Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Sabtu, 25 Agustus 2012

ABG Diperkosa Tiga Pria

Mempawah – Teriakan Si meminta pertolongan ternyata tak bisa menyelamatkan dirinya dari cengkeraman tiga pria hidung belang yang menggagahinya di kebun pisang, Minggu (27/5) malam.
Gadis yang tinggal di Dusun Parit Kurus, Desa Sungai Bakau Darat, Kecamatan Sungai Pinyuh, Kabupaten Pontianak, hanya bisa pasrah ketika diperkosa, Syu, 14, Ham, dan Dam, 20.
Informasi yang berhasil dihimpun, nasib malang yang dialami siswi salah satu madrasah itu bermula ketika dirinya pulang dari menyaksikan hiburan malam. Ketika korban pulang sendirian melewati jalan gelap dan sepi, kedua tersangka yakni Syu dan Ham, mengadang korban.
Pelaku lantas membujuk dan merayu korban untuk melakukan hubungan seksual. Kontan saja permintaan itu ditolak korban. Namun kedua pelaku nekat memaksa korban melayani hasrat setannya.
Merasa permintaannya ditolak, kedua pelaku lantas menyeret korban ke kebun pisang tak jauh dari jalan tersebut. Kalah tenaga, Si berteriak meminta pertolongan. Namun teriakan Si ternyata sia-sia.
Nafsu sudah di ubun-ubun, Syu langsung melucuti pakaian korban. Syu yang sudah puas menyalurkan nafsu setannya terduduk lemas. Kemudian giliran Ham menggagahi korban yang masih kesakitan.
Belum sempat Syu dan Ham pergi, muncul Dam, 20. Seolah malaikat penolong, Dam lantas menawarkan Si yang menangis pulang ke rumahnya. Namun siapa sangka, Dam tak ubahnya serigala berbulu domba yang ternyata memiliki niat sama dengan kedua pelaku lainnya.
Dam yang membonceng Si lantas berhenti di tempat sepi untuk kemudian menyetubuhi korban. Sudah jatuh tertimpa tangga pula, Si hanya bisa menangis karena harus melayani nafsu bejat pelaku. Usai menjalankan aksinya, Dam pun meninggalkan Si begitu saja.
Kisah pemerkosaan yang alami Si menyebar dengan cepat. Seluruh penduduk Dusun Parit Kurus kecil itu heboh mendengar peristiwa tersebut. Kontan saja berita itu langsung terdengar ke telinga Tohir, salah seorang guru korban.
Tohir bersama kepala sekolah korban lantas memanggil kedua orang tua korban, menyampaikan informasi tersebut.
Benar saja, orang tua Si yang mendengarkan kronologis yang menimpa anaknya langsung berang. Senin (4/6), orang tua Si akhirnya melaporkan kasus pemerkosaan itu ke Mapolres Pontianak.
Mendapat laporan itu, tim Reskrim Polres Pontianak langsung bergerak. Dua pelaku, yakni Syu dan Ham berhasil dibekuk di rumah mereka masing-masing. Keduanya tak berkutik ketika digiring petugas ke kantor polisi. Sementara pelaku ketiga, Dam keburu kabur. Bahkan hingga kini Dam masih dalam pengejaran petugas kepolisian.
Kapolres Pontianak AKBP Sigit Dedi Purwadi SIk MH didampingi Kasat Reskrim AKP Edy Haryanto membenarkan penangkapan kedua tersangka dalam kasus pemerkosaan. Keduanya masih meringkuk di hotel prodeo Polres Pontianak untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Sementara Dam masih dalam pengejaran petugas. (Shn)

2011, 27 Anak Bawah Umur Diperkosa

Pelakunya Orang-orang Terdekat

Rosalina Razali
Kiram Akbar
Kabid BPMPDP dan KB Ketapang Rosalina Razali
Ketapang – Fakta mengejutkan diungkapkan Kabid Pemberdayaan Perempuan Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Perempuan (BPMPDP) dan KB Ketapang Rosalina Razali. Selama 2011, sebanyak 27 anak diperkosa. Para pelaku umumnya adalah orang-orang terdekat korban.
“Itu informasi yang kita dapatkan dari pihak kepolisian maupun kecamatan. Selain orang dekat, umumnya mereka diperkosa oleh pacarnya. Kebanyakan itu di daerah Kota Ketapang,” ungkapnya.
Bahkan kata dia, pada 2009, seorang siswi SD warga Sungai Awan sampai trauma lantaran diperkosa abang iparnya. Korban terpaksa dibawa ke Pontianak untuk rehabilitasi yang biaya sepenuhnya ditanggung oleh bagian sosial Setda Ketapang. “Pada 2011 juga ada bocah lelaki yang disodomi hingga meninggal,” tambahnya.
Karena itu peran orang tua sangat penting guna mencegah hal tersebut. Orang tua, lanjut dia, harus memerhatikan anak-anak mereka, termasuk dengan siapa mereka bergaul dan berteman. Lalu apa peran pemerintah? Rosalina mengaku pemerintah dalam hal ini Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Perempuan (BPMPDP) dan KB Ketapang, sebatas memberikan sosialisasi.
“Kita memberikan sosialisasi hingga tingkat desa. Namun karena keterbatasan dana, tidak semua daerah dapat kita datangi. Selain itu kita juga mendampingi mereka dalam proses hukumnya,” ungkapnya.
Tak hanya bagi anak-anak yang menjadi korban kejahatan, tapi juga bagi anak-anak pelaku kejahatan. Dijelaskannya, bagi anak-anak pelaku tindak kriminal, hukuman penjara adalah jalan terakhir. Keputusan yang diambil harus memperhitungkan kepentingan terbaik bagi anak.
“Kita juga sudah melakukan sosialisasi terhadap para penegak hukum, baik kejaksaan maupun kepolisian. Terhadap anak-anak yang tersangkut masalah hukum juga kita mendampingi,” akunya.
Ia juga mengatakan dalam hal penanganan hukum terhadap anak, harus bebas dari diskriminasi. Perlakuan hukum anak harus sama tanpa memandang status sosial mereka. “Itu juga kita sosialisasikan,” ujarnya.
Selain melakukan sosialisasi, Rosalina mengaku pihaknya juga membentuk klub anak di sekolah-sekolah. Klub itu bertujuan untuk merangkul anak-anak yang memiliki permasalahan dengan perilaku. Namun ia mengaku klub itu sendiri tak berjalan maksimal, karena sulitnya merangkul mereka. “Kesulitan kita karena mereka tidak mau masuk dalam klub tersebut,” ungkapnya.
Namun ke depan, pihaknya akan berupaya untuk menemukan cara bagaimana anak-anak yang berperilaku bermasalah itu. “Mungkin kita bisa menggunakan semacam pendidikan sebaya,” ujarnya seraya berharap agar persoalan menyangkut anak dapat diminimalisasi. (KiA)

Siswi SMA Disiksa dan Diperkosa

Singkawang – Salah seorang siswi di salah satu SMA di Kota Singkawang, sebut saja Mawar, 16, diduga disiksa dan diperkosa di kebun karet milik A Chin di Kali Asin Dalam, Kecamatan Singkawang Selatan, Selasa (24/7) sekitar pukul 11.30.
“Belum dapat diketahui secara pasti siapa pelakunya. Korban masih sulit diminta keterangan karena trauma atas kejadian dialaminya,” kata IPTU Purwadi, Kapolsek Singkawang Selatan melalui Kanit Reskrim AIPTU Supianik ditemui di ruang kerjanya, Rabu (25/7).
Supianik menjelaskan, berdasarkan keterangan yang dikumpulkan kepolisian, setiap hari warga Marhaban ini mengantar ibunya ke kebun karet di Kali Asin Dalam, milik A Chin pada pukul 22.00.
Ibunya yang bekerja sebagai buruh karet itu sambil bekerja dapat beristirahat di salah satu gubuk. Selanjutnya pada 10.00, Mawar pergi lagi ke kebun karet itu untuk menjemput ibunya. “Setiap hari kerjaannya begitu, mengantar dan menjemput ibunya yang bekerja sebagai buruh noreh karet,” kata Supianik.
Selanjutnya pada hari nahas itu, kata Supianik, menurut cerita ibunya, si Mawar ini memanggil-manggilnya dari luar gubuk. Hal itu memang sering dilakukan Mawar bila datang menjemput ibunya. “Karena memang sudah biasa dipanggil begitu, ibunya bilang tunggu dulu, karena dia sedang mandi,” katanya.
Usai mandi dan berpakaian, ibunya langsung keluar gubuk untuk menemui Mawar. Bagaikan disambar petir, ternyata anak gadisnya itu tergeletak dengan memar-memar di wajah, tangan, dan kaki.
Parahnya lagi, kondisi pakaian Mawar tampak sangat berantakan, jilbabnya dibuka untuk menutup bagian vitalnya. Setelah ibunya mengambil jilbab itu, ternyata pakai dalam Mawar robek.
Ketika Mawar dibawa pulang ke rumahnya di Marhaban, kontan saja dia berontak dan ingin lari dari rumah. Bahkan tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi terhadap dirinya, hanya ketakutan yang tampak dari wajahnya. Selanjutnya pihak keluarga membawa mawar RSUD Abdul Aziz untuk mendapatkan perawatan.
“Dari hasil pemeriksaan sementara, menurut dokter terdapat tanda-tanda pemerkosaan. Tetapi kita masih menyebutnya dugaan pemerkosaan, karena masih menunggu hasil visumnya,” kata Supianik.
Mengenai kronologis kejadian yang menimpa mawar itu, termasuk siapa pelakunya, apakah seorang atau beberapa orang, jelas Supianik masih belum dapat dipastikan. Satu-satu penjelasan hanya bisa diperoleh dari korban yaitu Mawar, tidak ada saksi mata. Tetapi dia masih trauma berat dan membutuhkan perawatan khusus. “Korban belum bisa diminta keterangan,” katanya. (dik)