Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Jumat, 13 Juli 2012

Genderang Perang Ditabuh

Pangsa Pasar, Raup Suara, hingga Ubah Mindset

ilustrasi pilgub kalbar
ZMS
Pontianak – Genderang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kalbar 2012 pun ditabuh. Tiga kandidat sudah menyatakan siap bertarung merebut hati rakyat. Cornelis, Tambul Husin, dan Morkes punya andalan.
“Fisik masih kuat, partai mendukung dan rakyat juga mendukung, apa salahnya maju. Kenapa kita tidak manfaatkan sisa-sisa hidup kita ini untuk orang banyak,” ungkap Cornelis kepada Rakyat Kalbar di kediamannya, Minggu (8/7) sore.
Dengan gaya tegasnya dan suara yang tetap lantang, Cornelis mengaku bukan semata-mata untuk mengejar kekuasaan. Karena selama ini Kalbar selalu diurus orang lain, yang terkadang tidak paham bagaimana kondisi masyarakat. Kadang-kadang blakblakan tetapi takut melecehkan dan lain sebagainya.
“Kalau kita bicara itu untuk rakyat Kalbar, itu apa adanya. Senang tidak-senang itulah kita punya. Kalau kita mau maju, kita harus tahu kekurangan, kelemahan, dan kelebihan yang ada,” tegas Cornelis.
Gubernur Kalbar yang segera mengakhiri periode pertama jabatannya ini merasa harus terbuka. Kalau orang lain itu hanya basa-basi doang. Mau ngomong blakblakan takut dianggap menghina dan bisa membuat orang lain tersinggung.
“Kalau saya kan tidak. Jika memang kurang, kenapa harus kita tutupi dan bilang bagus. Kemudian, jika memang bagus kenapa tidak kita tingkatkan supaya lebih bagus lagi,” tuturnya.
Bicara Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dikritisi lawan politiknya, Cornelis bertanya daerah mana yang paling rendah. Dia akan menegur langsung bupati yang harus serius menangani daerahnya.
“Jangan hanya kita kalut menyalahkan orang. Kita bersaing secara terbuka. Di bidang ekonomi, orang berani menjual pecel lele. Kita juga harus berani menjual pecel lele. Orang jual cendol, kita juga jual cendol,” katanya bertamsil.
Soal mendorong masyarakat bersaing, Cornelis mengambil contoh orang Padang. “Orang Padang yang dari jauh saja berani buat warung makan padang. Melayu sendiri saja tidak berani buat warung makan melayu. Nah, ini yang selalu saya kemukakan. Selalu saya motivasi. Kita harus mengedepankan identitas kita. Orang Madura saja berani menunjukkan identitas Madura, kenapa orang Kalbar tidak berani,” paparnya.
Sebagai incumbent, figur yang kerap dinilai sebagai sosok yang keras mengaku ada program yang ditawarkan kepada konstituen selain yang sudah jadi dan masih dalam perencanaan. Mantan Bupati Landak ini mengaku tidak mau mengarang-ngarang.
“Kalau kita melihat empat pasang yang akan maju dalam pilkada ini, masing-masing kandidat sudah punya pangsa pasar yang jelas. Ibarat rokok Gudang Garam dan LA, sudah punya pasar yang jelas,” katanya.
Tapi bagaimanapun, Cornelis mengatakan berupaya sekuat tenaga pilkada ini bisa satu putaran. Dua putaran menurutnya punya risiko begitu besar. Karena Kalbar ini begitu luas sehingga membuat ongkos pilkada besar.
“Sejauh ini kita sudah siap termasuk juga saksi-saksi. Saya ini kan tiap tahun latihan pemilihan dan terakhir di Landak. Jadi sekarang tinggal menekan tombol. Sekarang mesin politik kita juga sudah mulai gerak,” ungkap Cornelis.
Besok SK tim kampanye koalisi pendukungnya diteken dan Senin hari ini sudah sampai di KPU provinsi. “Jadi kami sudah siapkan tim kampanye di 14 kabupaten kota se-Kalbar. Mereka tinggal datang dan stressing saja. Untuk Cornelis, basisnya se-Kalbar. Karena kita maju didukung oleh rakyat dan pemerintah pusat juga percaya dengan kita,” ujar Ketua DPD PDIP Kalbar itu yakin.
Pilkada kali ini dianggapnya jauh lebih mudah dari sebelumnya. Karena partai lebih ramai yang mau bergabung. “Jadi ada lima partai pengusung, yaitu PDIP, Demokrat, PDS, PIB, dan PKB,” katanya.
Cornelis pun bangga, selama menjabat Gubernur Kalbar, sudah 47 penghargaan diperoleh. Terakhir penyelenggaraan MTQ Internasional I Jamiatul Quro wal Huffadz di Pontianak yang kemarin berakhir.

