Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Rabu, 18 Januari 2012

Ibu Digenjot Anak Dikorek Dukun Ketapang

Niat Buang Sial Berujung Pencabulan

KETAPANG. Seorang ibu rumah tangga, Nr, 41, dan putrinya, My, 21, warga Payak Kumang bernasib malang. Berniat untuk membuang sial, keduanya malah jadi korban asusila dari seorang dukun cabul, Abah, 78, warga Kecamatan Martapura. Nr, ‘digoyang’ sang dukun, sedangkan My, kemaluannya dikorek-korek si dukun cabul.

Peristiwa tersebut terjadi, Rabu (10/2) sekitar pukul 19.00 di kamar nomor 10 di sebuah hotel di Jalan Diponegoro Ketapang. Korbanpun akhirnya melaporkan kejadian tersebut ke Mapolres Ketapang, Minggu (14/2).

Setelah mendapat laporan, dua hari kemudian, Selasa (16/2) pagi di pelabuhan Sukabangun Ketapang Abah pun sukses diciduk petugas ketika hendak kabur ke Pontianak

Ketika dimintai keterangan, Abah mengaku perbuatan asusila tersebut dilakukan atas dasar suka-sama suka. Abah mengaku, Rabu (10/2) sekitar pukul 18.00 datang ke hotel di bilangan Jalan Diponegoro tempatnya menginap.

Ketika itu, Nr, janda tersebut untuk membuang ‘nasib sial’ yang dialaminya lantaran ditinggal sang suami.

Mendengar pengaduan pasiennya itu, Abah pun kemudian melakukan penerawangan. Akhirnya, si dukun mesum itupun mengatakan bahwa yang membuat sial tersebut adalah bulu kemaluan korban sendiri.

Kepada korban tersangka mengatakan di kemaluan korban terdapat tiga helai bulu dengan warna berbeda, kuning, merah dan warna seperti intan.

Warna kuning menandakan kesialan. Warna merah itu menandakan si korban ditinggal suami.

“Sementara warna seperti intan tersebut bertanda korban akan terus-menerus mengalami kegagalan,” tutur Abah, ketika ditemui di Mapolres Ketapang, kemarin.

Lantaran berniat membuang sial tersebut, si korban percaya saja apa yang dikatakan si dukun. Mengetahui korban percaya, si dukun pun merasa senang. Artinya, satu langkah untuk memperdaya korban sudah berhasil.

Setelah itu, tersangka meminta menanggalkan seluruh pakaiannya dan diganti dengan selembar kain putih (seperti kemban yang biasa untuk mandi).

Setelah mengganti seluruh pakaian tersebut, ritual selanjutnya adalah memandikan korban dengan air bercampur kembang tujuh rupa. Lagi-lagi seperti sapi yang dicucuk hidungnya, korban mau saja menurut. Akhirnya, masuklah kedua insan beda jenis tersebut dalam kamar mandi di kamar hotel tersebut.

“Waktu memandikan tersebut, saya sempat membaca surat Alfatihah, niat istinja dan talaq ghawi. Dia (korban, red) saya mandikan dengan posisi duduk melonjor (kaki lurus, red),” ujarnya.

Perlahan si dukun cabul pun mulai mengguyur satu per satu anggota tubuh korban. Meski sudah bangkotan, naluri kelaki-lakian Abah pun timbul. Terlebih korban mulai memancing berahirnya.

“Setelah mandi, dia (korban, red) kemudian menyingkap kain kemban tersebut sampai ke pinggang sambil berkata ‘punya’ (kemaluan, red) saya masih bagus ndak,” kilahnya.

Melihat ‘pemandangan indah’ tersebut, seketika itu pula kakek sebelas itu langsung konak. Darahnya berdesir kencang. Berahirnya pun langsung naik ke ubun-ubun. Tak mau kehilangan kesempatan ia pun kemudian mengajak korban untuk ‘gituan’.

Menurutnya, ketika itu korban langsung setuju. Si dukun mulai beraksi. Ia pun kemudian menanggalkan seluruh pakaiannya. Tinggallah dua insan beda jenis tersebut dalam keadaan telanjang bulat.

“Saya sudah tua, jadi ‘burung’ saya sudah lemah. Terpaksa saya gelek-gelekan dengan tangan dulu agar mau ‘bangun’,” akunya.

Setelah ‘rudal’ si dukun menegang ‘permainan’ dimulai. Tapi, lagi-lagi usia si dukun yang renta menjadi persoalan. Abah mengaku tak dapat ‘menggoyang’ dengan posisi di atas. Akhirnya, Abah pun mengambil posisi di bawah dan korban di atas. Perlahan tubuh korban pun mulai turun naik dengan napas yang mulai ngos-ngosan.

Tak berbeda jauh dengan Abah. Si dukun cabul tersebut juga menunjukkan hal yang sama. Meski di usianya yang renta, bukan berarti tak bisa mengimbangi ‘permainan’. Akhirnya, kedua insan beda jenis itu tenggelam dalam ‘permainan terlarang’.

“Setelah selesai melakukan itu dia (korban, red) langsung mandi dan kemudian pulang. Kami melakukannya suka sama suka,” tegasnya.

Setelah itu, giliran pasien berikutnya. Rupanya pasien berikutnya adalah My yang tak lain adalah putri Nr.

Abah pun mencoba mengulangi perbuatan mesumnya kepada My.

Meski tak sampai menyetubuhi My, namun pria beruban tersebut sempat mengorek-ngorek kemaluan My. Bahkan, tersangka mengancam tak dikorek, proses penyembuhan tak akan berhasil.

Tersangka berkilah tak habis pikir mengapa dirinya dilaporkan ke polisi. Padahal perbuatan tersebut dilakukan atas dasar suka-sama suka. Namun, ia mengaku sebelum ditangkap, Nr sempat menemuinya dan meminta sejumlah uang. Tapi, tersangka mengaku tak mempunyai uang. Tak lama setelah itu, Abah kemudian ditangkap.

Sementara itu, Kapolres Ketapang AKBP Badya Wijaya SH melalui Kanit I Reskrim Polres Ketapang IPDA Didi Sutriadi membenarkan kejadian tersebut. “Tersangka sudah kita tahan. Kejadiannya itu di salah satu kamar di Hotel Bersaudara,” ujarnya.

Untuk kasus Mawar ini, kata dia, polisi menahan tersangka Abah. Dengan tuduhan telah melakukan pencabulan terhadap Mawar.

“Kita menjerat tersangka dengan pasal 289 ancaman pidana 9 tahun dan 294 KUHP dengan ancaman pidana 7 tahun,” katanya. (KiA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar