Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Senin, 24 September 2012

Partai Vs Figur

Meski perhitungan KPU belum final, namun hasil quick count (hitung cepat) lembaga-lembaga survei menyatakan pasangan Jokowi-Ahok keluar sebagai pemenang Pilkada DKI Jakarta putaran kedua. Dukungan partai-partai besar terhadap pasangan Foke-Nara ternyata mandul dan membuat Fauzi Bowo berkemas dari balai kota, siap-siap angkat koper.
Pilkada Jakarta sejatinya memang selalu menarik. Kabar, kampanye, manuver politik, atau apa pun yang berkaitan dengan kandidat yang bertarung, terus mendapat perhatian bukan hanya bagi warga ibu kota, tapi juga warga Indonesia secara umum. Pertarungan penuh prestise, lantaran Jakarta, seperti ungkapan Soekarno, sebagai miniatur Indonesia. Menjadi Gubernur Jakarta tentu akan dikenal secara luas ketimbang kepala daerah lain.
Kemenangan pasangan Jokowi-Ahok, memang unik. Mengingat pasangan ini hanya diusung dua partai, PDIP dan Gerindra. Sementara hampir semua partai besar, termasuk Golkar dan PPP memilih “lari” ke Foke pada putaran kedua. Ibarat pertarungan David vs Goliath.
Sejumlah kalangan menilai kemenangan Jokowi seolah membalik logika politik. Mesin partai seolah tak berputar di hadapan sosok Jokowi. Didukung partai ternyata tak serta-merta didukung rakyat. Demikian sebaliknya, Pilkada Jakarta adalah contohnya.
Rakyat ternyata memilih figur yang menurut mereka cocok untuk membenahi semrawutnya wajah ibu kota. Mereka membutuhkan pemimpin yang merakyat, santun, dan sederhana. Pemimpin yang mau masuk ke gang-gang kecil melihat kondisi real di lapangan. Bukan yang duduk manis di balik meja, kemudian mendapat laporan “asal bapak senang”. Setuju atau tidak, sosok itu mereka temukan pada figur Jokowi. Terlebih Jokowi dianggap sukses memimpin Solo.
Pilkada kali ini juga menjadi pelajaran berharga parpol. Dalam mengusung calon harus juga memerhatikan “selera” pasar. Jangan hanya terpaku pada besarnya mahar. Harus pula mempertimbangkan track record (rekam jejak) si calon. Karena dalam pemilihan langsung penentu utama adalah rakyat. Apa yang dimau rakyat, figur seperti itulah yang diusung. Jangan sampai terjadi figur vs parpol. Karena dalam konteks pilkada, figur bisa dipastikan menang.
Pada prinsipnya semua orang sudah letih dengan janji dan rencana-rencana yang tak pernah terealisasi. Jika hanya “akan” dan “akan”, kapan lagi mau bekerja. Sementara permasalahan kian hari semakin bertambah. Kemiskinan, minimnya layanan kesehatan, air bersih, serta pengangguran harus sesegera mungkin ditangani. Itu harus dimulai dari pemimpin sendiri. Kemudian membersihkan pejabat teras dari segala “penyakit” birokrasi.
Karena itu, partai yang diisi orang yang tak disukai rakyat, siap-siap terjungkal. Meski partai besar sekalipun. Saya jadi teringat pada pilpres dulu ketika SBY menang. SBY sendiri adalah Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat. Ketika itu Demokrat baru seumur jagung. Toh, kenyataannya SBY bisa melenggang ke kursi RI 1 selama dua periode. Terlepas dari bagaimana kinerjanya selama memerintah. Lagi-lagi masyarakat lebih menilai figur ketimbang parpol.
Seperti Pilkada Jakarta, Kalbar juga tengah menunggu-nunggu hasil perolehan suara resmi dari KPU. Meski dengan perhitungan cepat, ada kandidat yang sudah mengklaim menang. Bagi yang kalah harus legowo. Mungkin Anda bukanlah figur yang dikehendaki rakyat. Sementara bagi yang menang jangan terlalu jemawa. Anggap ini sebagai kemenangan rakyat. Bukan kemenangan agama, suku, atau golongan tertentu. Masih banyak masalah yang menunggu untuk diselesaikan. Sebagai rakyat, kami berharap yang menang nantinya adalah yang terbaik di antara yang terbaik.

Pendataan Sangsot, Siapa Dua Pengacau?

TPS Yayasan Barito Jalan Syaifuddin Singkawang
Singkawang – Banyaknya warga yang ternyata belum dimasukkan dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Singkawang bikin pilwako blunder. Itu menunjukkan pemutakhiran data kurang baik sehingga mematikan hak pilih banyak warga.
“Kenyataannya ada warga yang belum masuk DPT, itu adalah masalah kurang baiknya pendataan. Kalau namanya ada dalam DPT tapi warga tidak dapat kartu pemilih, masih mendapatkan hak mencoblos. Kalau tidak ada sama sekali, tentu haknya itu akan hilang,” ujar Drs H Edy R Yacoub MSi, Wakil Walikota Singkawang usai bersama istri mencoblos di TPS 49 di SD Sumber Tani, pagi kemarin (20/9).
Akibat pendataan yang kurang baik itulah, kata Edy, banyak warga yang mendatangi kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) sehari sebelum pencoblosan. Wajar saja, karena masyarakat bertanya untuk mendapatkan haknya atau tidak untuk memilih.
Permasalahan itu tentunya tanggung jawab penyelenggara pemilu, KPU Singkawang. Tetapi, kata Edy, masyarakat juga harus proaktif sebelum ditetapkannya DPT. “Kalau sudah seperti sekarang tidak bisa lagi. Ini akan berdampak pada partisipasi pemilih. Ini berbahaya, karena akan ada komplain nantinya,” ingat Edy.
Terkait permasalahan DPT ini juga menjadi penyebab tegangnya situasi delapan TPS yang dipusatkan di Yayasan Barito di Jalan Syafeuddin dan dua warga harus diamankan di Mapolres diduga sebagai pengacau.
Menurut Wakil Ketua DPRD Kota Singkawang Bong Cin Nen yang menggunakan hak pilihnya di TPS 17 di Yayasan Barito itu, ketegangan bermula dari dua pengacau tadi. “Lalu ada yang bilang dua orang itu mencurigakan, apalagi mereka bukan pemilih sini, makanya ribut,” katanya.
Dijelaskannya, dua orang yang tidak diketahui identitasnya itu mengompori, warga harus membawa KTP dan KK walaupun sudah mempunyai kartu pemilih. Akibatnya, sejumlah warga pun pulang dan tidak diketahui apakah kembali ke TPS atau tidak.
“Tetapi ada warga yang mengetahui prosedurnya, kalau sudah pakai kartu pemilih tidak perlu lagi membawa KTP dan KK. Makanya terjadi pertengkaran mulut, saya bilang kepada petugas lanjutkan saja sesuai prosedur, menggunakan kartu pemilih itu kan sudah prosedurnya,” kata Bong Cin Nen.
Dia sangat menyayangkan adanya orang yang membuat pemilih ragu menggunakan hak pilih. “Orang itu sudah dapat dikatakan sebagai pengacau dan harus diproses, makanya dibawa ke kantor polisi,” jelas Bong Cin Nen.
Celakanya, seharusnya KPPS setempat turun tangan untuk menjelaskan bahkan memutuskan tidak perlu membawa KTP. Namun tak ada petugas TPS yang bertindak menjelaskan.
Sementara itu, beberapa warga yang menyaksikan pertengkaran mulut antara beberapa orang itu memiliki keterangan yang berbeda-beda. Seperti diakui salah seorang warga yang enggan menyebutkan namanya. Menurutnya, pertengkaran itu terjadi karena adanya kartu pemilih yang tidak sesuai dengan data petugas di TPS itu.
Situasi kian memanas ketika seorang tua sengaja didorong hingga suasana tambah kacau-balau. Untunglah aparat kepolisian bisa sigap mengamankan lokasi. Dua orang yang diduga pengacau itu digelandang ke Mapolres Singkawang.
Kapolres Singkawang AKBP Prianto SIk segera merapat ke Yayasan Barito di Jalan Syafiuddin setelah terima informasi. Setengah jam kemudian situasi berangsur pulih dan masyarakat pun terus berdatangan untuk menggunakan hak pilihnya yang berakhir pukul 13.00 kemarin.
Selain permasalahan tersebut, beberapa TPS lainnya di Kota Singkawang juga ditemukan beberapa permasalahan menyangkut data pemilih. Seperti di TPS 9 dan 64 yang ditemukan adanya pemilih yang masih di bawah umur. Anak itu pun diamankan petugas. (dik)