Mengubah mindset

Sejak memutuskan terjun ke Pilgub 2012 untuk perebutan tampuk pimpinan Kalimantan Barat, H Abang Tambul Husin menyatakan sudah sangat siap.
“Semua kandidat bisa bilang punya basis di mana saja. Tapi bagi saya, pemilih saya tersebar merata di semua kabupaten. Pilkada itu sarat dengan ikatan emosional primordial. Hal yang tidak baik, tapi realistis. Kita dalam tahap pembelajaran demokrasi dan untuk pemenangan kondisi seperti itu sangat diperhitungkan,” tutur Tambul diwawancarai di markasnya di Jalan Mega Timur, Pontianak Utara akhir pekan lalu.
Kesiapan lainnya tak lain adalah kesiapan teknis yang cukup menentukan apakah suara yang sudah diberikan konstituen tidak lari karena kecurangan. Tambul mengatakan saksi dalam pencoblosan nanti telah ready 80 persen.
Persiapan yang agaknya menjadi dasar dari setiap kandidat maju ke pilkada adalah modal alias dana. Tambul yang telah mendaftarkan kekayaannya ke Komisi Penyelidik Kekayaan Pejabat Negara (KPKPN) itu mengaku menerima donasi dari simpatisannya.
“Tapi saya menolak donasi dari perusahaan-perusahaan besar maupun pengusaha-pengusaha. Karena saya ingin menjalankan kekuasaan dengan lebih bijak dan pro rakyat jika saya terpilih nantinya. Bukan pro terhadap pengusaha maupun kelompok tertentu,” seloroh Tambul dengan senyum khasnya.
Yang jelas, selain didukung penuh oleh Pembina Partai Gerindra Prabowo, majunya mantan Bupati Kapuas Hulu dua periode ini didukung oleh 18 partai termasuk yang nonparlemen.
“Partai memang mesin penggerak, tetapi perlu militansi pendukung. Kan akhirnya terpulang kepada figur yang didukung rakyat,” ujar Tambul.
Keinginan dasar Abang Tambul Husin ketika menyatakan maju ke Pilgub Kalbar 2012 bukan lantaran ambisi jadi pemimpin. Tambul ingin mengubah mindset (pola pikir, red) masyarakat dan pemimpin Kalbar agar tak lagi terjadi pengotakan.
“Kita mulai dengan pemimpinnya dulu. Jangan harap jadi kadis, misalnya, jika tidak pernah turun ke masyarakat. Ndak lucu jika orang bicara soal pertanian tapi tidak pernah turun ke sawah dan berbincang dengan para petani,” kata Tambul ditemui di Pontianak.
Tambul mengisyaratkan perubahan mindset tersebut bukan terletak pada petani atau nelayan, namun pada orang yang mengurusi hal-hal tersebut. “Kalau orang-orang (pejabat, red) sudah be-revolusi dari pemakai mesin tik ke pemakai komputer, petani jangan lagi dibantu dengan cangkul, tapi bantulah dengan menyediakan traktor,” papar pria kelahiran Nanga Bunut 64 tahun lalu ini.
Ketua DPW Partai Gerakan Indonesia Baru (Gerindra) ini menyatakan pola pikir di bidang politik pun sebaiknya sedikit diubah. “Saya sebagai ketua DPW, tidak akan mencampuri urusan anggota yang di dewan. Karena mereka itu harus bekerja fokus dan giat untuk rakyat,” dia mengingatkan.
Berbicara mengenai pendidikan, Tambul berpendapat pendidikan itu dibutuhkan agar manusia jangan jadi beban bagi manusia lain. Seorang pelajar maupun mahasiswa harus mempunyai karakter khusus, karakter yang bertanggung jawab. Untuk membangun karakter itu, peran pemerintah dinilai sangat penting.
“Seorang pemimpin harus melihat ini sebagai masalah. Pembentukan karakter adalah bagian dari proses belajar. Proses belajar yang baik berasal dari lingkungan yang baik pula,” tegasnya.
Tambul berjanji akan membangun tempat tinggal atau asrama yang baik bagi mahasiswa yang berasal dari daerah. Sebab, daerah sangat butuh tenaga terdidik sebagai generasi penerus yang tidak bisa diabaikan.

Sapu suara 6 kabupaten

Strategi penting pasangan Morkes Effendi-Burhanuddin A Rasyid siap menggempur dan meraup suara di enam kabupaten 20 September nanti.
“Target akhir kita meraup suara sebanyak-banyaknya. Dengan strategi dan taktik, kita optimis menang di enam kabupaten, yakni Ketapang, Sambas, KKU, Kabupaten Pontianak, Kubu Raya, dan Melawi,” tegas Morkes yakin.
Dikatakan, kesiapan mesin politik baik partai maupun nonpartai sudah tidak masalah. Parpol koalisi sudah membentuk pemenangan. “Kita ready combat (siap tempur),” kata Morkes menjawab Rakyat Kalbar via seluler, Minggu (8/7).
Tim koalisi sudah meramu strategi dan taktik politik yang jitu untuk meraih kemenangan. Begitu pula dengan kekuatan-kekuatan nonpartai seperti organisasi kemasyarakatan, baik itu dari keagamaan maupun kebudayaan.
“MABM kabupaten/kota di Kalbar hampir seluruhnya siap mendukung kami, kecuali MABM provinsi yang masih gamang,” ungkap Ketua Lembaga Adat Melayu Serantau (LAMS) ini.
Tanpa buka detail strategi dan taktik, mantan Bupati Ketapang dua periode ini mengibaratkan dalam sebuah pertempuran taktik dan strategi sangat menentukan kemenangan.
“Diperlukan kecermatan seperti persiapan dan perumusan konsep-konsep dan ide jangka panjang. Sebagai jalan untuk memenangkan pertarungan politik dan pembangunan berkelanjutan setiap lembaga demokratis,” jelas dia.
Ketua DPD Partai Golkar Kalbar ini memaparkan, tujuan dari setiap strategi bukanlah kemenangan yang dangkal, tapi perdamaian yang mendasar. Perdamaian berarti penerangan terhadap program-program yang tepat dan reformasi. Perdamaian inilah yang sebenarnya diimpikan masyarakat Kalbar ke arah kesejahteraan ekonomi yang merata.
Morkes menganalisis, melihat komposisi kandidat yang maju terdiri dari tiga pasang dari agama yang sama. Komposisi ini tidak jauh berbeda dengan pilgub 2007 lalu. Latar itu tak mengkhawatirkan Morkes. “Masyarakat sekarang sudah pintar, sudah tahu mana yang punya komitmen yang kuat untuk memajukan daerah ini,” katanya.
Karena itu persiapan harus dipikirkan jauh-jauh hari, bukan sesuatu yang sifatnya instan, karena masyarakat tidak hanya memilih berdasarkan ketenaran para kandidat melainkan juga kepercayaan akan pola kepemimpinan dan kinerjanya.
“Masyarakat merindukan kemapanan, situasi yang stabil, dan juga kepastian kebijakan. Masyarakat butuh perubahan yang bisa langsung dirasakan bukan hanya dengan janji-janji politis, masyarakat sudah lelah dibohongi. Tapi kembali lagi, kekuasaan itu milik Allah, jadi Allah yang menentukannya,” ungkap dia.
Harapan dan keinginan masyarakat Kalbar, lanjutnya, sudah ditampung dan dituangkan dalam misi dan visi yang disimpulkan dari Focus Group Discussion (FGD) dan dibahas bersama para ahli.
“Kita memiliki visi mewujudkan masyarakat Kalbar yang Maju, Jaya, dan Sejahtera. Visi itu akan diwujudkan melalui 10 misi pembangunan,” tuntas Morkes.
Bagaimana dengan kandidat Mayjen TNI Armyn Angkasa Alianyang? Berkali-kali dihubungi ponselnya tidak diangkat. Begitu pun di SMS, tak ada jawaban dari calon yang dikabarkan sudah mundur dari kedinasannya di TNI AD. (kie/miq/jul)

