Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Rabu, 21 Desember 2011

Inilah 10 Nama Terpopuler di Amerika

Washington DC: Seorang sasterawan ternama Inggris memang pernah mengatakan "Apalah arti sebuah nama". Tapi ternyata pemberian nama untuk sang anak tak bisa dianggap remeh. Nama menjadi simbol makna terdalam yang menjadi harapan orang tua.

Di Amerika Serikat kini sedang tren memberikan nama bagi sang anak dengan nama tokoh yang sedang populer. Menurut laman voanews, Minggu (18/12), ketika film Twilight sedang populer, banyak orangtua memberi nama bayinya "Bella" atau "Edward". Nama "Aiden" juga lumayan ngetop di AS. Padahal, nama Aiden adalah salah seorang tokoh dalam acara televisi untuk orang dewasa Sex and the City. Nama yang sebelumnya sangat populer, seperti "Justin" atau "Tiffany" kini terasa menjadi sangat biasa.

Nama-nama untuk bayi yang kini sedang trend di Amerika Serikat antara lain, Isabella atau Bella yang merupakan nama tokoh dalam film Twilight. Sementara nama lain, "Sophia" sangat tenar dan bahkan menduduk peringkat pertama. Ada nama lain "Ava" yang juga banyak dipakai untuk menamai bayi masa kini. Meski ada sebagian orang yang mengatakan nama tersebut kuno karena telah dipakai oleh selebritas masa lalu, seperti Sophia Loren dan Ava Gardner.

Berikut nama-nama bayi yang sedang trend di masyarakat Amerika Serikat sekarang ini.

Perempuan:
1. Sophia
2. Emma
3. Isabella
4. Olivia
5. Ava
6. Lily
7. Chloe
8. Madison
9. Emily
10. Abigail

Laki-laki:
1. Aiden
2. Jackson
3. Mason
4. Liam
5. Jacob
6. Jayden
7. Ethan
8. Noah
9. Lucas
10. Logan

Siswa SMP di Tanjungpinang Gelar Pesta Seks di Hotel

TANJUNGPINANG - seorang siswa kelas 2 SMP, Ar (14) dan seorang siswa kelas 1 SMK, Br (15) diamankan polisi karena membawa kabur ABG yang masih dibawah umur.
Selam lima hari membawa kabur gadis ingusan tersebut, mereka melakukan pesta seks di kamar 204 Hotel Citra Jalan Bakar Batu.
Mereka diamankan saat akan kabur ke Jakarta melalui pelabuhan Sri Bayintan Kijang, dan menunggu Kapal Pelni yang akan membawa mereka ke Tanjung Priok, Jakarta . Kini keduanya menjadi tersangka pencabulan dan melarikan anak dibawah umur di Polres Tanjungpinang.

Ar (14) Br (15) berusaha menyembunyikan wajahnya ketika beberapa wartawan berusaha mewawancarai dua ABG tersebut di ruangan penyidik Satuan Reskrim Polres Tanjungpinang, Selasa siang (13/12).
"Bukan saya yang mengajak kabur, tapi An yang mengajak saya kabur dari rumah," ucap Ar, membela diri. Dia mengatakan An dan Li adalah teman satu sekolah, dan yang memiliki ide kabur adalah An, setelah ia merasa tidak betah dan tidak nyaman berada di rumahnya di kawasan Batu 6.

Menurut kakak Ar, awalnya An mengirim SMS ke hape ibunya Ar, dia mengatakan bahwa dia tidak nyaman lagi berada di rumah dan mengajak Ar kabur dari rumah.
 "Ada SMS dari An ke hape mamak saya, yang mengatakan bahwa ia sudah tidak nyaman lagi tinggal di rumahnya, dan ia mengajak Ar adik saya kabur dari rumah, dan berjanji akan menjaga adik saya," tutur Kakak Ar saat ditemui Reskrim Polres. Dia mengatakan An dan Ar, sama-sama kabur dari rumah pada Minggu sore (4/12/2011).
  