Hasil Sementara Bertabur-biar

KPUD Rekap 25 September

Singkawang – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Singkawang mengharapkan seluruh masyarakat bersabar menunggu hasil perolehan suara, baik untuk Pemilihan Walikota (Pilwako) Singkawang maupun Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kalbar, karena rekapitulasi di tingkat KPU baru dimulai 25 September mendatang.
“Insya Allah rekapitulasi di tingkat KPU akan dilakukan pada 25 September sampai 27 September,” ungkap Solling SH, Ketua KPU Kota Singkawang ketika menjelaskan kepada massa Aidul di depan Kantor KPU Kota Singkawang, kemarin (21/9).
Solling menjelaskan, hingga kemarin, rekapitulasi perolehan suara, baik Pilwako Singkawang maupun Pilgub Kalbar 2012 baru dilakukan di tingkat KPPS. Selanjutnya pada 23-25 September dilakukan rekapitulasi perolehan suara di tingkat PPK.
“Ini adalah ring-ring yang telah ditetapkan, harap semua bersabar,” kata Solling.
Selain menyampaikan tahapan rekapitulasi penghitungan suara tersebut, Solling juga mengharapkan siapa pun tidak mengunjungi KPU di malam hari untuk menghindari fitnah. “KPU akan mengumumkan (hasil perolehan suara, red) secara resmi melalui rapat pleno,” jelasnya.
Kendati KPU baru memulai rekapitulasi pada 25 September, berbagai hasil perolehan suara hasil penghitungan sementara bertebaran di mana-mana, baik melalui jejaring sosial, BlackBerry Messenger (BBM), atau lainnya.
Mengenai sumber data perolehan suara itu juga bermacam-macam versi, baik itu dari masing-masing tim sukses, instansi, atau lembaga pemerintahan. Bahkan terdapat data yang disebar tanpa sumber yang jelas.
Hal ini membuat warga bingung, apalagi di Kota Singkawang tidak terdapat lembaga penghitungan cepat (quick count) seperti di DKI Jakarta yang langsung dapat mengetahui siapa pemenangnya pada hari pencoblosan.
Salah seorang warga Kelurahan Sekip Lama, Rudi, mengaku pusing mendapatkan informasi-informasi perolehan suara yang katanya sementara tersebut. “Entah bagaimana mereka menentukannya, quick count tidak ada, KPU belum mengumumkan,” katanya.
Dia mengakui, siapa pun tentunya sangat ingin mengetahui dengan cepat siapa saja yang meraih suara terbanyak, baik Pilwako Singkawang maupun Pilgub Kalbar. “Alangkah baiknya menunggu pengumuman KPU saja, itu sudah pasti,” kata Rudi.
Hal senada dikatakan salah seorang Kelurahan Sedau, Ratih. Kepada Rakyat Kalbar dia mempertanyakan maksud dari banyaknya hasil perolehan suara yang tidak jelas itu. “Parahnya lagi, ada yang bilang datanya dari Kesbangpol, polisi, atau bahkan ada yang bilang dari tentara, apa-apaan ini, bukan yang berwenang mengumumkan hasil itu hanya KPU,” ujarnya. (dik)

Muzammil: Besok Baru Rekap di PPK

Tim CC dan MB Saling Tuding

Pontianak – Kubu siapa pun yang mengklaim dan ngotot sudah memenangkan pilgub 2012 dengan perhitungan cepat (quick count), tetap dicuekin. Pasalnya KPUD Kalbar tenang-tenang saja dan belum menghitung sama sekali.
“Hari ini (22/9, red) di PPS, dan mulai besok rekapitulasi dilakukan di tingkat PPK. Kemudian baru dari kabupaten/kota, baru di tingkat provinsi,” kata Ketua KPU Provinsi Kalbar Drs AR Muzammil MSi dihubungi Rakyat Kalbar, Sabtu (22/9).
Alhasil, semua pasangan kandidat yang sudah mengaku menang boleh tidur-tiduran dulu. Sebab menurut Muzammil jadwal KPU untuk rekapitulasi sekaligus penetapan pasangan calon terpilih dilakukan pada 27-29 September. Sedangkan di tingkat kabupaten/kota dijadwalkan pada 25-27 September.
Ketua penyelenggara pemilukada juga menyatakan pihaknya tidak bisa mengeluarkan hasil perhitungan sementara. “Kita bekerja sesuai aturan, jadwal sudah ditetapkan. Sekarang ini kita masih menunggu hasil rekapitulasi di kabupaten/kota,” jelasnya.

Mulai tuding-tudingan

Sementara itu, saling curiga antarkubu Cornelis-Christiandy (CC) dan Morkes-Burhanuddin (MB) sudah meningkat menjadi tuding-tudingan. Sebelumnya baru pada klaim menang dengan persentase antara 39-52 persen.
“Kita masih unggul dari 51 persen suara sah yang masuk, dan tim relawan yang bertugas mengawal suara masih bertugas. Kita berharap semuanya berjalan aman dan lancar,” kata Ketua Tim MB H Adang Gunawan SE yang menyatakan menang dengan perolehan suara 39 persen lebih.
Adang bahkan mengatakan timnya menemukan upaya penggelembungan suara yang dilakukan oleh pasangan lawannya seperti di Kabupaten Ketapang, Sanggau, dan Sekadau. “Bukti-bukti dugaan kecurangan juga sudah dikumpulkan,” ujarnya.
Karena lambannya kinerja KPUD kabupaten hingga provinsi, klaim kemenangan dan akurasi quick count pun menjadi bahan saling tuding. Setidaknya, klaim Adang bahwa MB menang disanggah Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sanggau Krisantus Kurniawan SIP MSi.
“Boleh klaim menang kalau didasari data yang akurat. Perhitungan sementara seperti yang disampaikan Ketua Tim MB Adang Gunawan itu yang menyesatkan,” tegas Krisantus kepada Rakyat Kalbar, Sabtu (22/9).
Dia mengaku prihatin dengan tim MB yang membeberkan kemenangan tanpa data yang akurat, menyampaikan laporan asal bos senang (ABS). Artinya, kemenangan yang disampaikan Golkar itu adalah kemenangan semu.
Bagaimana pula dengan perhitungan perolehan suara kemenangan sementara tim Cornelis-Christiandy? Krisantus menegaskan hasil sementara CC masih unggul dengan perolehan mencapai 52,38 persen suara dari 2.338.037 suara sah yang masuk.
“Hasil perolehan sementara hingga 22 September pukul 18.00, nomor urut 1 memperoleh 1.224.772 atau 52,38 persen, nomor urut 2 dapat 361.603 atau 15,47 persen, nomor urut 3 perolehan suara 580.745 atau 24,84 persen, dan nomor urut 4 meraih 170.917 atau 7,31 persen,” ungkapnya.
Krisantus menegaskan pihaknya tidak akan pernah merekayasa kemenangan apalagi tuduhan penggelembungan suara. Dia mencontohkan perolehan suara di Kabupaten Sanggau yang menang telak dengan 174.096 suara atau 73,27 persen. Sedangkan nomor urut 2 hanya dapat 17.051 suara atau 7,18 persen.
“Contoh Kabupaten Sanggau. Silakan cek ke TPS-TPS di 15 kecamatan. Kita menang mutlak. Saya mengimbau masyarakat jangan percaya dan terpancing isu yang tak berdasarkan data akurat. Lebih baik tunggu pleno KPU. Nanti akan ketahuan mana kandidat yang benar-benar jadi gubernur dan mana kandidat yang gila gubernur,” pungkas Krisantus.
Jadi benarkah quick count tim MB menyesatkan? “Menyesatkan dari sudut mana? Tidak ada yang sesat, biasa-biasa saja,” ujar Adang menjawab konfirmasi via ponsel, tadi malam.
Menurut Sekretaris DPD Partai Golkar Kalbar ini, yang namanya quick count ada metodenya dan ilmiah. “Dan yang kami sampaikan adalah informasi dan hasil quick count, bukan kesombongan atau takabur,” kata Adang.
Lanjutnya, berdasarkan QC itu pihaknya kemudian membuat real count dengan perhitungan berdasarkan laporan saksi-saksi di tingkat TPS. “Dan tentu data-datanya kami simpan, didokumentasikan dengan baik,” tepis Adang. (jul)
Hasil Perolehan Suara Sementara
Pilgub Kalbar 20 September 2012
Kab/Kota Cornelis-Christiandy Armyn-Fathan Morkes-Burhanuddin Tambul-Barnabas
Kota Pontianak 90.314 109.438 48.606 13.847
Kabupaten Kubu Raya 84.385 58.453 63.144 19.309
Kabupaten Pontianak 45.438 25.117 31.563 6.688
Kota Singkawang 8.293 1.522 1.466 350
Kabupaten Bengkayang 81.343 9.882 15.144 3.549
Kabupaten Sambas 52.261 43.144 129.486 13.315
Kabupaten Sanggau 66.552 23.986 6.853 6.799
Kabupaten Landak 203.396 4.594 7.811 4.21
Kabupaten Sekadau 66.552 6.853 23.986 6.799
Kabupaten Sintang 1.290 803 4.651 116
Kabupaten Melawi 62.78 8.072 35.124 7.809
Kabupaten Kapuas Hulu 52.767 7.813 11.688 54.18
Kabupaten Ketapang 93.062 20.364 72.004 9.246
Kabupaten Kayong Utara 11.504 7.618 18.299 3.901
Total 919.937 327.659 469.825 150.118
Persentase 49,3% 17,5% 25,2% 8,0%
Jumlah Suara: 1.867.539
Sumber: Hasil pengumpulan data dari KPUD, Timses CC, Timses MB, oleh Biro Rakyat Kalbar se-Kalbar

Lamban, KPU Kalbar Berhitung Manual

Jadul, Pelaporan Pilkada 2007 Lebih Cepat

Pontianak – Dengan teknologi informasi yang kian canggih dan biaya Pilgub Kalbar yang Rp 134 miliar, KPUD Kalbar memilih tidak siapkan quick count (hitung cepat/QC) hasil pilkada dan pilwako 2012.
Diakui Ketua KPU Kalbar AR Muzammil MSi, selain tanpa QC juga bahkan tidak menyiapkan link internet atas rekapitulasi perolehan suara yang bisa diakses publik dengan cepat.
Akibatnya, suara-suara pun berdenging bahwa tidak gampang mengontrol kecurangan lewat angka. Bahkan angka dari PPK yang seharusnya bisa segera diakses, jadi tersembunyi lewat perjalanan darat dan sungai.
Sekarang angka sementara tidak segera bisa diakses hingga ke ibu kota kabupaten dan provinsi. Kini Kalbar kembali mundur dan lamban ketimbang 2007 yang bisa diakses di website KPU. Apa kata Ketua KPUD Kalbar?
“Tidak ada itu (quick count) dan kami masih menunggu rekapitulasi dari kabupaten dan kota. Saat ini sedang dilakukan rekapitulasi surat suara di tingkat panitia pemungutan suara di tingkat kelurahan atau desa,” ungkap Muzammil kepada Rakyat Kalbar, Jumat (21/9).
Lanjutnya, setelah dari desa baru ke tingkat kecamatan. Setelah itu ke tingkat kabupaten atau kota baru ke provinsi. “Kita ikuti saja prosesnya,” kata Muzammil yang menyuruh semua pihak menahan diri terkait maraknya informasi mengenai hasil perolehan suara Pilgub Kalbar.
Begitu pun hangatnya saling klaim kemenangan, hasilnya tentu saja menurut Muzammil akan diumumkan secara resmi oleh KPU Kalbar. “Hasil resmi pemilihan gubernur dan wakil gubernur tunggu pengumuman resmi dari KPU,” tegasnya.
Berdasarkan jadwal, rekapitulasi sekaligus penetapan pasangan terpilih Pilgub Kalbar 2012 pada 27-29 September. Tidak menutup kemungkinan akan diambil jadwal yang awal kalau rekapitulasi di tingkat kabupaten dan kota berjalan lancar.
“Sedangkan rekapitulasi di tingkat kabupaten dan kota dijadwalkan pada 25-27 September. Kalau tidak ada masalah akan mengambil tanggal paling awal tanggal yaitu tanggal 27. Itulah pengumuman resmi dari KPU,” ujar Muzammil.
Ia menambahkan, setiap kabupaten atau kota diperintahkan untuk mengumpulkan C1. Hal itu yang akan menjadi dasar penyesuaian rekapitulasi akhir.
Di tempat sama, Ketua Pokja Pencalonan KPU Kalbar Umi Rifdiati mengatakan PU Provinsi Kalbar tidak melakukan perhitungan cepat. Saat ini dia mengaku masih menunggu laporan kondisi di lapangan, baru KPU provinsi meng-include hasil rekapitulasi dari kabupaten/kota.
“Pada hari pemungutan suara itu para saksi di TPS diberikan kesempatan untuk memperoleh salinan berita acaranya. Seandainya saat rekapitulasi akhir ada perbedaan dan merasa keberatan bisa ditunjukkan. Jika ditemukan kecurangan sudah ada bagian yang akan menindaknya seperti Panwaslu,” katanya.
Sementara itu, penghitungan cepat dua kubu, CC dan MB sudah menimbulkan saling klaim dan praduga kecurigaan. Bahkan sudah mulai tuding-menuding. Kedua kubu sudah menyatakan kemenangan yang angkanya dengan cepat masuk ke media centre masing-masing dari kecamatan seantero Kalbar.
Akibat “primitif”-nya sistem pelaporan KPU, banyak pihak boleh curiga, kotak suara dan penghitungan oleh saksi-saksi di TPS bisa “berubah”. Yang jelas, sampai hari kedua, masyarakat Kalbar masih buta informasi Pilgub Kalbar yang sangat penting ini. KPUD Kalbar bahkan tidak mengumumkan perolehan suara sementara.

