regional, nasional, maupun internasional.
Kedua, masyarakat mendapat kesempatan untuk berwisata sambil lebih memahami kekayaan seni, budaya, serta potensi yang dimiliki Kapuas Hulu. Ketiga, melalui festival ini diharapkan dapat memberdayakan masyarakat dalam memanfaatkan peluang ekonomi dan penyediaan lapangan kerja di sektor informal. “Saya menekankan kepada kita semua untuk menjaga dan mengawal pelaksanaan event ini dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.
Nasir pun meminta panitia pelaksana setelah berakhirnya kegiatan membuat laporan sebagai bahan evaluasi. Evaluasi ini penting sebagai bahan penyusunan rencana agar lebih baik di masa yang akan datang. Selanjutnya, programkan pembinaan untuk seluruh potensi yang dimiliki. Pembinaan tidak hanya dilakukan para pemenang lomba, tetapi bagi seluruhnya.
“Buat perencanaan yang lebih baik, agar di masa yang akan datang pelaksanaannya lebih bervariatif dan lebih berkualitas,” imbau Bupati.
Sebenarnya banyak dari pemerintah pusat ingin menghadiri kegiatan ini. Namun karena bulan Desember banyak kegiatan, sehingga mengurungi niatnya. Untuk itu ke depannya akan dievaluasi kembali jadwal pelaksanaan FDS-BK. “Apakah itu awal tahun, Januari atau Februari dan seterusnya,” tukas Nasir.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Kalbar Ir Yusri Zainuddin MT mengatakan karena sumber daya alam mulai menipis, maka pariwisata target pendapatan.
Sebagai negara kepulauan yang memiliki kekayaan flora dan fauna, sehingga berpotensi mendatangkan banyak wisatawan. “Ini dapat terwujud bila kita ada tekad dan kuat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
FDS-BK ini menurut Yusri adalah salah satu cara yang sudah dilakukan dari tahun lalu dan diharapkan menjadi calendar event nasional. “Karena Danau Sentarum dan Betung Kerihun memiliki kekayaan flora dan fauna serta lainnya,” katanya.
Kendala yang dihadapi adalah permasalahan jalan, alat transportasi, akomodasi, serta penyusunan kalender wisata dan promosi. Transportasi hanya bisa dilalui jalan darat dan air yang memerlukan waktu yang lama. Untuk mengatasinya butuh akses transportasi udara yang memadai.
“Biarkan event ini menjadi unggulan dan dilaksanakan Kabupaten Kapuas Hulu. Tapi tentu akan ada kolaborasi dari kami di provinsi maupun di pusat untuk mendukung terus kegiatan ini,” katanya.
Acara pembukaan ditandai dengan pemukulan Kangkuang (alat tradisonal musik Dayak) secara bersama-sama oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalbar dan Bupati Kapuas Hulu.
Acara yang menjadi perhatian masyarakat Kapuas Hulu, terutama Kecamatan Batang Lupar. Walaupun pembukaan berlangsung hingga sekitar 18.30, masyarakat belum beranjak hingga usai.
Festival ini lebih meriah dari tahun sebelumnya, 63 stand yang disediakan panitia terisi semua. Bahkan panitia terpaksa tidak dapat mengakomodasi banyak peserta yang ingin berpartisipasi.
Stan selain diisi kecamatan, juga diramaikan instansi pemerintahan, NGO, dan bahkan pihak swasta. Mulai dari menampilkan unggulan instansi masing-masing ada juga peserta menjual berbagai makanan, pakaian, kerajinan, dan lain sebagainya. (aRm)