Namun keluarga pasangan kekasih tersebut berhasil membujuk mereka pulang, Senin (5/12/2011) sekitar pukul 11.00 WIB. Saat itu paman An bilang keluarga mereka tidak akan memisahkan mereka, dan tidak akan membawa Ar ke Jawa. Tetapi ketika Ar pulang, paman An menyerahkan tiket untuk pergi ke Jakarta kepada Ar.
Perasaan gundah menyelimuti hati keduanya, An mengabari hal tersebut kepada kekasihnya dan mengajak pergi."Terserah gimana caranya, pokoknya kamu harus segera mengeluarkan saya dari rumah ini, dan bawa saya lari," papar Ar, menirukan SMS yang dikirimkan An.
 
Senin malam (15/12/2011) sekitar pukul 21.00 WIB, Ar dan Li sudah menunggu tidak jauh dari rumah An. An yang mendapat kabar dirinya sudah ditunggu, langsung meloncati jendela dan membawa semua pakaianya. Malam itu mereka tidur di rumah Li di kawasan Kilometer 5 bawah.
Keeseokan harinya mereka bertiga pergi ke Dompak untuk menemui mantan kekasih Li, kemudian ke pasar Tanjungpinang. Disana Ar menghubungi temanya Br, dan mengaku diancam paman An akan dipolisikan jika tidak membawa An pulang. Saat bertemu di pasar, Br juga ikut dengan ketiganya dan memutuskan untuk menjalin hubungan dengan LI. “ Hari itu saya kenal dan langsung jadian,” aku Br.

Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke Jakarta mengunakan kapal Pelni. Namun karena tidak memiliki uang, An akhirnya menjual Hp miliknya, Li menjual Laptop, Ar mencuri uang ibunya sebesar Rp 2 juta. Malam itu mereka memutuskan untuk menginap di Hotel Citra, dan menyewa satu kamar. Malam itu mereka mulai hidup seperti ABG yang tidak memiliki malu, dan melakukan hubungan intim secara bersamaan alias pesta sek. Kejadian itu berlangsung selama mereka menginap di Hotel tersebut.
 “Dari hasil penyidikan mereka melakukan hubungan bersamaan dalam keadaan lampu mati,” ujar Kapolres AKBP Suhendri melalui Kasat Reskrim AKP Suhardi Heri SIk.

Hingga pada hari Minggu (11/12/2011) dua pasangan kekasih tersebut meminta tolong pada teman-teman mereka, untuk diantar ke Kijang. "Kami nunggu kapal Pelni, yang berangkatnya Minggu malam, jadi kami ambil kamar lagi di wisma dekat pelabuhan Kijang," terang Ar. Namun sebelum mereka berangkat keberadaan mereka sudha tercium oleh teman-teman Ar, sesame anggota Club Motor. Akhirnya keluarga bersama polisi menciduk kedua pasangan itu.
“Kedua tersangka menjadikan akan menikahi dan mengurus korban dengan bujuk rayuan,” ucap Suhardi. Dia mengatakan keduanya dijerat dengan pasal 81 ayat 2 junto pasal 82 Undang-undang Nomor 23/2002 tentang perlindungan anak, Junto pasal 332 ayat 1E KUHP, dengan ancaman 15 tahun penjara.