Klaim sah saja
Sementara itu pengamat politik dan ilmu pemerintahan Kalbar dari Universitas Tanjungpura DR Zulkarnaen mengatakan tak masalah kalau timses saling klaim menang. Semuanya masih digantung di rangkaian panjang kinerja KPU hingga ke kelurahan/desa.
“Quick count yang dilakukan masing-masing timses kandidat itu hasilnya sulit menghindari keberpihakan. Apalagi QC tersebut dilakukan atas kerja sama mereka dengan lembaga tertentu. Sehingga hasilnya masih belum bisa kita jadikan acuan,” kata Zulkarnaen.
Pada kondisi Kalbar secara geografis sangat sulit, teknologi IT menjadi percuma dan masyarakat kembali jadul alias kuno. Akibatnya sangat tidak mudah dalam waktu singkat data perolehan suara bisa terkumpul.
“Bisa saja yang disampaikan itu tidak akurat. Bisa tepat dan tidak tepat. Yang jelas perhitungan yang dilakukan di sini berbeda dengan yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei di DKI Jakarta. Bisa saja lembaga yang melakukan perhitungan cepat itu lembaga pesanan,” ujar Zulkarnaen.
Terkait KPU provinsi sebagai penyelenggara pemilukada tidak melakukan perhitungan cepat itu memang tidak ada aturan. KPU bekerja sesuai dengan mekanisme undang-undang.
“Namun juga perlu untuk memberikan informasi sementara. Supaya masyarakat Kalbar ini tidak bertanya-tanya dan bahkan curiga. Tetapi saya berharap masyarakat bisa sedikit bersabar, mengingat saat ini prosesnya sedang berjalan,” harapnya. (kie)

Saling Klaim, CC Ungguli MB

Coblos Pilgub Kalbar
ZMS
Pontianak – Pasangan Cornelis-Christiandy untuk sementara unggul hampir di semua kabupaten/kota. Namun Timses Morkes-Burhanuddin pun tak mau kalah mengaku tertinggi perolehan suaranya. Sayangnya, kemarin KPU Kalbar memilih tidak mengalkulasi apalagi mengumumkannya ke publik.
Di Kota Pontianak misalnya, quick count Rekode yang disewa PDI Perjuangan, menunjukkan perolehan suara bersaing antara Cornelis-Christiandy dengan Armyn-Fathan. Bahkan sempat membuat CC cemas di TPS 86 Kelurahan Sungai Bangkong.
TPS di Jalan Danau Sentarum kawasan kediaman Cornelis dan keluarganya memberikan suaranya itu akhirnya dimenangkannya. Begitu pun di Kecamatan Pontianak Tenggara serta Barat, sejumlah TPS ada yang dimenangkan nomor 2. Namun di kawasan pasar, suara disapu CC secara cukup telak.
Ny Frederika Cornelis sontak berdiri ketika diumumkan pasangan nomor 1 unggul lantaran baru pilkada kali ini Cornelis menang di TPS-nya sendiri. Cornelis bersama istri pun diminta untuk bernyanyi oleh warga dan petugas PPS. Ia menyumbangkan lagu “Ingat demi kau dan buah hati”.
“Saya ucapkan terima kasih kepada warga Gang Pak Majid dan sekitarnya. TPS saya menang. Sebelumnya belum pernah menang termasuk pada pemilukada 2007. Ini pertanda bagus, artinya masyarakat sudah tahu kualitas kita,” ujar Cornelis.
Menurutnya, tidak ada prediksi sebelumnya di TPS-nya itu bakal menang. Hanya untung-untungan tergantung nasib. “Secara emosional saya menilai berarti tetangga kita adalah keluarga kita. Berarti mereka sudah paham dengan Cornelis,” katanya.

Unggul di TPS 065

Hasil perhitungan suara di TPS 065 di SD 19 Siantan Hulu, Pontianak Utara, pasangan Tambul-Barnabas unggul 215 suara, Cornelis-Christiandy 109, Armyn-Fathan 15, dan Morkes-Burhan 15 suara. Tambul mengajak masyarakat Kalbar supaya bisa memilih sesuai nurani. “Masyarakat Kalbar harus memilih sesuai hak pilih dari nuraninya,” katanya.
Begitu pun di Kapuas Hulu, Tambul-Barnabas sementara unggul dengan 19.307 suara dari CC yang 9.727, Armyn-Fathan 2.673, dan Morkes-Burhan 4.637 suara. Tapi, di Melawi suara diraup MB 15.480 unggul dari CC yang 11.815 suara.
Menurut Media Center CC di Ketapang, pasangannya meraup 88.800 suara di atas MB yang 58.496 suara. Namun quick count versi Partai Golkar menyatakan MB sudah meraup 38,17 persen dibandingkan CC yang 30,25 persen.

Klaim 38, 17 persen

Morkes datang ke TPS bersama istrinya Suma Jenny dan tim kampanyenya, pagi dengan berjalan kaki dari rumahnya. Di TPS 18, yang jaraknya tidak jauh dari kediamannya, di Kelurahan Bangka Belitung Laut, Kecamatan Pontianak Tenggara, Morkes dapat 100 suara di atas Armyn-Fathan yang 84 suara.
Dari quick count Partai Golkar, pasangan Morkes-Burhanuddin mengklaim menang dengan 38,17 persen suara se-Kalbar. Kemenangan itu diraihnya dari delapan kabupaten.
“Meliputi Kabupaten Sambas, Kubu Raya, Kabupaten Pontianak, Ketapang, Kayong Utara, Sintang, dan Melawi, termasuk di Bengkayang,” kata H Adang Gunawan SE, Ketua Tim Pemenangan MB saat konferensi pers di Gedung Zamrud DPD Partai Golkar Kalbar, Kamis (20/9).
Sementara di Kabupaten Sekadau berimbang dengan CC. Namun untuk di Kota Pontianak suara terpecah tiga antara Armyn, Cornelis, dan Morkes. Pihaknya menurunkan tim sampai ke tingkat desa untuk mengamankan dan mengawal hasil perolehan suara.
“Kita berharap panwas, kepolisian juga ikut mengamankan kotak suara agar sesuatu yang tidak diinginkan tak terjadi. Jangan percaya kepada quick count yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, terima kasih juga kepada masyarakat dan para pemilih MB,” ujar Adang.
Namun, hasil quick count Tim Khusus Partai Golkar menurut Adang, Cornelis-Christiandy 30,25 persen, Armyn-Fathan 24,59 persen, Morkes-Burhan 38,17 persen, dan Tambul-Barnabas 6,98 persen. (//)
Hasil Perolehan Suara Sementara
Pilgub Kalbar 20 September 2012
Versi LPP RRI Pontianak
Hingga Pukul 00.00 WIB
Kab/Kota Cornelis-Christiandy Armyn-Fathan Morkes-Burhanuddin Tambul-Barnabas
Kota Pontianak 15.215 15.832 6.826 2.530
Kabupaten Kubu Raya 60.793 44.495 50.615 16.076
Kabupaten Pontianak 41.149 25.438 31.747 14.101
Kota Singkawang 8.293 1.522 1.466 350
Kabupaten Bengkayang 72.223 9.201 14.414 3.279
Kabupaten Sambas 17.966 14.942 42.064 4.494
Kabupaten Sanggau 34.617 3.759 6.271 2.174
Kabupaten Landak 8.787 349 651 99
Kabupaten Sekadau 54.839 5.935 2.153 5.765
Kabupaten Sintang 223 127 765 74
Kabupaten Melawi 16.633 4.477 14.081 2.106
Kabupaten Kapuas Hulu 18.427 357 328 1.332
Kabupaten Ketapang 64.500 13.864 5.064 6.394
Kabupaten Kayong Utara 11.059 7.298 17.311 3.835
Total 424.724 148.046 258.709 62.609
Persentase 47,50% 16,56% 28,94% 7,00%

Jangankan Kalah, Seri Saja Tak Boleh

Cornelis: Suara Bisa Dimakan Tikus
Cornelis kampanye di Sekadau
Abdu Syukri
Cornelis memperagakan cara mencoblos di hadapan ribuan pendukungnya di Sekadau, Jumat (14/9)
Sekadau – Menang menjadi tujuan mutlak pasangan nomor urut 1 Cornelis-Christiandy. Karena itu seluruh warga Sekadau dituntut beramai-ramai mendukungnya pada pemilihan 20 September mendatang.
“Jangankan kalah, seri saja tidak boleh,” ucap Cornelis saat menyampaikan orasi politiknya di hadapan ribuan pendukung dan simpatisannya yang memadati Lapangan EJ Lantau, Sekadau Hilir, Jumat sore (14/9).
Untuk menghindari kekalahan, Cornelis mengingatkan para pendukungnya untuk tidak lengah dalam proses pemilihan. “Tanggal 20 nanti datang ke TPS. Jangan lupa, coblos nomor 1. Bukan nomor lain,” tegasnya.
Dia mengatakan, selain mencoblos, warga juga harus ikut berpartisipasi aktif mengawal perolehan suara. “Setelah mencoblos, tunggu hingga perhitungan selesai dan berita acaranya ditandatangani saksi. Kalau dibiarkan, nanti suara bisa dimakan tikus,” ingatnya.
Dia mengatakan maju kembali sebagai calon Gubernur Kalbar untuk melanjutkan proses pembangunan yang sudah berjalan sekarang. Ia mengaku mendapatkan banyak dukungan.
Cornelis mengklaim mendapat dukungan dari empat presiden yang sudah memimpin Indonesia. Keempat presiden dimaksud, masing-masing Soekarno, Megawati, Gus Dur, dan SBY.
“Dukungan dari Soekarno dan Megawati karena keduanya merupakan orang PDI Perjuangan, partai pengusung. Dukungan dari Gus Dur karena juga didukung PKB,” kata Cornelis di hadapan massa yang memerahkan lapangan.
Sementara dukungan dari SBY, karena partai besutan SBY merupakan partai anggota koalisi pendukung pasangan yang memiliki tagline BBM (Bersatu, Berjuang, Menang) tersebut. “SBY saja mendukung. Masa kitak di Sekadau tidak mendukung. Kita targetkan 80 persen suara di Sekadau,” tandasnya.
Hadir dalam kampanye akbar itu Ketua DPD Partai Demokrat Kalbar Suryadman Gidot, Ketua DPW PKB Kalbar Muladi Thawik, Ketua DPD PDS Suprianto, dan anggota DPR RI dari PDI Perjuangan Karolin Margret Natasha.
Tampak juga Ketua DPD Demokrat Kabupaten Sekadau yang juga Bupati Sekadau Simon Petrus, Ketua DPD PDI Perjuangan Sekadau Aloysius, serta sejumlah juru kampanye lainnya.
Selain orasi politik, massa yang memenuhi Lapangan EJ Lantu Sekadau juga disuguhkan dengan penampilan sejumlah artis ibu kota. Di antaranya Trio Macan, Zaskia Goyang Itik, dan Fitri Karlina. (bdu)

Megawati Goyang Ngabang

Mampir Ngobrol di Warkop Hijas

Christiandy Sanjaya, Megawati Soekarnoputri, Jalan Hijas Pontianak
Kiki Supardi
Megawati Soekarnoputri bersama Wagub Kalbar Christiandy Sanjaya di Jalan Hijas menuju warung kopi sebelum terbang dengan heli ke Ngabang, Minggu (16/9)
Ngabang – Sekitar 15 ribu massa tumpah ruah di Lapangan Barda Nadi ketika menyambut kampanye terakhir pasangan Cornelis-Christiandy yang diantar oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Minggu (16/9).
Tak hanya lengkap dihadiri oleh timses provinsi dan daerah serta seluruh pimpinan partai koalisi pendukung, para politisi PDIP dan Demokrat dari Jakarta pun tampil. Sekjen DPP PDIP Cahyo Kumolo, Rano Karno, dan Rieke Diah Pitaloka ikut mengiringi Mega. Termasuk Komar, mantan pelawak yang bergabung ke Demokrat.
Belasan ribu simpatisan dan pendukung yang diangkut dengan truk, bus, pikap, sepeda motor luar biasa membuat kendaraan harus jalan merayap, baik ketika tiba maupun pulang usai kampanye.
Megawati mendarat di Bandara Supadio pukul 10.30 didampingi sejumlah politisi PDIP di antaranya Sekjen PDI Perjuangan Tjahyo Kumolo, Wakil Gubernur Banten Rano Karno, dan Mantan Menteri Perdagangan Rini Suwandi serta beberapa pengurus partai lainnya.
Disambut langsung oleh Christiandy Sanjaya bersama sejumlah pengurus dan kader PDIP Kalbar, Kota Pontianak, Kubu Raya, rombongan langsung menuju ke warung kopi Jalan Hijas untuk makan siang sebelum melanjutkan perjalanan ke Ngabang.
Di warung kopi, sejumlah pengurus PDIP dan pendukung berebutan untuk bertemu orang nomor satu di partai banteng itu. Sampai-sampai berdesak-desakan dengan sejumlah wartawan yang kepayahan memotret dan akhirnya para jurnalis sempat dilarang oleh para pengawalnya.
Rehat sejenak, Megawati menuju Istana Buah di Jalan Gajah Mada. Setelah itu rombongan dengan menggunakan helikopter dari Pontianak menuju Ngabang.
Sore sekitar pukul 16.30 Megawati beserta rombongan sudah kembali ke Bandara Supadio untuk melanjutkan perjalanan ke Jakarta. Megawati akan memberikan dukungan secara langsung pada pasangan Jokowi dan Basuki dalam debat kandidat.
Dalam kunjungan Megawati ke Kalbar, aparat kepolisian menurunkan sekitar 100 personel untuk mengamankan mantan Presiden RI itu sekitar Jalan Hijas.
“Mantan presiden punya standar pengamanannya. Oleh karena itu kita menurunkan sejumlah anggota untuk mengamankan lalu lintas dan lokasi peristirahatan Ibu Megawati,” kata Kapolresta Pontianak Kombes Pol Muharrom Riyadi. (/)

Target Cornelis di Sekadau Meleset

Sekadau – Target 80 persen suara pemilih yang diutarakan Cornelis saat kampanye di Sekadau, Jumat sore (14/9) lalu, meleset. Meski begitu, calon gubernur nomor urut satu itu tetap menjuarai perolehan suara pemilih di Sekadau.
Berdasarkan perhitungan cepat alias quick count tim sukses pasangan Cornelis-Christiandy (CC), pasangan tersebut meraup 66.552 suara atau sekitar 63,88 persen dari jumlah suara sah se-Kabupaten Sekadau. Suara terbanyak kedua dimiliki pasangan Morkes-Burhanudin dengan 23.986 suara atau sekitar 23,02 persen.
Dua pasangan lain, yakni pasangan Armyn-Fathan dan Tambul-Barnabas masing-masing menempati posisi tiga dan empat dalam perolehan suara. Armyn-Fathan mendapatkan 6.853 suara atau sekitar 6,58 persen, dan Tambul-Barnabas mendapat 6.799 suara atau sekitar 6,53 persen.
“Perhitungan cepat kita, pasangan Cornelis-Christiandy memimpin dengan perolehan 66.552 suara,” ujar Wak Minto, salah seorang timses pasangan CC kepada Rakyat Kalbar, kemarin.
Sebelumnya, saat menggelar kampanye terbuka di Sekadau, Cornelis meminta masyarakat Sekadau untuk mendukungnya. Orang nomor satu di Kalbar itu tak mau perolehan suaranya dikalahkan pasangan lain.
“Kita targetkan 80 persen suara di Sekadau,” tegas Cornelis kala itu.
Dihubungi terpisah, Ketua KPUD Sekadau Subandrio SH mengaku KPUD Sekadau belum melakukan perhitungan suara. Sesuai dengan tahapan pemilu yang sudah ditetapkan, perhitungan suara tingkat KPUD kabupaten baru akan dilakukan menjelang akhir pekan mendatang.
“Pleno di KPU baru akan kita lakukan 26-27 September nanti,” ujar Suban.
Saat ini, lanjut Suban, proses perhitungan suara masih dilakukan di tingkat desa (PPS). Namun Suban belum bisa memerinci mana saja desa-desa yang sudah melakukan perhitungan.
“Laporannya belum ke kita. Yang jelas, ada beberapa desa yang sudah. Tiap kecamatan, bervariasi desa yang sudah melakukan perhitungan. Setelah itu baru akan dilakukan perhitungan di kecamatan (PPK) yang akan dimulai 24 dan 25 September nanti,” jelas Suban. (bdu)

CC Klaim Unggul di 11 Kabupaten/Kota

PDIP Bantah Tudingan Tim MB

Pontianak – Tiga hari pascapemungutan suara Pilgub Kalbar masih diwarnai oleh saling klaim kemenangan yang meningkat saling tuding antara Timses CC versus Timses MB.
DPD PDI Perjuangan Kalbar tegas-tegas menjawab Tim MB bahwa perolehan suara yang diumumkannya ke publik menggunakan data yang dapat dipertanggungjawabkan.
“Kami menggunakan data yang berasal dari seluruh TPS di Kalbar yang sudah diplenokan di tingkat desa dan kelurahan. Kita ingin meluruskan bahwa berdasarkan data yang dimiliki DPD PDIP, kita memenangi pemilukada dengan 52,28 persen suara,” ungkap Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPD PDI Perjuangan Kalbar Agustinus Alibata MSi kepada wartawan, Minggu (23/9).
Menurutnya, kemarin sudah selesai pleno di tingkat desa dan kelurahan. Jadi data yang mereka miliki itu merupakan laporan saksi yang ada di setiap TPS di seluruh Kalbar.
“Kita sudah menempatkan dua saksi di setiap TPS. Berarti data itu sudah sangat valid dan variable. Para saksi itu melaporkan ke DPD PDI Perjuangan sehingga data yang dilaporkan bersifat real time,” tegasnya.
Berdasarkan laporan itu, pasangan yang diusung PDI Perjuangan dan sejumlah partai Cornelis-Christiandy meraup 52,28 persen dari 68,67 persen suara sah yang masuk. Soal adanya perbedaan data dan saling klaim menang dan kalah, pihaknya tidak mau berpolemik.
“Kalau orang lain yang menyatakan menang, kita tidak mau terlibat mereka pakai data apa. Berdasarkan data real time yang kami miliki itu, kami menang di 11 kabupaten/kota dari 14 kabupaten/kota se-Kalbar. Kami yang kalah itu Kabupaten Sambas, Kayong Utara, dan Kota Pontianak. Kapuas Hulu data terakhir kita menang,” paparnya.
Ia menjelaskan, di tiga kabupaten kota yang kalah tersebut masih di posisi nomor dua. Jadi secara akumulatif CC masih unggul.
Ia menegaskan data yang dikeluarkan itu masih bersifat sementara. Hasil finalnya nanti ada di KPU yang tentunya akan lebih hati-hati mengeluarkan data. Kemudian prosesnya juga akan lebih lama. Mengingat KPU menggunakan penghitungan manual bukan elektronik.
“Kami akan terus-menerus mengawal ini dengan mengadakan jumpa pers dan meminta kawan-kawan media massa untuk memberikan data autentik dan berimbang. Kalau mereka mengklaim silakan diminta data real-nya. Jangan sampai mengklaim yang berasal dari TPS-TPS yang mereka memang menang. Tetapi data itu tidak valid dan reliable serta komprehensif dari kabupaten/kota,” ujarnya.
Ia meminta supaya masyarakat Kalbar jangan terkecoh dengan data-data yang belum jelas keabsahannya. Apalagi saat ini di daerah banyak sekali SMS yang beredar bahwa tim ini yang menang.
Tim CC menempatkan dua saksi di setiap TPS terdiri masing-masing seorang dari PDI Perjuangan dan partai koalisi. Dari saksi itulah ditarik data riil. Data itu sudah masuk ke Media Centre CC, kecuali data-data yang berasal dari kelurahan yang jauh dari akses telekomunikasi.
“Tetapi sampai saat ini sudah mencapai angka stabil. Jadi, kita sangat yakin dan percaya dengan data kita ditambah lagi kita punya saksi yang lengkap di seluruh TPS,” tandas Agustinus Alibata. (kie)
Hasil Perolehan Suara Sementara
Pilgub Kalbar 20 September 2012
Kab/Kota Cornelis-Christiandy Armyn-Fathan Morkes-Burhanuddin Tambul-Barnabas
Kota Pontianak 90.314 109.438 48.606 13.847
Kabupaten Kubu Raya 84.385 58.453 63.144 19.309
Kabupaten Pontianak 45.438 25.117 31.563 6.688
Kota Singkawang 8.293 1.522 1.466 350
Kabupaten Bengkayang 80.058 9.881 15.264 3.573
Kabupaten Sambas 56.374 44.256 132.15 13.555
Kabupaten Sanggau 66.552 23.986 6.853 6.799
Kabupaten Landak 203.396 4.594 7.811 4.21
Kabupaten Sekadau 66.552 6.853 23.986 6.799
Kabupaten Sintang 52.773 10268 41.557 6.405
Kabupaten Melawi 62.78 8.072 35.124 7.809
Kabupaten Kapuas Hulu 52.767 7.813 11.688 54.18
Kabupaten Ketapang 111.129 20.61 73.133 9.631
Kabupaten Kayong Utara 11.504 7.618 18.299 3.901
Total 992.315 338.481 510.644 157.056
Presentase 49,7% 16,9% 25,6% 7,9%
Jumlah Suara: 1.998.496
Sumber: Hasil pengumpulan data dari KPUD, Timses CC, Timses MB, oleh Biro Rakyat Kalbar se-Kalbar

CC Unggul di Basis Lawan, MB Tetap Yakin Menang

Dua Kandidat Masih Saling Klaim

Pilgub Kalbar
ZMS
Mempawah – Incumbent Cornelis-Christiandy menang telak di wilayah basis Partai Golkar, Kabupaten Pontianak. Menurut quick count (QC) Partai Golkar, untuk sementara CC meraup 40.970 suara sedangkan MB 28.640 suara dengan 20.377 suara disabet Arafah. Sedangkan TB hanya 5.635 suara. Total 95.622 suara sah atau sekitar 60 persen dari 181.327 DPT.
Namun Timses Morkes-Burhan (MB) optimis menang secara keseluruhan melalui perhitungan QC bernama “Real Count” dengan mengklaim angka yang mereka kumpulkan.
Menurut Tim MB, perolehan CC sebesar 34,65 persen, Armyn-Fathan (Arafah) 18,89 persen, Tambul-Barnabas (TB) 13,02 persen dengan persentase tertinggi diraih MB sebesar 39,95 persen dari total 1.145.753 suara masuk hingga Jumat (21/9) pagi.
Ketua Tim Pemenangan MB Adang Gunawan SE mengklaim kemenangan diraih di Kabupaten Sambas, Ketapang, Kayong Utara, Pontianak, Kubu Raya, Melawi, dan Kabupaten Sintang.
“Bagi kita, siapa pun jadi gubernur tidak masalah asalkan jujur. Dan kita optimis menang dengan perolehan suara real count hingga jam 9 pagi (kemarin, red) 39,95 persen,” ungkap Adang pada konferensi pers di Sekretariat DPD Partai Golkar Kalbar di Gedung Zamrud, Jumat (21/9).
Tim MB mengaku pihaknya mencium ada indikasi penggelembungan suara. Untuk itu timnya sudah menurunkan 1.400 relawan ke daerah untuk mengawal suara mengamankan formulir C1.
“Formulir C1 itu sebagai bukti kita di MK jika ada kecurangan. Indikasi itu mulai dilihat ada daerah yang partisipasi memilihnya hampir mencapai 100 persen. Tim relawan kita mengawalnya hingga titik yang paling jauh,” jelas dia.
Sementara itu, data di Kantor Kesbangpolinmas Kabupaten Sambas menunjukkan suara masuk baru 55,06 persen atau 229.150 dari DPT terbesar di Kalbar yang 421.207 orang itu.
Adang berharap proses pengamanan berjalan lancar tanpa adanya hambatan termasuk tidak adanya kecurangan-kecurangan di lapangan. Bahkan ia berharap di tingkat panwas termasuk pengamanan aparat kepolisian mengamankan dan membantu kotak suara hingga sampai ke tingkat desa dengan selamat. Ini juga supaya pilgub di Kalbar berjalan lancar, jujur, dan adil.

Kabupaten bersaing

Untuk sementara, di basis elektabilitas Burhanuddin A Rasyid itu, Cornelis-Christiandy memperoleh 53.347 suara atau 23,28 persen, Arafah 41.357 atau 18,05 persen, TB 12.809 atau 5,59 persen, dengan perolehan tertinggi Morkes-Burhan 121.627 atau 52,92 persen
Senarai KPU Kalbar masih belum memainkan kalkulatornya, KPUD Ketapang justru sudah mengumumkan perolehan suara sementara, Jumat (21/9) yang dipampangkan di papan pengumuman di kantornya.
Di kabupaten basis Morkes Effendi itu, sementara ini pasangan Cornelis-Christiandy mengungguli tiga kandidat pesaingnya dengan perolehan 90.339 suara. Selisih jauh dari pasangan Morkes-Burhan yang memperoleh 72.075. Diikuti pasangan Arafah 20.409 suara dan Tambul-Barnabas sebanyak 9.226 suara.
CC bahkan unggul di semua daerah pedalaman dari 20 kecamatan di Kabupaten Ketapang. Termasuk Kecamatan Nanga Tayap yang merupakan kampung Morkes. Di Nanga Tayap, pasangan CC unggul sementara dengan memperoleh 10.358. Sedangkan pasangan MB dapat 3.482 suara.
Tetapi pasangan MB menyapu semua kawasan pesisir seperti Matan Hilir Utara, Matan Hilir Selatan, Delta Pawan, Benua Kayong, Muara Pawan, dan Kendawangan.
Kekalahan sementara pasangan MB diakui oleh Ketua DPD Golkar Ketapang Yasyir Ansyari. Namun kendati kalah di Ketapang tak akan memengaruhi hasil di daerah-daerah lainnya. Intinya dia yakin, pasangan MB bakal menang satu putaran dalam pilgub kali ini.
“Hitungan kita tetap menang. Kalaupun kita (MB) kalah, tidak akan banyak. Kita berharap kepada masyarakat Kalbar untuk sama-sama mengawasi untuk mengawal kotak suara itu. Jangan sampai BA itu ditukar. Ini kan modus lama. Kita masih optimis menang,” ungkapnya kepada Rakyat Kalbar, kemarin.
Menurutnya, hasil perolehan suara nanti tak akan jauh berbeda dengan quick count tim MB. Karena itu ia meminta kepada seluruh saksi untuk segera membawa formulir C1 ke KPU provinsi. Hal itu, kata dia, untuk mencegah kemungkinan adanya kecurangan perolehan hasil suara.
“Prediksi kita, pasti ada salah satu calon yang di atas 30 persen. Jangan dikira Pilgub Kalbar itu seperti Pilgub Jakarta. Hilangkan anggapan itu, karena itu menyesatkan,” tegasnya.

Unggul di pedalaman

Berbeda dengan Yasyir, Ketua Tim Sukses pasangan CC Ketapang Budi Mateus menegaskan, perolehan suara menang pasangan CC di Ketapang cukup telak. Berdasarkan perhitungan sementara, CC memperoleh 106.560 suara.
Budi menampik kemenangan tersebut lantaran adanya kecurangan dalam proses perhitungan suara. “Jangan cepat menuduh pasangan lain berbuat curang,” ingatnya.
Ia menegaskan pihaknya tak akan membenarkan kecurangan. Lagi pula setiap pasangan telah mengutus saksi masing-masing dan meng-copy perolehan suara.
“Kami punya saksi, mereka juga punya saksi. Mengapa mereka tidak mengirim saksi. Kalau mau aman jangan menuduh orang curang,” tantangnya.
Di atas angin, Ketua DPD PDIP Ketapang ini juga yakin perolehan suara nanti akan melebihi target, 39 persen. “Terima kasih kepada masyarakat Ketapang. Proses pemilihan juga berjalan tertib dan lancar. Semuanya berjalan cukup baik. Masyarakatlah yang merasakan pembangunan selama ini, terutama infrastruktur. Itu merupakan fakta dan modal untuk kampanye,” ungkapnya.
Selama kampanye, Budi mengaku Timses CC menjalankan politik santun. Bukan dengan menjelek-jelekkan ataupun politik uang. Ia juga bersyukur lantaran pilgub berjalan lancar.
“Dari data-data yang masuk kami yakin akan melebihi target. Tapi kami belum berani mengira berapa persen, karena banyak kecamatan yang belum masuk,” ujarnya.
Sedangkan untuk pasangan MB, Mateus menduga tak akan lebih dari 35 persen suara. “Kami optimis 100 persen akan satu putaran. Karena berdasarkan kabupaten lain, perolehan suara CC di atas 51 persen dari total DPT,” ujarnya. (///)
Hasil Perolehan Suara Sementara
Pilgub Kalbar 20 September 2012
Kab/Kota Cornelis-Christiandy Armyn-Fathan Morkes-Burhanuddin Tambul-Barnabas
Kota Pontianak 88.320 102.089 45.599 13.147
Kabupaten Kubu Raya 84.385 58.453 63.144 19.309
Kabupaten Pontianak 44.419 21.453 28.353 5.973
Kota Singkawang 8.293 1.522 1.466 350
Kabupaten Bengkayang 80.119 9.899 15.176 3.572
Kabupaten Sambas 53.347 41.357 121,627 12.809
Kabupaten Sanggau 34.617 3.759 6.271 2.174
Kabupaten Landak 203.396 4.549 7.811 4.210
Kabupaten Sekadau 66.552 23.986 6.853 6.799
Kabupaten Sintang 1,290 803 4,651 116
Kabupaten Melawi 31.688 6.038 30.076 5.252
Kabupaten Kapuas Hulu 48.425 7.188 11.067 50.255
Kabupaten Ketapang 90.299 20.045 71.979 9.280
Kabupaten Kayong Utara 11.059 7.298 17.311 3.835
TOTAL 424.724 148.046 258.709 62.609
PERSENTASE 47,0 % 18,9 % 26,4 % 7,7 %
Jumlah Suara: 1.631.484
Sumber: Hasil pengumpulan data dari KPUD, Timses CC, Timses MB, oleh Biro Rakyat Kalbar se-Kalbar

Jual Dua Gadis, Diringkus

Pontianak – Satuan Reserse dan Kriminal Umum Sub Unit Remaja Anak dan Wanita Polda Kalbar mengungkap jaringan prostitusi anak yang beroperasi di hotel-hotel Kota Pontianak.
Pelaku penyalur berinisial AA alias Al, 22, ditangkap polisi di salah satu hotel Jalan Imam Bonjol, Kamis (2/2) dini hari. “Kini pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan untuk kepentingan penyelidikan,” kata AKBP Mukson Munandar, Kabid Humas Polda Kalbar, Jumat (3/2).
Warga Jalan Merdeka Pontianak tersebut berperan menghubungi anak bawah umur. Kemudian dijual untuk melakukan praktik prostitusi. “Diduga modus tersebut sudah lama dijalankan tersangka,” jelas Mukson.
Gadis bawah umur yang dijual AA yang diketahui baru dua orang, berumur 16 dan 18 tahun. Keduanya dijual untuk melayani penikmat dunia prostitusi yang telah menunggu di hotel. Tarif untuk melayani tamunya juga ditentukan AA. “Korban mendapat imbalan sesuai kesepakatan yang dibuat tersangka,” ungkap Mukson.
Tersangka memasang tarif tinggi untuk menikmati sang gadis, rata-rata Rp 1,7 juta. Kemudian wanita tersebut hanya mendapatkan Rp 700 ribu. Aksi menjual anak untuk terlibat dunia prostitusi disinyalir sudah lama AA lakukan.
Mukson mengatakan AA ditangkap saat sedang menjual gadis bawah umur di hotel Jalan Imam Bonjol, Pontianak. Bahkan korban sudah berada di kamar hotel bersama pemesan. Penangkapan dilakukan setelah polisi mendapat informasi dari masyarakat. “Tersangka ditangkap setelah melalui penyelidikan secara intensif,” kata mantan Kabag Bin Ops Ditnarkoba Polda Kalbar.
Belum sempat mencicipi tubuh gadis bertubuh mungil tersebut, pria hidung belang bersama korban dan AA digelandang ke Mapolda Kalbar. Mereka diminta keterangan. Bahkan pengelola hotel juga bakal diperiksa terkait keberadaan anak bawah umur bisa masuk kamar hotel secara bebas.
“Kita mensinyalir tidak hanya satu hotel tempat tersangka menjalankan aksi prostitusi anak,” ungkapnya.
Apalagi, kata Mukson, modusnya tersangka selalu menghubungi korban melalui telepon. Meminta korban datang ke hotel dan tersangka menunggu di sana. “Kemudian pelaku mengantar korban untuk menemui tamu yang sudah berada di kamar hotel,” jelas Mukson seraya mengatakan tersangka bakal dijerat UU Nomor 23/2002 pasal 88 tentang Perlindungan Anak atau UU Nomor 21 tentang Perdagangan Orang. (sul)

