Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Senin, 30 Januari 2012

Tesis Anshari Dimyati yang Teruji

Pemulihan Nama Baik Sultan Hamid II (1)

Hanafi Mohan
Persidangan tak adil Sultan Hamid II di Lapangan Banteng-Jakarta, 8 April 1953
Istimewa
Ribuan orang menyaksikan “persidangan tak adil” Sultan Hamid II di Lapangan Banteng-Jakarta, 8 April 1953
“Teruntuk Pemimpin Negeri Khatulistiwaku; Allahyarham Tuanku Sultan Syarif Hamid Al-Qadrie (Sultan Hamid II), ku persembahkan pembelaanku untukmu”.
Begitulah yang dinyatakan oleh Anshari Dimyati, mahasiswa Magister Hukum Universitas Indonesia menjelang Sidang Terbuka untuk mempertahankan tesisnya pada hari Selasa, 24 Januari 2012 di Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta.
Tesis berjudul “Delik Terhadap Keamanan Negara (Makar) di Indonesia; (Suatu Analisis Yuridis Normatif pada Studi Kasus Sultan Hamid II)” tersebut, telah diujikan di hadapan Dewan Penguji: Prof Dr jur Andi Hamzah SH, Prof Mardjono Reksodiputro SH MA, dan Dr Surastini Fitriasih SH MH.
Pada teks sejarah negara bernama “Indonesia”, namanya tertulis dengan tinta merah, ia seorang yang tidak nasionalis, dia pengkhianat bangsa. Mungkinkah sultan yang sangat mencintai rakyatnya itu ternyata seorang pengkhianat bangsa? Mungkinkah sultan yang sangat mencintai negerinya itu lahirnya bukan seorang nasionalis? Andaikan ditayangkan sebuah film berjudul “Sejarah Indonesia”, ia merupakan pemeran antagonisnya (lebih tepatnya distereotipekan sebagai pemeran antagonis). Hingga kini, film tersebut masih ditayangkan di bioskop-bioskop yang ada di negara bernama “Indonesia”.
Memanglah hebat film yang satu ini, karena daya biusnya sangat dahsyat. Para penonton takkan sadar kalau mereka lahirnya sedang terbius dengan jalan cerita film yang mereka tonton itu, sedangkan di sisi lain tebersit pesan suatu propaganda dalam film tersebut.
Alkisah, di tengah hiruk-pikuknya kehidupan kenegaraan, pada tahun 1950 terjadi “Pemberontakan Westerling” di Negara Pasundan (kini Jawa Barat). Peristiwa tersebut menyeret keterlibatan seorang politikus ternama asal Negeri Pontianak-Borneo Barat, bernama Sultan Hamid II yang dituduh sebagai “pemimpin dan/atau pengatur” pemberontakan tersebut.
Tak pelak lagi, Sultan Pontianak terakhir ini pun pada tanggal 5 April 1950 ditangkap. Tuduhan yang dialamatkan kepada Sultan Hamid II, yaitu keterlibatannya (keterkaitannya) dengan pemberontakan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) atau de RAPI (Ratu Adil Persatuan Indonesia) yang dipimpin oleh Kapten Raymond Westerling di Bandung pada tanggal 23 Januari 1950, serta mempunyai “niatan” untuk menyerbu sidang Dewan Menteri RIS (Republik Indonesia Serikat) yang niat tersebut kemudian beliau batalkan.
Alih-alih tak terdapat sebuah fakta yang membuktikan tuduhan kepadanya di pengadilan, Sultan Hamid II tetap saja divonis bersalah dengan ganjaran hukuman 10 tahun penjara (dipotong masa tahanan 3 tahun). (bersambung)

Projek Pribadi Hari Ini: BERTINDAK WALAU PUN TAKUT

Sahabatku yang merindukan kehidupan yang lebih besar, bebas dan lapang, katakanlah ini sebagai kalimatmu sendiri, …

Tuhanku Yang Maha Penyayang,

Maafkanlah aku yang sering mengeluhkan keadaanku di sini, tapi enggan membawa diriku melangkah memasuki keadaan baru.

Sesungguhnya, aku bukan kekurangan rezeki. Aku hanya kurang bertindak.

Karena sesungguhnya,

Tindakan adalah pemulih jiwa dari ketakutannya, dan pembangun keberanian bagi yang hatinya hampa harapan.

Maka aku mohon agar Engkau mentenagai kesungguhanku hari ini dan di masa depan, untuk bertindak walau pun takut, untuk mencoba walau pun belum berpengalaman, dan untuk melakukan yang selama ini ku tunda karena menunggu kepastian.

Tuhanku Yang Maha Melapangkan,

Bukakanlah pintu pengertianku, segerakanlah langkah majuku, sabarkanlah aku dalam pekerjaanku, dan tabahkanlah aku di atas masalah dan kesulitanku.

Tuhan, aku sudah lama rindu berezeki baik. Hari ini … aku mohon Engkau membaikkan rezekiku, bagi batinku dan bagi ragaku.

Aamiin

---------------

Cafebisnis Pindah Hosting

Alhamdulillah kemarin cafebisnis pindah hosting lagi hehehe.. Sebelumnya pernah saya beritakan bahwa cafebisnis pindah hosting, tapi hosting baru itu ternyata tidak cukup tersetting dengan baik (padahal udah bayar lho untuk settingnya). Tapi ya udah, namanya juga salah pilih akhirnya balik kucing ke server yang lama.
Nah, kemarin kenalan nih sama temen yang sepertinya cukup ngerti soal VPS, dari diskusi ngobrol ngalur ngidul akhirnya saya putuskan menguji coba ilmu dari beliau. Alhamdulillah pakai server yang baru ini saya cuma butuh memory 500Mb doang hehehe… Benar-benar uenteeeng… Padahal ada script AGC lho di cafebisnis ini yang databasenya aja sudah mencapai 700 MB
Meski begitu perpindahan ini tadi malam membawa dampak buruk pada system download cafebisnis. Tapi syukurlah, pagi ini sudah bisa diselesaikan dengan modifikasi beberapa baris kode. Saya juga melakukan pengecekan terhadap system affiliasi dan semuanya berjalan dengan baik. System pembayaran otomatis yang kemarin sempat gak berfungsi juga pagi ini tiba-tiba saja sudah jalan hehehe.. Mungkin kemarin masih bingung scriptnya di server yang baru.
Dan bila anda membuka cafebisnis lalu mendapati tampilannya masih Maintenance, itu berarti ISP masih mengarahkan anda pada server yang lama. Silahkan kirim email ke qzoners at gmail dot com nanti saya kasih tahu cara mengatasinya.
Oh iya, untuk ebook Toko Online-nya insyaaLlah sudah selesai, tinggal finishing dan merapikan tampilan aja. Mudah-mudahan hari ini bisa launching.

Instal Windows 7 dari Flash Disk

Jika kita baru beli Netbook dan belum tersedia Operating System didalamnya, akan kesulitan ketika ingin menginstalnya, karena Netbook tidak punya CD/DVD Rom. Selain membeli external CD/DVD Rom, masih ada jalan lain yang lebih murah, yakni instal dengan menggunakan Flash Disk.

Untuk bisa melakukan hal ini, yang pertama kali harus anda lakukan adalah membuat Flash Disk Instalasi-nya. Ada dua cara yang bisa anda lakukan ketika ingin membuat Flash Disk Instalasinya.

Pertama dengan membuat Flash Disk Instalasi dari file ISO-nya (Kalau punya) dan yamg ke dua kita buat dari CD/DVD instalasi Windows 7 itu sendiri.

Untuk cara pertama anda butuh sebuah software yang bernama Windows7 USB DVD tool. Kemudian Flash Disk tersebut minimal berukuran 4Gb.

Beginilah caranya:

1. Jalankan Windows7 USB DVD tool, klik Browse lalu cari ISO-nya dan klik Next

2. Tentukan media yang akan digunakan. Karena ingin menggunakan media Flash Disk, maka pilih saja USB Device.

3. Tentukaan drive USB Flash Disk nya. Windows7 USB DVD tool dengan otomatis mengenalinya. Klik "Begin Copying"

4. Tungu hingga proses peng-copi-an selesai.

5. Jika proses copy sudah selesai, maka anda tinggal menancapkan Flash Disk tersebut pada Netbook anda, masuk ke BIOS, ganti prioritas boot ke Removable Storage.

Jika anda punya CD/DVD Installer Windows 7, anda bisa menggunakan software WinToFlash.

1. Setelah anda mendownload software WinToFlash, ekstrak lalu double klik file WinToFlash.exe. Tampilan WinToFlash akan muncul.

2. Klik 'Windows Setup Transfer Wizard". Setelah muncul halaman "Welcome" klik "Next" dan pilih drive yang berisi DVD instalasi Windows 7 dan drive USB nya.

3. Akan muncul halaman Windows License Agreement, lalu pilih "I Accept" dan klik "Continue" dan akan muncul peringatan bahwa Flash Disk akan di format. Klik OK saja.

4. Proses peng-copi-an ke Flash Disk akan berlangsung. Tunggu sampai selesai.

5. Jika proses copy sudah selesai, maka anda tinggal menancapkan Flash Disk tersebut pada Netbook anda, masuk ke BIOS, ganti prioritas boot ke Removable Storage.

Digerebek, Tari dan Cyntia Disembunyikan dalam Lemari

Cyntia Dewi dan Yudia Mentari
Dokumen
Cyntia Dewi dan Yudia Mentari
Pontianak – Dua gadis di bawah umur Yudia Mentari, 16, dan Cyntia Dewi, 17, yang menghilang sejak Sabtu (21/1) lalu akhirnya ditemukan, Jumat (27/1) sekitar pukul 16.30.
Yudia Mentari yang akrab disapa Tari dan Cyntia ditemukan polisi di kediaman pria berinisial Ub, 31, di perumahan Laili Raya, Jalan Tani, Kelurahan Saigon, Pontianak Timur. Selain menemukan kedua remaja putri tersebut, polisi mengamankan pemilik rumah tersebut dan Ha, 29, yang diduga sebagai pelaku penculikan.
Ketika dilakukan penggerebekan di kediaman Ub, polisi mendapatkan perlawanan. Bahkan kedua korban disembunyikan di dalam lemari.
“Kita lakukan penangkapan pukul 16.30 WIB. Saat digerebek kita cari-cari tidak menemukan mereka (korban, red). Ternyata oleh pelaku, anak itu dimasukkan dalam lemari,” ujar AKP Haryanto, Kapolsek Timur tadi malam.
Diakui Haryanto, saat dilakukan penggerebekan, polisi menemukan beberapa bong yang digunakan untuk mengisap sabu. Namun polisi belum bisa memastikan apakah ada pesta sabu di kediaman Ub.
“Bong kita temukan empat buah, tapi bekas sabu atau apa kita belum bisa memastikan. Pastinya akan kita selidiki dan dalami lagi,” tegasnya.
Polisi masih melakukan penyelidikan atas menghilangnya kedua gadis cantik tersebut. Ub dan Ha yang diduga sebagai pelaku penculikan kedua remaja putri tersebut masih diperiksa polisi. “Dua orang yang kita amankan, pemilik rumah dan pria yang diduga sebagai pelaku penculikan masih diproses,” jelas Haryanto.
Polisi mengetahui kasus dugaan penculikan Tari dan Cyntia setelah membaca Harian Equator terbitan Jumat (27/1) kemarin. Setelah melakukan penyelidikan, jajaran Polsek Timur mendapat informasi dari masyarakat tentang keberadaan kedua gadis cantik tersebut.
“Kita selidiki informasi dari masyarakat itu, lokasi yang disebutkan kita crosscheck,” ujarnya.
Kasus tersebut masih ditangani Polsek Timur. Setelah itu akan dilimpahkan ke Mapolresta Pontianak, jika memang Ub dan Ha terbukti melakukan penculikan anak di bawah umur.
“Untuk saat ini kita yang menangani kasus ini. Kita menduga ini korban penculikan, yang mau dijual ke luar negeri. Kita lihat penanganan lebih lanjut dan kita lakukan pemeriksaan. Kalau terbukti di bawah umur kita limpahkan ke polresta,” tegas Haryanto. (sul)

Diculik Sindikat Perdagangan Perempuan?

Pontianak – Gadis berwajah cantik, rambut mayang terurai, berkulit bersih, mata berbinar, Yudia Mentari (Tari), 17 tahun, warga kompleks Keraton Qadariah Pontianak, belum pulang sejak keluar rumah Sabtu (22/1) siang.
Selain Tari, juga ada Cyntia, 16, warga Gang Swiss, Jalan Tanjungpura, juga hilang. Keduanya dibawa tersangka WK. Sampai saat ini WK masih menjadi buronan keluarga besar Tari dan Cyntia, serta jajaran Polresta Pontianak untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
“Awalnya istri saya, Nurita, melaporkan anak kami bernama Tari ke Polresta Pontianak pada Rabu (25/1). Saya sibuk bekerja, jadi istri saya yang melaporkan. Tak diduga secara bersamaan, Pak Ameng dan Yuyun istrinya, juga melaporkan putri bernama Cyntia belum pulang-pulang. Pembawa pergi anak-anak kami juga sama, namanya WK,” jelas Yusuf, ayah Tari di kantor redaksi Harian Equator, tadi malam (26/1).
Ia sendiri tak mengerti bagaimana Tari dan Cyntia bisa kenal akrab dengan WK, si tersangka penculikan. “Sebelum tinggal di kompleks Keraton Qadariah, kami sekeluarga pernah tinggal di kompleks Gang Swiss, anak saya memang akrab dengan Cyntia karena satu gang. Namun kami tak tahu bagaimana mereka berdua bisa kenal akrab dengan WK,” timpalnya.
Firasat tidak baik sudah diakui Yusuf sejak wanita tomboy tersebut sering main ke rumahnya. “Ketika WK mau mengajak main keluar anak saya, sudah saya pesan, pulangnya jangan malam-malam. Tapi pulangnya sekitar jam 11 malam, sejak saat itu saya gelisah. WK mulai sering main ke rumah kami, sekitar tiga hari sebelum anak saya hilang,” ujarnya.
Diterangkannya sehari sebelum malam Tahun Baru Imlek, Sabtu (11/1), wanita berkulit putih berambut pendek itu mengajak Tari ke pasar lelong Kapuas Besar untuk beli baju.
“Terkesan buru-buru. Sebab anak saya keluar hanya mengenakan baju tidur, baju, dan celana berwarna dasar putih dengan motif bunga-bunga. Saya memang tak ada di rumah karena kerja, tapi istri saya ketika memberi izin Tari untuk main sama WK, dipesan jangan balik larut malam,” kisahnya.
Memasuki jam 21.00, Tari ditelepon ibunya tapi tak diangkat HP-nya. Satu jam kemudian ditelepon lagi, juga tak diangkat. “Akhirnya jelang tengah malam, saya yang telepon HP anak saya, sudah tak aktif. Pernah aktif tapi tak diangkatnya,” keluh Yusuf.
Sebelum dilaporkan ke pihak kepolisian, keluarga besar Yusuf sudah berusaha mencari Tari melalui teman-temannya. Kemudian melacak keberadaan WK, tersangka penggondol anak orang. “Setelah ditelusuri, orang tua WK kerja jualan sayur di Pasar Flamboyan Pontianak. Sedangkan tinggalnya di Gang Stabil, Jalan Tanjung Raya I Pontianak Timur. Ketika bertemu, kami ketemu dengan abangnya WK, menerangkan kalau adiknya pernah balik dan dipukulnya, lalu minggat hingga sekarang,” keluhnya lagi.
Guna menghindari kondisi yang tak diinginkan, akhirnya perkara anaknya yang hilang dilaporkan ke Mapolresta Pontianak. “WK memiliki tato di tangan, maaf kalau tak salah, di sebelah kiri. Kami sekeluarga curiga, WK ini diperalat sindikat perdagangan perempuan. Alasannya sebab selain anak saya, anak Pak Ameng, Cyntia juga tak pulang-pulang ke rumah setelah diajak si WK itu. Menyesal kami memberi izin Tari keluar bersama WK. Saya curiga anak kami kena hipnotis, sebab sejak kenal dengan WK, perilakunya agak aneh,” ungkap Yusuf sedih. (mah)