Ayah Tak Terima Anak Gadisnya Digilir Pacar dan Temannya

BITUNG - Nasib malang dialami CT (13)  warga Kota Bitung, Sulawesi Utara. Gadis kecil ini disetubuhi oleh pacar dan temannya sendiri.
Peristiwa ini membuat orangtua CT berang sehingga melaporkan RA (19) dan RL (17) warga Kelurahan Aertembaga ke kepolisian. RA dan RL selama ini memiliki hubungan baik dengan orangtua CT.
"Saya keberatan dengan perbuatan dari tersangka karena perbuatan mereka bersetubuh dengan anak saya," kata Yopi ayah korban kepada penyidik Reskrim Polsek Bitung Timur.
Atas dasar inilah ia mengadukan perbuatan RA dan RL karena melakukan cabul  terhadap anak dibawah umur.
Menurut Erwin Patiasina dan Ronald Bogar saksi mata, peristiwa tersebut terjadi pada hari Kamis (1/12/2011) pukul 16.30 Wita di rumah Ronald.
"Korban (CT) hendak mencari Rilan untuk ngobrol dan meminta saya untuk mendampinginya bersama Kevin mencari Rilan," tutur Ronald.
Menurutnya, Kevin enggan menuruti keinginan korban, sehingga membuat Ronald menyuruh korban untuk pulang saja. "Saya suruh dia pulang namun dia tidak mau pulang, kemudian saya tinggal mereka berdua di rumah, saya pergi duduk-duduk di pangkalan ojek," katanya.
Ronald pun kaget saat mengetahui korban mengikutinya ke pangkalan ojek, sehingga ia pun mambawanya kembali kerumahnya kemudian langsung masuk ke dalam kamar Ronald.
"Tak berselang lama saya dengar bunyi tempat tidur dan bergegas masuk kemudian menanyakan apa yang dilakukan korban dan Rivo, mereka menjawab tidak buat apa-apa sementara mereka dalam keadaan bugil," cerita Ronald.
Menurut CT, saat dirinya sedang tidur di kamarnya Ronald, tersangka Rivo langsung masuk dan menyekap mulut korban dengan tangan kanan untuk meminta bersetubuh bersamanya. "Awas Rivo," kata korban.
Korban mengaku tidak bisa berbuat apa-apa saat dipaksa Rivo untuk bersetubuh karena Rivo sempat mengucapkan kata-kata manisnya. "Rivo bilang dia sayang pa kita (tersangka sayang pa korban)," ucap CT.
Malam harinya korban kembali kepergok sedang bersetubuh dengan RL yang tak lain adalah pacarnya.
Menurut saksi lainnya Erwin Patiasina peristiwa tersebut bermula saat dirinya dan rekan-rekannya hendak minum minuman keras di samping PT Karvina Bitung. Namun mereka tidak membawa gelas dan mencari disekitar tempat mereka berada. Saat mencari-cari gelas plastik bekas, Erwin melihat CT bersama Rilan sedang berhubungan badan di balik semak-semak pada hari Kamis pukul 21.00 Wita.
"Pas mau cari-cari gelas untuk miras saya lihat di semak-semak bergerak-gerak, setelah didekati ada korban bersama dengan Rilan sedang bersetubuh," tutur Erwin kepada Tribun Manado.
AKP Mohamad Hamid Kapolsek Bitung Timur membenarkan kejadian tersebut dan saat ini kedua tersangka sudah ditahan di Polsek Bitung Timur.
"Kami akan membuat dua laporan atas kejadian ini karena pelakunya dua orang dan lokasi yang berbeda," kata Hamid kepada Tribun Manado.