Prostitusi Anak, Kentalnya Kepentingan Orang Dewasa

Pontianak – Dari 277 laporan kekerasan terhadap anak yang diterima Yayasan Nanda Dian Nusantara (YNDN) Kalbar pada 2011, yang memiriskan ternyata 179 berupa prostitusi anak dengan 98 kasus kekerasan seksual.
“Begitu juga data terakhir tahun 2012 yang masuk terdapat 43 anak yang terlibat prostitusi dan positif mengidap infeksi menular seks (IMS) sebanyak delapan orang,” ungkap Devi Tioman, Ketua YNDN kepada Equator, Sabtu (18/2).
Tegas-tegas Devi mengungkapkan bahwa pelakunya prostitusi maupun korban kekerasan seksual masih di bawah umur. Bahkan masih duduk di bangku SMP dan SMA. “Memang pelaku prostitusi ini anak umur dari 14 sampai 18 tahun. Sedangkan kekerasan seksual kebanyakan dilakukan oleh pihak keluarganya,” ujar Devi.
Dampak prostitusi anak sangat menyedihkan dan paling mengerikan adalah tertular penyakit kelamin. “Mereka kebanyakan mengidap IMS dan tiga di antaranya tertular HIV. Bahkan tahun 2011 satu orang yang meninggal akibat HIV/AIDS. Sedangkan pada 2012 baru satu anak yang ditemukan mengidap HIV. Dan sampai sekarang masih aktif menjajakan seks,” ungkap Devi.
Negara dan Pemerintah Indonesia belum mampu membangun sistem perlindungan anak permanen. Keinginan untuk menjamin perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak sebagaimana tertuang dalam UU No 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak yang sudah memasuki usia 10 tahun, juga masih belum terjamin.
“Pelanggaran terhadap hak-hak anak tiap tahun malah menunjukkan trend yang meningkat kualitas dan kuantitasnya. Bahkan pelanggaran juga didominasi oleh institusi negara, yang harusnya menjamin perlindungan dan pemenuhan hak anak. Seperti pendidikan, lembaga pengasuhan, lembaga penegak hukum, dan pelanggaran yang dilakukan oleh keluarga dan orang tua,” urai Devi.
Pelanggaran yang dilakukan oleh institusi dan keluarga menurut Devi sering ditutupi. Bahkan nyaris tidak tersentuh hukum, karena kentalnya kepentingan orang dewasa.
“Padahal dampak bagi anak sangat memprihatinkan dan sering berakhir dengan keputusasaan. Ini membuktikan bahwa negara, masyarakat, dan keluarga telah gagal mewujudkan pemenuhan hak dan perlindungan terhadap anak sebagai bagian dari masa depan bangsa. Selayaknya pemerintah sudah mengupayakan sistem pemenuhan dan perlindungan anak mulai dari pusat hingga ke daerah guna mewujudkan masa depan yang lebih baik,” tegas Devi.
Tahun 2011, Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kalbar menangani 30 kasus anak yang berhadapan dengan hukum (ABH). Kebanyakan kasusnya terkait prostitusi dan cabul. “Kami hanya mendampingi dan melakukan pemantauan kasus ini sampai ke proses hukum,” ungkap Alik R Rosyad.
Perlu keprihatinan khusus agar anak-anak bawah umur ini bisa dilepaskan dari kasus hukum. Jangan sampai mereka putus sekolah dan tetap menikmati pendidikan. “Jika ABH tetap diproses hukum tentunya memberi peluang untuk melakukan tindak kejahatan,” tambah Alik
Kebanyakan yang ditangani KPAID kasus cabul maupun prostitusi yang dilakukannya dengan cara pengaduan karena faktor ekonomi. “Ini memang fakta yang tidak bisa dimungkiri. Baik dari faktor ekonomi anak itu sendiri atau orang tuanya. Selebihnya lingkungan yang memengaruhi si anak,” ujarnya. (sul)

Wah, 251 Kasus Prostitusi Anak

Pontianak – Selama 2011 dan 2012, Yayasan Nanda Dian Nusantara (YNDN) Kalbar menangani 251 kasus prostitusi anak bawah umur, kebanyakan masih duduk di bangku sekolah.
“Terakhir anak baru gede (ABG) berinisial Yn, 15, dan Fn, 15, yang diamankan di Polsek Kota. Kedua ABG tersebut merupakan jaringan anak yang dilacurkan oleh rekan sekolahnya sendiri dan mempunyai komunikasi tersendiri,” ungkap Direktur YNDN Kalbar Devi Tiomana, Jumat (21/9).
Devi mengatakan kedua anak yang dilacurkan kini masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP). Salah seorang pelaku, Fn, mengaku dijual oleh Yn, temannya sendiri yang juga masih sekolah. Yn juga diketahui terbiasa menjual dirinya kepada laki-laki hidung belang, terutama Bm yang ditangkap di Polsek Kota.
“Namun mereka mempunyai jaringan tersendiri, sehingga tidak mudah untuk mencari dalang yang sebenarnya. Selain itu, pergaulan juga menyebabkan kedua anak itu melacurkan dirinya dengan orang lain. Karena hidup untuk bersaing dan juga kebutuhan sehari-hari,” kata Devi.
Devi mengungkapkan, berdasarkan keterangan yang didapat dari kedua siswi itu, mereka menjajakan dirinya dengan tarif Rp 400 ribu sekali kencan (short time). Namun sebelumnya, korban diberi imbalan hand phone jenis BlackBerry dan uang sebesar Rp 800 ribu oleh Bm (pria yang mengencaninya).
“Barang buktinya sudah ada, tinggal proses hukum dari pihak kepolisian saja,” paparnya.
Menurut Devi, Fn dan Yn sendiri sudah melakukan perbuatan jual diri semenjak duduk di bangku kelas 2 SMP, sehingga akhirnya mereka kenal dengan Bm.
“Informasinya mereka sudah lama menjajakan dirinya. Bahkan menurut pengakuan Fn, dia sudah tidak ingat lagi berapa kali melakukan itu,” katanya.
Setelah menjalani pemeriksaan oleh pihak kepolisian, Yn dan Fn akan dititipkan ke shelter Dinas Sosial Kota Pontianak untuk proses lebih lanjut.
“Kami harap pemerintah tidak diam dan serius melihat kasus semacam ini. Padahal kami pernah membawa kasus ini ke DPRD dan menghadirkan SKPD Kota Pontianak, tetapi saat ini masih tidak ada tanggapan sama sekali dengan kasus ini. Atas kasus ini kami menyerahkan sepenuhnya pada pihak kepolisian untuk mengungkap jaringannya,” tegas Devi.
Kebanyakan anak bawah umur dan masih berpendidikan. Bahkan ada juga korban atas kemauan orang tuanya untuk melacurkan diri. Itu data yang masuk ke YNDN Kalbar. Alasannya kebanyakan faktor ekonomi, pergaulan, dan orang tua yang kurang melakukan pengawasan terhadap anaknya.
“Kami minta dengan aparat agar cepat ditindak dan dibongkar hingga ke akar-akarnya,” harap Devi. (sul)