Dari yang Kecewa hingga Apatis

Pontianak – Dekan Magister Fakultas Ilmu Sosial Untan Dr Bakran Suni MSi memahami mengapa rakyat cilik belum mengenal siap calon pemimpinnya. Wajar jika masyarakat pedalaman tidak kenal lantaran akses informasi terbatas.
“Di Ketapang, masyarakat mesti lebih kenal Morkes Effendi. Kemudian di Putussibau dan kawasan timur yang lebih dikenal adalah Tambul Husin. Kemungkinan yang dianggap pendatang baru adalah Armyn,” kata Bakran.
Yang jelas, lanjut Bakran, incumbent tetap masih menjadi pasangan yang paling dikenal. Peluangnya juga lebih besar dibanding pasangan pendatang baru.
“Masyarakat dapat dibagi menjadi tiga. Ada masyarakat yang benar-benar tidak tahu, pura-pura tidak tahu, dan ada masyarakat yang memang benar-benar tahu. Jadi, itu tugasnya Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan masing-masing tim sukses untuk membuat masyarakat menjadi tahu,” paparnya.
Bakran memprediksi golput di pilkada kali ini masih tetap ada. Karena dari sekian banyak masyarakat Kalbar pasti ada yang merasa kecewa dengan kondisi selama lima tahun berjalan.
“Tetapi kita berharap jangan sampai itu terjadi. Hak pilih itu harus disalurkan. Oleh karena itu, kandidat yang mencalonkan diri jangan hanya bisa mengumbar janji. Tetapi berbuatlah yang bisa dilakukan untuk rakyat,” imbaunya.

Ekonomi rakyat

Dosen Komunikasi Dakwah STAIN Pontianak Ibrahim MS MSi menganggap wajar kalau ada warga masyarakat kurang memedulikan pilgub. Kemungkinan karena sosialisasi atau komunikasi dari penyelenggara pilgub kurang memasyarakat. Atau bisa jadi masyarakat sudah tahu pemenangnya karena melihat sejarah pemilihan tahun 2007 lalu yaitu 1 vs 3.
“Mungkin masyarakat sendiri lebih banyak kerja ketimbang memikirkan politik. Sementara kebutuhan hidup dan ekonomi mereka kurang baik. Jadi wajar kalau mereka tidak memikirkan hal itu,” ujarnya.
Menurutnya, kalau berbicara politik uang, pada saat pilkada tidak asing lagi di telinga masyarakat. Karena sudah biasa dilakukan oleh para calon untuk meraih suara yang lebih banyak. “Sekarang ini kalau tidak ada uang, tidak bisa jadi. Karena masyarakat kita betul-betul membutuhkan itu. Makanya tidak heran politik uang,” katanya.
Kalau masyarakat bawah kurang memedulikan masalah pilgub, itu tugas besar dari penyelenggara pilgub sendiri untuk mensosialisasikan dan berkomunikasi yang baik kepada masyarakat. Supaya dalam pemilihan nanti betul-betul terselenggara dengan baik.
“Mari kita sukseskan pilgub 2012 ini. Jaga kamtibmas dan keharmonisan sesama masyarakat Kalbar. Jangan terpengaruh dengan isu dan provokasi yang tidak benar. Karena hal itu akan memecahkan persaudaraan yang sudah kita bina selama ini,” harapnya.

Rakyat apatis

Tingkat pengenalan masyarakat terhadap empat bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar bervariasi. Salah satunya sama sekali tidak mengenal siapa saja figur yang maju di pesta demokrasi rakyat itu.
“Dibutuhkan riset atau jajak pendapat untuk mengetahui data yang valid apakah masih banyak masyarakat pemilih yang tidak mengenal satu pun bakal calon yang akan maju,” kata Jumadi SSos MSi, pengamat politik dari Universitas Tanjungpura, dihubungi RK, Selasa (10/7).
Menurut dia, jika kenyataannya masih ada masyarakat di provinsi ini yang tidak mengenal kandidat yang maju, apalagi di daerah perkotaan, perlu menjadi catatan para bakal calon tersebut. Ini bisa saja menunjukkan secara politik bakal calon tersebut tidak mengakar atau karena apatisme terhadap pilgub kali ini.
Apatisme terhadap pemilukada itu merupakan tamparan serius kepada parpol dan pemerintah untuk menunjukkan keseriusan dalam memperjuangkan nasib rakyat. Jumadi menilai, apatisme rakyat membuktikan pandangan masyarakat bahwa partai politik dan pemerintah tidak serius dalam memihak kepada rakyat. Berganti pemimpin pun nasib mereka tidak berubah, tidak ada peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat.
Solusi untuk meningkatkan kepercayaan rakyat, parpol dan pemerintah harus lebih serius memikirkan nasib rakyat. ”Masyarakat juga ikut menilai para pemimpin. Kalau pemerintah masih suka mengobral janji dalam kampanye pemilukada, maka akan muncul apatisme itu. Untuk itu, pemilukada jangan dijadikan obral janji, tapi realisasinya sulit dan nihil,” tambah Jumadi.
Dia menambahkan, hampir 60 persen masyarakat di Kalbar berpendidikan SD, kemudian kondisi sosial yang tidak bisa mengakses informasi. Ini juga salah satu faktor penyebab masyarakat apatis dan masih ada yang tidak mengenal bakal calon pemimpin di daerahnya.
Seperti diketahui, ada empat bakal pasangan calon yang sudah mendaftar ke KPU Provinsi Kalbar. Di urutan pertama sesuai pendaftaran, pasangan Abang Tambul Husin-Barnabas Simin, pasangan Morkes Effendi-Burhanuddin A Rasyid, pasangan Cornelis-Christiandy Sanjaya, dan pasangan Armyn Angkasa Alianyang-Fathan A Rasyid. (jul/hak/kie)

Wong Cilik Tak Kenal Calon Gubernurnya?

rakyat kecil dan calon gubernur
ZMS
Pontianak – Ingar-bingar pemilukada alias Pilgub Kalbar 2012 mulai dari KPU hingga semua kandidat sudah bersosialisasi ke ujung negeri. Kalangan menengah atas jelas sudah punya sikap dan pilihan. Bagaimana dengan konstituen rakyat kecil, kenalkah mereka dengan calon gubernurnya?
“Saya hanya kenal Pak Burhanuddin. Karena selama ini yang sering dilihat terutama di Sambas adalah Pak Burhan,” ujar Juharna dengan logat Sambas yang kental.
Menurut petani ini, dia malah tak kenal siapa itu Morkes Effendi maupun Golkar. Kalau dipasangkan? “Siape jak boleh beh, Pak. Orang kawin pon bepasang-pasang,” katanya tertawa.
Juharna mengaku, siapa pun yang akan terpilih tidak terlalu berpengaruh kepada masyarakat kecil. Rakyat hanya berharap tolen, paling tidak ada perubahan yang dilakukan. Jadi, tidak hanya memberikan janji saja. Rakyat perlu bukti bukan hanya janji.
“Kami sebagai petani tidak menuntut banyak. Cukup harga beli padi dan gabah ditingkatkan. Diberikan kemudahan untuk mendapatkan pupuk. Harga sembako jangan sampai dinaikkan,” harapnya.
Sepertinya warga perkotaan saja yang tahu siapa yang akan maju di pilgub 2012 sebatas nama-nama mereka. Program-program dan jualan belum disuguhkan lantaran gong kampanye belum dipalu. Bagaimana pilkada bisa sukses jika pemilihnya saja masih belum kenal?
Amiau, pelayan toko emas di Pontianak Mall mengaku belum kenal dengan semua kandidat yang akan bertarung. Tetapi dia mengaku sudah punya pilihan siapa yang akan dipilihnya nanti.
“Tidak tahu siapa yang calon gubernur yang baru. Tetapi kalau gubernur dan wakilnya yang sekarang masih calon, kami masih tetap milih dia,” ungkap Amiau kepada Rakyat Kalbar, Selasa (10/7).
Menurutnya, selama kepemimpinan Cornelis-Christiandy, masyarakat Tionghoa lebih diperhatikan. Tidak lagi seperti dulu yang masih kurang dianggap. Kondisi sekarang juga jauh lebih aman.
Hal senada diungkapkan ibu rumah tangga, Andini, yang hanya mengenal Cornelis dan Christiandy. Karena kedua orang tersebut sering tampil di masyarakat dan di media. “Gubernur dan wakilnya sering saya lihat di koran. Jadi kalau disuruh milih, saya masih milih pasangan yang lama,” ujarnya singkat.
Tidak jauh berbeda dengan Herman, pedagang es tebu yang berjualan di dekat SMK 3 Pontianak. Ia mengatakan tidak kenal dengan kandidat yang mencalonkan diri di Pemilihan Gubernur Kalbar. “Kami belum kenal siapa yang mencalonkan diri. Karena masih belum ada kampanye. Tetapi gubernur yang sekarang sudah bagus,” katanya.
Ke depan dia berharap siapa pun yang terpilih harus lebih baik. Benar-benar memperjuangkan nasib rakyat. “Kami yang mencari nafkah di pinggir jalan jangan digusur. Bila perlu dibantu dan diberikan fasilitas. Kita ini warga negara tetap akan memilih siapa yang mencalonkan diri,” papar Herman yang sudah 15 tahun menggantungkan nasib keluarga dari jualan es tebu.
Alhasil, setakat ini incumbent memang diuntungkan oleh momen dan kesempatan yang lebih panjang untuk dikenal oleh masyarakat segala lapisan. Tak terlepas, rakyat berbagai strata pun mengenal suka atau tak suka dengan incumbent.
Masih cukup waktu bagi para kandidat untuk mengedepankan diri, menjual program, meyakinkan rakyat, apakah mereka lebih baik dari yang pernah ada. Ujiannya, ya 20 September nanti. (kie/dna)