Siswi SMA Tertangkap Bersama Pria Beristri

LEWOLEBA - Salah seorang siswi SMA di Kota Lewoleba, Kabupaten Lembata, NTT, berinisial PK (18) terjaring dalam operasi cipta kondisi yang digelar aparat Polres Lembata di Penginapan Urans Inn, Minggu (11/12/2011) sekitar pukul 23.00 wita.
Saat digerebek, PK sedang berada bersama Lukas Lodi (31) pria asal Kalikasi yang beristri dan beranak dua di kamar nomor 03. Sementara di kamar 02, polisi juga menangkap satu pasangan mesum lainnya yakni Benediktus Boli (40) warga Waikilok-Lewoleba dengan Korlina Bulu (35) asal Sumba namun kerja di Larantuka.
Dua pasangan mesum ini ditangkap puluhan personil Polres Lembata dipimpin Kabag Ops, Kompol Johanis Malohama dan Kasat Intel, Iptu Abdul Basit Algadri, S.Sos.
Operasi cipta kondisi ini dilakukan untuk merazia penyakit masyarakat (pekat) berupa minuman keras (miras) dan tempat-tempat hiburan. Mereka kemudian digelandang ke Mapolres Lembata untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Saat ditangkap, PK sempat mengatakan dia dengan Lukas Lodi adalah saudara dengan hubungan kakak-adik, namun polisi tidak mempercayai mereka.
Sementara Pasangan Benediktus Boli dengan Korlina Bulu tidak bisa menunjukkan kartu identitas yang membenarkan kalau mereka suami istri.
Kepada polisi, PK mengaku telah menjalin hubungan khusus dengan Lukas Lodi tiga bulan yang lalu. Mereka, jelas PK sudah sering tidur bersama dan dilakukan di kampungnya di Kalikasa.
PK yang tinggal di Kota Lewoleba ini tidak menjawab ketika ditanya polisi, mengapa melakukan hal itu, padahal Lukas telah beristeri dan beranak dua.
PK tampak ketakutan dan terus berusaha menunduk dan memeluk lengan kanan Lukas.
Sementara Korlina Bulu tampak berbelit-belit dan memberikan keterangan yang berbeda-beda ketika ditanyai polisi. Dia mengaku mengenal dengan Benediktus Boli di salah satu Pub di Pada beberapa waktu lalu dan kemudian membuat janji dengan Bene Boli untuk bertemu di Lewoleba. Awalnya dia mengaku bekerja di salah satu rumah makan Larantuka namun kemudian mengatakan dia seorang ibu rumah tangga yang hendak ke Sumba namun menunggu kapal di Lewoleba.
Kepada polisi, Korlina mengaku belum sempat melakukan hubungan badan layaknya suami istri, keburu digerebek polisi. Dia menjawab sekenanya ketika ditanya dibayar berapa oleh Benediktus Boli.
“Kami belum sempat buat pak. Kami baru buka baju saja,” kata  Korlina mengelak pertanyaan polisi yang mengatakan melihat mereka berhubungan badan dalam kamar penginapan.
Sementara pasangan mereka, Lukas Lodi dan Benediktus Boli lebih banyak diam dan menjawab seadanya ketika ditanyai polisi. Keduanya tampak ketakutan.  Hingga sekitar pukul 00.30, dua pasangan ini masih terus diambil keterangan kepada polisi.

Inilah Seluk Beluk Jual Beli ABG untuk Pejabat di Batam

Beragam trik dilakukan agen-agen ABG (atau disebut EO) dalam menjalankan modusnya menjamah calon-calon pelanggan. Selain secara terang-terangan menjalin relasi sebagai jaringan, ada juga agen ABG yang beraktifitas dengan kamuflase tertentu, misalnya sebuah agensi atau jasa SPG (sales promotion girl).
Seorang bocah di Batam, Ranum (17), misalnya, mengaku tertarik iming-iming bisa mendapatkan uang banyak ketika sebuah agensi model menawarinya bergabung. Ranum yang masih duduk di bangku kelas tiga SMK di Batam ini pun begabung menjadi siswa model, meski beberapa kali juga terpaksa pindah sekolah.
Dari beberapa kali tampil dalam sebuah even, ia menarik perhatian pejabat di Batam. Pejabat itu langsung menanyakan segala sesuatu kepada pimpinan agen, yang akhirnya menjadi mak comblang. Ranum sempat menjadi ABG simpanan yang segala keperluannya dicukupi oleh pejabat tersebut. Namun hubungan gelap itu tidak berjalan lama, hanya sekitar 6 bulan.
Ranum sendiri mengaku, nekat terjun ke dunia tersebut karena menjai kormod alias korban mode. Ia selama ini mengaku mendapatkan uang dari orangtuanya secara pas-pasan. Pada hal di sekolahnya sejumlah kawan sebayanya bisa bergaya wah, dengan ganti-ganti handphone dan perhiasan.
Ketika ditemui Tribun, pekan kemarin, Ranum mengaku menjadi cewek BB kelas atas tidak sendiri.