Bambang Si Penikmat “Daun Muda” Ditangguhkan

Proses Hukum Tetap Berjalan

Pontianak – Kapolsek Pontianak Kota AKP Temanggangro Machmud membantah Plt Direktur Yayasan Nanda Dian Nusantara (YNDN) Hendrik Damanik. Polisi masih menetapkan Bambang, 55, pria hidung belang yang meniduri YN, 14, dan FN, 14, siswi salah satu SMPN Pontianak Selatan sebagai tersangka, meskipun kini tak lagi menjadi penghuni tahanan Polsek Pontianak Kota.
“Kami menetapkan pelaku untuk wajib lapor setelah ditangguhkan karena sakit,” kata AKP Temanggangro Machmud, Kapolsekta Pontianak Kota, Kamis (13/12).
Kasus pelecehan seksual terhadap anak bawah umur ini dilaporkan Mardiana, ibunda FN dengan nomor LP /4069/K/IX/2012 tanggal 17 September 2012 lalu. Dasar laporan, pada Minggu 16 September 2012 lalu sekitar 16.00, di Hotel Mini Jalan KH Wahid Hasyim, petugas Polsek Pontianak Kota mendapatkan informasi adanya prostitusi PSK anak. Polisi melakukan penggerebekan membekuk Bambang dengan YN dan FN dalam kamar hotel.
“Saat itu korban baru saja habis mandi dan belum terjadi hubungan badan/persetubuhan, selanjutnya anggota membawa Bambang dan korban ke polsek, kemudian kepolisian menghubungi orang tuanya dan dilakukan pemeriksaan terhadap saksi serta tersangka. Korban divisum, dilakukan penahanan terhadap Bambang pada 18 September 2012 hingga 2 Oktober 2012,” ungkap Temanggangro.
Temanggangro menerima permohonan penangguhan terhadap Bambang dengan pertimbangan sakit. Selain itu Bambang melalui keluarganya memberikan santunan untuk pendidikan bagi korban. Ada juga permohonan maaf atau perdamaian dari kedua belah pihak.
“Selanjutnya terhadap Bambang dikenakan wajib lapor Senin dan Kamis setelah sembuh dari sakit. Penyidikan telah dilakukan tahap I pada 24 Oktober 2012, mendapat P-19 dari Kejari pada 13 November 2012 dan telah dilengkapi, kemudian berkas dikirim kembali pada tanggal 5 Desember 2012,” tegasnya.
Dikatakan Kapolsek, saat ini pihaknya sedang menunggu P-21 (berkas dinyatakan lengkap) dari Kejari. Setelah lengkap baru dilimpahkan ke kejaksaan untuk penuntutan. “Persidangan itu adanya di pengadilan. Selain itu juga kami telah koordinasi dengan pemkot dalam penanganan kasus ini, baik Dinas Sosial maupun dengan Bapak Wakil Walikota Paryadi Shut,” papar Temanggangro.
“Tidak benar Bambang yang merupakan tersangka telah dibebaskan maupun dilepaskan. Lantaran sampai saat ini masih dalam proses hukum lebih lanjut dan kita sedang menunggu P-21 dari Kejari,” lanjutnya seraya menegaskan Bambang tetap berstatus tersangka.
Direktur YNDN Kalbar Devi Theomana mengatakan harus ada alasan yang jelas dari kepolisian atas penangguhan penahanan Bambang. “Kalau karena alasan kesehatan, harus dilihat juga urgensinya walau itu hak tersangka. Saya pikir dalam kasus ini sangat tidak bijak langkah polisi memberikan penangguhan. Pihak Polri kan tidak pernah membuka kepada publik bahwa Bambang sudah divonis dokter punya penyakit kronis dan melarang ditempatkan di ruang tahanan,” tegas Devi.
Devi mengatakan penyidik bisa meminta tersangka tersebut dirawat di Dokkes, karena kasus yang dilakukannya tidak ringan. “Kita hanya ingin agar Polri membuka alasan itu ke publik, jadi tidak ada masyarakat yang bertanya-tanya. Bagaimanapun penangguhan Bambang juga menodai rasa keadilan masyarakat,” ungkapnya.
UU Perlindungan Anak yang dijeratkan kepada Bambang sangat berat hukumannya. Tidak mungkin ada alasan untuk ditangguhkan penahanannya.
“Kalau sakit ya dibawa berobat, bukankah berstatus tahanan bisa dirawat di Dokkes? Saya benar-benar melihat penangguhan ini tidak arif dan tidak adil, karena ini kejahatan terhadap kemanusiaan. Walau kasusnya masih berlanjut dan terkesan sangat lamban, kita masih berharap iktikad baik Polri untuk menuntaskan masalah ini, termasuk membongkar habis jaringan ini,” tegas Devi. (sul)