Cornelis-Christiandy Deklarasi 9 Juni

Diusung Lima Parpol
 
Pontianak – Incumbent Cornelis-Christiandy akhirnya dipastikan tetap satu paket dari pilgub 2007 ke pilgub 2012. Empat partai politik digadang-gadang sudah siap berkoalisi dengan PDIP mengusung pasangan bermotto Bersatu Berjuang Menang (BBM) ini.
Pasangan PDIP-PD itu akan mendeklarasikan keputusan politiknya pada 9 Juni mendatang sekaligus mendaftar ke KPU. Persiapan deklarasi sedang dipersiapkan bersama empat partai koalisinya.
PDIP akan deklarasi bersama Partai Demokrat, Partai Damai Sejahtera (PDS) yang punya kursi DPRD Kalbar, kemudian Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB) dengan 1 kursi, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang nonkursi. Partai Demokrat sendiri masih membuka pintu bagi kepada partai lainnya untuk bergabung.
Dalam deklarasi itu nantinya seluruh DPC PDIP se-Kalbar akan dikerahkan untuk menyukseskan perhelatan akbar tersebut. Ketua DPC PDIP Kabupaten Sanggau Krisantus Kurniawan SIP MSi ketika dikonfirmasi terkait persiapan tersebut menegaskan untuk Kabupaten Sanggau akan dikerahkan sedikitnya 500 massa.
“Setelah ada kejelasan keputusan Partai Demokrat mengusung Cornelis-Christiandy dan akan melakukan koalisi dengan PDIP Kalbar, maka akan dilaksanakan deklarasi bersama pada 9 Juni 2012 mendatang,” jelas mantan Ketua DPRD Sanggau ini.
Menurut pria yang kini duduk di DPRD Kalbar ini, dari PDIP juga sudah mengeluarkan keputusan yang sama yakni mengusung Ketua DPD PDIP Kalbar Cornelis untuk maju bersama Christiandy Sanjaya.
“Saat deklarasi juga PDIP juga akan mengerahkan massa besar untuk mengantarkan Cornelis-Christiandy ke KPU Kalbar,” tegas Krisantus yang optimis Cornelis-Christiandy akan menang kembali pada Pemilukada Kalbar mendatang dengan satu putaran.
Ketua Divisi Kaderisasi DPD Partai Demokrat Kalbar Ary Pudianty SE bersama Sekretaris DPD Partai Demokrat Kalbar Rasmidi dan pengurus DPD PDIP Kalbar telah melakukan komunikasi intensif dan melaksanakan rapat pembentukan panitia deklarasi Cornelis-Christiandy. Kemungkinan deklarasi pasangan ini akan digelar di GOR Pontianak. Namun mengenai tempat belum final masih dikomunikasikan.
“Ini adalah koalisi besar, apalagi mempunyai pandangan yang sama mengusung dan mendukung Cornelis-Christiandy untuk menang. Kita juga optimis dengan melihat survei pasangan calon Gubernur Kalbar Cornelis-Christiandy akan menang satu putaran. Partai Demokrat masih membuka pintu koalisi,” tuntas Ary. (jul)

Demokrat Usung Cornelis-Christiandy

Milton Crosby Disebut-sebut Legowo

Pontianak – Kendati menjadi oposisi di Kabinet Indonesia Bersatu II pimpinan SBY, namun Partai Demokrat merapat ke PDI Perjuangan berkoalisi mengusung Drs Christiandy Sanjaya SE MM maju ke Pilgub Kalbar mendampingi Drs Cornelis MH.
“Majelis Tinggi Partai Demokrat dan Ketua Dewan Pembina PD Susilo Bambang Yudhoyono telah memutuskan akan mengusung dan mendukung Pak Christiandy sebagai Wakil Gubernur Kalbar mendampingi Pak Cornelis,” ungkap Bobby Chrisnawan, Ketua Tim Pilkada DPD PD Kalbar, kepada wartawan di Sekretariat partainya, Rabu (30/5).
Partai Demokrat (PD) dipastikan berkoalisi dengan partai berlambang banteng moncong putih, menyusul telah diputuskannya kader internalnya dalam Rapat Majelis Tinggi Partai Demokrat, Selasa (29/5) lalu.
Dengan demikian, partai pemerintah ini tidak memiliki kader internal yang dapat diusung sebagai calon Gubernur Kalbar dan memilih untuk menempatkan wakil di pesta demokrasi 20 September 2012 mendatang. Menurut Bobby, semua sudah sesuai dengan mekanisme partai. Hasilnya juga telah disampaikan kepada semua pengurus PD di Kalbar untuk segera disosialisasikan.
Hanya saja, lanjut Bobby, legalitas formal berupa surat keputusan (SK) tertulis belum disampaikan DPP Partai Demokrat. “Kemungkinan besok (hari ini, red), saya atau Ketua Divisi Kaderisasi Ary Pudyanti akan mengambil SK tersebut ke DPP,” ungkapnya.
Tentu saja PD Kalbar punya pertimbangan tidak menempatkan kader internalnya di posisi nomor satu yang sebelumnya nama Milton Crosby sempat mencuat. Begitu pun Ketua DPD PD Kalbar Suryadman Gidot termasuk calon yang diunggulkan. Sedangkan calon dari luar partai yang mendaftar adalah Cornelis.
Bobby mengatakan pertimbangan Majelis Tinggi Partai Demokrat mengusung Cornelis-Christiandy karena setelah disurvei Lembaga Survei Indonesia (LSI) hasilnya paling tinggi di antara calon gubernur lain.
“Selain punya elektabilitas tinggi, Christiandy merupakan kader Demokrat. Bisa dan setia menjaga jalannya pemerintahan SBY di daerah. Selain itu Pak Cornelis lebih memilih Christiandy,” terangnya.
Sebelumnya, Bobby mengungkapkan, Tim Pilkada DPD Partai Demokrat Kalbar telah mengusulkan dua nama calon gubernur yang telah mendaftar dan diseleksi. Yakni Milton Crosby dan Cornelis, sementara untuk wakil adalah Christiandy Sanjaya dan Paryadi.
Setelah dibahas melalui mekasnime partai dan dilakukan survei, hasilnya diputuskan dalam rapat Majelis Tinggi Partai Demokrat. Keluarlah nama kandidat yang diusung PD yakni Cornelis-Christiandy. “Ini artinya Partai Demokrat dan PDIP berkoalisi, serta akan ada partai-partai lain yang mengusung pasangan ini,” ujarnya.
Bagaimana dengan Milton Crosby punya kans meraup suara setidaknya di kawasan timur sebagai wacana Provinsi Kapuas Raya yang digagasnya? Sampai tadi malam dihubungi Equator, Bupati Sintang itu tidak mengaktifkan ponselnya.
Menurut Bobby, ternyata Milton dapat menerima keputusan partai. Bobby mengingatkan seluruh kader dan pengurus untuk tunduk dan melaksanakan keputusan Partai Demokrat tersebut.
“Semua kader solid satu suara dukung Cornelis-Christiandy, saya juga sudah bicara dengan Pak Milton, dan tidak ada masalah. Pak Milton menerima keputusan tersebut, beliau legowo dan siap memenangkan pasangan Cornelis-Christiandy,” pungkasnya. (jul)

Cornelis Pastikan Maju Bersama Christiandy

Pontianak - Pasangan incumbent sepertinya tidak akan berubah lagi dalam pertarungan pilkada 2012 yang dihelat lima bulan lagi. Cornelis sudah memastikan maju lagi bersama Christiandy Sanjaya.
“Saya mohon restu, mohon doa, dan dukungan masyarakat bahwa kami akan maju kembali untuk periode kedua. Dengan tetap berpasangan dengan Christiandy Sanjaya. Yang pasti dua partai politik yaitu PDIP dan Demokrat ini dua-duanya adalah sebagai pengusung, bukan pendukung,” ungkap Cornelis saat memberikan sambutan pada acara penutupan Rakor Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) di Pendopo Gubernur, Sabtu (28/4).
Ketua PDI Perjuangan Kalbar ini selain yakin menang, mengatakan kemungkinan didukung partai lainnya. “Saya optimis menang. Kita kan harus optimis menjadi pemimpin, kalau tidak kan repot,” ujar Cornelis kepada wartawan seusai membuka Rakerda I DPD PDIP Kalbar di Hotel Aston Pontianak, kemarin.
Selaku ketua partai, dalam pilkada ini dia mengatakan DPC hendaknya membantu meringankan kepala desa dan camat untuk pemutakhiran data pemilih. DPC harus membantu mengecek ulang apakah semua penduduk sudah habis terdata.
“Targetnya harus terdata semua dan jangan sampai ada yang ganda. Kita dari provinsi juga berupaya bagaimana data penduduk kita ini akurat,” katanya.
Mengenai tahapan-tahapan pilgub sudah dimulai Desember 2011 yang lalu. Tanggal 23 April sudah menyerahkan Daftar Penduduk Pemilih Potensial Pemilukada (DP4). Data tersebut diserahkan dari bupati/walikota ke gubernur dilanjutkan ke KPU.
“Ada tugas untuk ibu-ibu untuk mengecek apakah kepala desa, lurah, atau RT/RW sudah mendata warga kita. Kalau belum, tolong cek di kantor kepala desa/lurah. Sehingga kita nanti bisa menjadi pemilih. Setelah itu akan ditetapkan menjadi pemilih tetap,” imbaunya.
Menurut Cornelis, kalau masyarakat tidak mengecek dan tidak mendaftar percuma mendukung dirinya karena tidak bisa memilih.
“Kenapa saya mohon izin kepada Bapak-Ibu. Tanpa restu, tanpa doa, dan persetujuan masyarakat kami ini tidak ada artinya. Kami hidup hanya berdua saja dengan istri. Sisa hidup kami ini kami abdikan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Cornelis mengatakan kepemimpinannya bukan hanya monopoli untuk orang Katolik tetapi untuk semua masyarakat yang ada di Kalbar. Begitu pun kasus yang menderanya akhir-akhir ini.
“Saya yakin mukjizat Yesus akan datang lagi. Sedangkan percobaan-percobaan itu sudah tertulis dalam Injil yang ditetapkan oleh Yesus. Hanya mampukah Cornelis menanggung semua ini. Saya yakin akan bisa diselesaikan dengan bantuan Tuhan,” ujarnya.
Dalam hal koalisi PDIP dan Partai Demokrat, Cornelis yakin akan terlaksana. “Kita Kalbar selalu didukung oleh Bapak Presiden SBY walaupun kami berbeda partai. Persoalan-persoalan Kalbar saya selalu lapor langsung,” ujarnya. (kie)

