TASIKMALAYA -
Lokasi perlintasan rel kereta api tanpa palang pintu
di depan SMA Negeri III Kota Tasikmalaya, tergolong rawan. Menurut
warga sekitar, sudah beberapa kali kejadian KA menabrak mobil dalam
kurun waktu 10 tahun ini. Termasuk beberapa kejadian bunuh diri atau
tertabrak KA.
“Lokasi perlintasan tanpa palang pintu itu memang tergolong rawan.
Kejadian KA menabrak mobil rata-rata akibat sopir tidak hati-hati. Atau
bisa saja mereka terkesima, sehingga malah tak bisa menggerakkan mobil
lagi saat rangkaian KA datang,” ungkap Memet (57), warga sekitar.
Namun menurut Memet, kejadian kali ini paling tragis karena sampai merenggut nyawa 11 orang.
“Kejadian dramatis lainnya tatkala seorang gadis bunuh diri dengan
cara berdiri di atas rel tahun 90-an. Warga sudah berteriak-teriak tapi
tidak dihiraukan. Tubuhnya hancur dan terpaksa dimasukkan ke dalam dus,”
kenangnya.
Melihat deretan musibah yang terjadi di perlintasan tersebut, pihak
SMA Negeri III sendiri melakukan upaya preventif, yakni mendirikan pos
perlintasan yang dijaga petugas Satpam dan memasang palang pintu
sendiri. Maklum, lokasi sekolah berada di seberang rel KA dan setiap
waktu mengancam nyawa siswa maupun guru.
Dadan (25), salah seorang petugas Satpam penjaga pintu perlintasan
menuturkan, penjagaan perlintasan hanya dilakukan pada hari sekolah
saja. Sedang hari Minggu atau hari libur tidak ada yang menjaga.
“Kami hanya bertugas saat sekolah tidak libur saja. Kalau libur, ya
kami juga ikut libur karena kami memang ditugasi oleh sekolah,” ujarnya.
Upaya penjagaan pintu perlintasan mesti dilakukan secara prima.
Apalagi jika ada rangkaian KA mau melintas, baik dari arah timur maupun
barat. Karena jika lengah sedikit, bisa saja ratusan siswa yang mau
masuk maupun pulang sekolah tersambar KA. Apalagi mereka rata-rata
berjalan sambil bersenda-gurau.
“Tapi alhamdulillah hingga saat ini tidak ada musibah yang menimpa
siswa. Mudah-mudahan itu terus berlangsung selamanya,” kata Dadan,
seraya mengharapkan pihak terkait mau peduli mendirikan pintu
perlintasan resmi agar tragedi memilukan seperti itu tidak terulang
lagi.
(stf)