Guru Jual Siswi SMA ke Si Hidung Belang

SURABAYA - Perbuatan pria satu ini tergolong tak pantas. Pasalnya, pria bernama Amirul Rahman (29) warga Jl Lebak Rejo ini menjadi germo dan menyediakan dua perempuan untuk diperdagangkan ke lelaki hidung belang.
Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak, AKBP Jayadi mengutarakan, pihaknya menangkap pelaku yang berprofesi sebagai guru ngaji ini, setelah mendapatkan informasi tentang perdagangan di bawah usia. “Kami mendapat info pada Selasa (6/12/2011). Dari situ, anggota lalu menelusurinya,” jelasnya kepada wartawan, Rabu (7/12/2011).
Kemudian, setelah ditelusuri ternyata akan ada transaksi di Hotel Pasific. Ketika polisi datang ke hotel itu sekitar pukul 19.00 WIB, kedua korban itu sedang menunggu pelanggan di kamar nomer 138. Adapun kedua korban yang diperdagangkan adalah LA (17) warga Kupang Krajan dan SYT (18) warga Jl Manyar Sabrangan. “Keduanya adalah pelajar SMA swasta di Surabaya,” ujarnya.
Saat menunggu pelanggan itu, anggota polres menggerebek pelaku yang saat itu menemani dua korban. Rupanya, pelanggan sudah mem-booking keduanya dengan harga Rp 800.000 per orangnya. “Selain menangkap pelaku, kami juga mengamankan barang bukti berupa bill hotel, uang Rp 1,6 juta, satu ponsel merk Nokia dan Cross warna putih,” paparnya. (Sudharma Adi)

Dulu Diperkosa 5 Laki-laki, Kini Aku Dijual ke Om Genit

BANGKA - Sudah jatuh ketimpa tangga. Demikian nasib yang dialami kuntum (bukan nama sebenarnya) gadis belia berumur 14 tahun, warga Pangkalpinang, Bangka.
Sekitar setahun lalu, ia menjadi korban perkosaan oleh lima laki-laki bejat. Beberapa orang di antaranya sudah menjadi terpidana di Lapas Bukit Semut, Kabupaten Bangka. Beberapa lainnya belum berhasil ditangkap polisi.
"Yang sudah ditangkap dan masuk penjara itu seingat saya ada 3 orang. Dua orang lagi masih buron. Pelakunya masih ada ikatan keluarga sama kami," tutur Nt (36) orang tua Kuntum kepada Bangkapos.com (grup Tribunnews.com).
Tapi kini, Kuntum yang sempat dikabarkan kabur dari rumah beberapa waktu lalu, ternyata berada di Pangkalpinang, Bangka.
Kemolekan tubuh dan umurnya yang masih muda dimanfaatkan oleh teman-temannya. Kuntum dijual kepada lelaki hidung belang di sebuah hotel di Pangkalpinang.
Kepada Bangkapos.com, Kuntum tak banyak bercerita. Ia hanya bisa mengangguk dan menjawab singkat saat ditanya seputaran kisah pedih yang dialaminya.
"Apa kamu kenal mereka ini. Apa ini rekan-rekan kamu yang menjual kamu sama om-om," tanya bangkapos.com kepada Kuntum.
Ia pun hanya menganggukkan kepala. Beberapa nama pun disebutnya. Rata-rata teman yang menjualnya itu, umurnya tidak jauh berbeda. Di bawah 17 tahun.
Untuk sekali kencan, Kuntum dihargai Rp 800 ribu. Namun uang tersebut tidak dinikmati sepenuhnya. Uang tersebut justru dinikmati oleh teman-temannya. Sedangkan Kuntum sendiri hanya dibelikan makanan atau minuman.
Kuntum bercerita, awal melayani Om-om disalah satu hotel di Pangkalpinang, ia sempat melawan. Ia menampar, memukul, menendang dan menggigit om genit tersebut. Namun, tubuhnya yang kecil kalah kuat dengan lelaki yang telah membeli tubuhnya. Entah siapa nama om tersebut ia sendiri mengaku tidak kenal nama.
"Pertamanya saya lawan. Tapi nggak bisa. Saya ditangkapnya," tutur Kuntum.
Hingga saat ini, Kuntum masih ingat jelas kejadian tersebut. Namun, ia enggan mengutarakannya. Termasuk bagaimana ia diperkosa 5 orang laki-laki sekitar setahun lalu.