Pasangan Incumbent Diusung Enam Parpol

Massa Menyemut, Mega Janji Turun Kampanye

massa pendukung Cornelis-Christiandy
Istimewa
Ribuan massa pendukung Cornelis-Christiandy saat menonton Trio Macan pada acara deklarasi di Stadion Sultan Syarif Abdurrahman, Sabtu (8/6)
Pontianak – Drs Cornelis MH kembali mencalonkan diri di Pilgub Kalbar 2012 dan tetap berpasangan dengan Drs Christiandy Sanjaya SE MM. Sebelum mendaftar ke KPU Kalbar, Sabtu (9/6), digelar deklarasi enam parpol pengusung yang dihadiri seribuan massa di kawasan GOR Pangsuma.
Deklarasi jadi menarik, yakni bergabungnya partai oposisi PDI Perjuangan dan partai pemerintah Partai Demokrat untuk mengusung calon. Empat pengusung lainnya yakni Partai Damai Sejahtera (PDS), Partai Perjuangan Indonesia Baru (PPIB), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Barisan Nasional (Barnas). Tidak ketinggalan, Partai PNI Marhaen dan Partai Buruh pun turut andil mendukung incumbent.
Cornelis menyatakan bersama Christiandy telah memberikan bukti atas keberhasilan pembangunan di Kalbar. “Keberhasilan itu dilakukan dengan bekerja, bekerja, dan bekerja,” katanya disambut teriakan hidup Cornelis dari ribuan massa yang hadir.
Sementara itu, Christiandy Sanjaya mengungkapkan dirinya sudah tidak sabar kembali mendampingi Cornelis untuk kedua kalinya. “Saya merasa bangga bisa berpasangan dengan Cornelis. Dan saya sudah tidak sabar ingin membangun Kalbar selanjutnya yang lebih baik,” kata Dewan Pembina DPD Partai Demokrat Provinsi Kalbar ini.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP Tjahyo Kumolo dan Sekretaris Divisi Pembinaan Organisasi DPP Partai Demokrat Sudewo turut hadir dalam deklarasi tersebut. Mereka menyampaikan pesan maupun semangat untuk menjadi pemimpin Kalbar kedua kalinya.
Tjahyo Kumolo menyampaikan pesan dari Ketua Umum DPP PDIP Megawati Sukarnoputri. “Ketum memberikan ucapan selamat atas deklarasi pasangan Cornelis-Christiandy Sanjaya. Ia berharap pasangan ini dapat terpilih dan melanjutkan pembangunan lima tahun ke depan. Ketum juga berjanji akan datang ke Kalbar pada saat pasangan Cornelis-Christiandy Sanjaya melakukan kampanye,” ungkapnya.
Tjahyo Kumolo juga meminta kepada seluruh para partai pengusung maupun pendukung untuk memikul tanggung jawab dan amanah bersama-sama dalam mewujudkan keberhasilan membangun Kalbar. “Mari kita bersama-sama untuk mewujudkan pasangan ini dapat terpilih kembali,” kata dia.
Sekretaris Divisi Pembinaan Organisasi DPP Partai Demokrat Sudewo saat deklarasi menegaskan, partainya yakin pasangan BBM itu kembali dipercaya masyarakat Kalbar untuk memimpin daerah ini.
“Pada 20 September yang akan datang kita yakin pasangan ini akan terpilih kembali oleh masyarakat Kalbar. Maka dari itu kami mengajak masyarakat Kalbar untuk kembali memenangkan kembali pasangan yang telah berhasil membangun Kalbar ini,” katanya.
Sudewo menambahkan, pasangan Cornelis-Christiandy sudah dikenal mampu menjaga suasana aman dan nyaman di bumi Borneo Barat ini. Terbukti masa kepemimpinannya, gejolak sosial yang ada mampu direndam. “Pasangan ini juga membawa peningkatan kesejahteraan masyarakat Kalbar,” ucapnya.
Partai Demokrat, lanjut Sudewo, memperkokoh pendirian untuk mendukung pasangan ini untuk memimpin Kalbar lima tahun ke depan. Untuk itu perlu adanya satu tekad bulat antara partai pengusung maupun pendukung untuk memenangkan pasangan ini.
Kemeriahan acara deklarasi kemarin juga digoyang Trio Macan untuk menghibur para pendukung setia. Mereka berjoget ria di bawah siraman air dari branwir. Setelah itu, pasangan Cornelis-Christiandy menuju Kantor KPU Kalbar Jalan Ahmad Yani untuk mendaftar. (jul)

Incumbent di Antara Politik Identitas

Ketika berbicara politik di Kalimantan Barat, tidak bisa begitu saja menepiskan isu politik aliran. Karena primordialisme maupun panutan masih kental di akar rumput kita. Dan tentu saja, tiga pilar utama yang cukup dominan di antara banyak suku di provinsi ini adalah Melayu, Dayak, dan Tionghoa. Ketiga pilar inilah memainkan peranan penting mulai dari gerak sosial, budaya, maupun ekonomi.
Secara politis, eksistensi tiga etnik besar tersebut berdampak jelas pada peta kekuatan kandidat dalam pemilihan kepala daerah 2012 di Bumi Khatulistiwa itu. Berdampingannya tokoh panutan Dayak dan Tionghoa pada pilgub 2007 mengubah paradigma lama bahwa Kalbar ini selalu dipasangkan Dayak dan Melayu ketika gubernur dan wakil dipilih oleh DPRD. Karena memang dua etnis tersebut sebagai yang terbesar.
Fenomena pun bergeser, ketika demokratisasi makin mengemuka dengan rakyat memilih pemimpinnya secara langsung. Terlepas dari berbagai kecurigaan adanya penggelembungan suara, penukaran kotak suara, hingga pencoblosan sebelum waktunya, pasangan kombinasi Dayak-Tionghoa: Cornelis-Christiandy Sanjaya mengungguli tiga pasangan lainnya yakni Akil Mukhtar dan AR Mercer (Melayu-Dayak), incumbent Usman Djafar-LH Kadir (Melayu-Dayak), serta Oesman Sapta Odang-Ignasius Lyiong (Melayu-Dayak). Bahkan Cornelis-Christiandy meraup 43,67 persen dalam satu putaran.
Selain figurnya beragam seperti pengusaha, birokrat, pendidik, politisi, hingga pegawai negeri, warna-warni pelangi pun muncul. Persamaan lain dari ketiga pasangan itu adalah perpaduan antara calon dengan latar belakang Islam dan Kristen/Katolik. Namun yang menarik adalah pasangan Cornelis dan Christiandy sebagai perpaduan yang berbeda dan baru dari ketiga calon yang ada. Keduanya beragama Kristen dan keduanya bukan berasal dari suku Melayu. Perpaduan itu justru yang akhirnya memenangkan Pemilukada Kalbar 2007 lalu.
Banyak analis menyebutkan perpaduan Cornelis-Christiandy Sanjaya yang berasal dari Dayak-Tionghoa dan sama-sama Kristen justru menguntungkan. Menguntungkan karena tiga pasangan lain harus bertarung di wilayah-wilayah yang menjadi basis dari pemilih Islam dan Melayu. Sementara pasangan Cornelis-Christiandy Sanjaya melenggang sendirian di wilayah yang menjadi basis pemilih Kristen.
Analisis ini didasarkan pada fakta kemenangan mutlak Cornelis-Christiandy Sanjaya di lima kabupaten yakni Landak, Sanggau, Sintang, Kota Singkawang, dan Bengkayang. Kabupaten itu dengan mayoritas penduduk Kristen. Sementara di wilayah-wilayah dengan penduduk mayoritas Islam, suara untuk tiga pasangan terpecah.
Kenyataan itu menunjukkan politik identitas masih sangat kental. Dan juga menunjukkan bahwa dalam skala politik lokal, kesadaran dari tiap-tiap etnik untuk memunculkan eksistensinya masih kental. Artinya, asal-usul calon kepala daerah juga menjadi pertimbangan penting bagi pemilih. Di kalangan etnik Tionghoa juga muncul kesadaran eksistensi etnik. Pada Pilwako Singkawang 2007 lalu, yang sebagian besar penduduknya adalah Tionghoa, terpilih walikota dari etnik itu.
Pada pilgub 2012, ada empat bakal calon yang sudah mendaftar ke KPU. Pertama pasangan incumbent masih satu paket dengan wakilnya pada pilgub 2007 lalu, kemudian Morkes Effendi-Burhanuddin A Rasyid (Melayu/Islam), Abang Tambul Husin-Barnabas Simin (Melayu/Islam-Dayak/Kristen), dan pasangan Armyn Angkasa Alianyang-Fathan A Rasyid (Dayak/Islam-Melayu/Islam).
Perpaduan ini tidak jauh berbeda dengan pilgub 2007 lalu. Jika incumbent masih bisa bertahan, asal susul kepala daerah tidak terelakkan menjadi peranan penting dalam kemenangan pesta demokrasi rakyat lima tahun sekali ini. Tapi yang jelas, kita tunggu saja hasilnya di bilik suara pada 20 September mendatang. Apakah muncul fenomena baru antara incumbent dan nonincumbent, atau mengulangi 2007.

Wah, Ketemu Intan Landak 117 Karat

Warga Engkadik Mendadak Jadi Miliarder

Intan yang ditemukan kelompok kerja Hasan di lokasi milik Bujang Edi
Istimewa
Intan yang ditemukan kelompok kerja Hasan di lokasi milik Bujang Edi
Ngabang – Diam-diam intan Landak seberat 117,35 karat senilai Rp 15 miliar ditemukan para pekerja tambang di Desa Engkadik Pade, Kecamatan Air Besar Kabupaten Landak.
“Sudah hampir setahun kami dan teman-temannya bekerja di lokasi Engkerinyoh, Desa Engkadik Pade. Tapi baru ini dapat intan sebesar ini,” ungkap Hasan, kepala kerja tambang intan rakyat itu kepada Rakyat Kalbar, akhir pekan lalu.
Ternyata temuan intan Landak yang termasuk salah satu intan terindah di dunia itu dirahasiakan cukup rapi. “Temuannya Maret lalu, tapi baru sekarang diomongkan,” kata warga yang kini menjadi miliarder itu.
Hasan mengungkapkan, permata terkeras di dunia itu dibeli oleh seorang pedagang intan ternama di Kota Ngabang, Bujang Edi, dengan harga Rp 15 miliar. Dari harga itu, pemilik tanah di lokasi tambang mendapat bagian 15 persen.
“Intan besar itu didapat oleh rekan kami bernama Sahrul. Saat intan itu di genggaman Sahrul, dia merasakan tidak bisa berkata apa-apa seolah menjadi bisu. Hanya matanya yang bergerak-gerak seperti orang dibungkam sihir,” tutur Hasan seperti merasakan semangat luar biasa.
Intan Landak diakui pemilik de Beers, perusahaan tambang terkemuka di Afrika Selatan dan pengasahan di Belanda sebagai intan terkeras di dunia. Keindahan pun serta warnanya menjadi incaran kolektor internasional. Bahkan pakar intan dari de Beers sendiri sudah meninjau sejumlah lokasi penambangan di Kabupaten Landak.
Tidak heran nasib orang dan rezeki hanya Tuhan yang menentukan sehingga intan ratusan karat itu ditemukan. “Bagi masyarakat dari kalangan biasa mencari dengan cara tradisional, secara kelompok menggali tanah dan mendulang di sungai. Bagi yang bermodal, kerjanya menggunakan mesin,” ungkap Hasan.
Akan halnya pemilik tanah, Haji Ren, berharap intan yang ditemukan itu bisa mengangkat derajat ekonomi keluarganya dari keterpurukan menjadi lebih mapan. Dari yang belum mempunyai rumah dapat membangun atau membeli rumah yang layak huni.
Haji Ren mengaku dapat bagian Rp 2 milyar. Uang itu sudah dibelikan rumah di Ngabang. Sebagian untuk keperluan rumah tangga dan keperluan anak-anak sekolah dan dibelikan mesin mobil untuk penerangan listrik di kampungnya.
“Sudah puluhan tahun bekerja menggali intan, belum pernah mendapat bagian sebanyak ini. Bahkan ada yang belum pernah mendapatkan bagian Rp 3 jutaan,” kata Haji Ren.
Terpisah, Kepala Dinas Pertambangan Sumber Daya Mineral dan Energi (ESDM) Kabupaten Landak Andi Ali mengatakan pihaknya belum melihat secara langsung intan tersebut.
“Belum pernah melihat intan seperti yang diceritakan orang itu. Hanya mendengarkan dari mulut ke mulut, bahwa ada warga yang dapat intan. Kita belum melihat langsung,” tuntasnya. (tar)