Teganya...Ibu Jual Keperawanan Anaknya Hanya Demi Rp 427 Ribu

China Press melaporkan, seorang wanita di Kuching, Malaysia, menjual keperawanan anak perempuannya seharga 150 ringgit, atau Rp 427.400 pada seorang lelaki hidung belang.
sepulang dari hotel, sang anak menunjukkan perangai 'aneh'. Wanita itu kemudian menanyakan apa yang terjadi dan menduga sang anak mengalami trauma.
Dia kemudian mendatangi lagi laki-laki yang meniduri anaknya dan meminta tambahan 15 ribu ringgit "untuk mengobati" anak perempuannya. Namun, pria itu hanya memberi 3.000 ringgit. tak puas, ia mengadukan sang pria ke polisi.
Kasusnya kini ditangani polisi Kuching. sang ibu melaporkan dugaan perkosaan, sementara dia juga disangkakan melakukan pemerasan.

50 Siswi SMA dan Mahasiswi Dipasarkan Mona melalui HP

Siswi kelas III SMA bernama Mona berprofesi menjadi mucikari. Kini, Mona diamankan Polres Barelang, Batam karena perbuatannya menjual hampir 50 teman perempuannya kepada lelaki hidung belang.
Gadis yang disalurkan Mona ke lelaki hidung belang, tak hanya dari temannya sesama siswa. Hebatnya lagi, meski dia masih siswi SMA, Mona bisa menjual mahasiswi kepada pelanggannya.
Hasil penelusuran Tribun Batam, Mona sudah di kenal luas rekannya sesama pelajar, terutama yang sering nongkrong di empang. Mona ibarat mami atau mucikari yang bertugas mencarikan pelanggan. Nama Mona sebagai mucikari, sudah bukan rahasia bagi para siswi SMA yang kerap nongkrong tersebut.
Salah seorang sumber Tribun yang tidak mau disebutkan namanya  membenarkan kalau di dalam handpond Mona terdapat lebih kurang 50 foto para wanita yang hendak di jual kepada pelanggan yang menginginkannya.
"Benar di dalam Handphone miliknya sudah ada puluhan foto wanita yang hendak di jualnya," ujar sumber Tribun Batam (grup Tribunnews.com).

Kata Sandi Bagi ABG Batam Disebut BB

Kasus Mona telah di tangan polisi. Namun kasus trafficking (perdagangan manusia) yang melibatkan anak di bawah umur, terutama kalangan pelajar di Batam sudah menjadi fenomena yang bukan rahasia lagi.
Ibarat gunung es, kasus yang mengemuka hanyalah sebagian kecil dari realitas sesungguhnya.
Berdasarkan investigasi Tribun Batam, trafficking dengan objek pelajar cukup beragam, baik motif maupun alasan yang melatarbelakanginya.
Satu hal yang memprihatinkan, jaringan trafficking yang umumnya melibatkan semacam agen atau biasa disebut EO ini, kini telah merebak ke segala segmen. Memang ada yang terang-terangan, namun banyak juga yang dilakukan tersamar.
Aktivitas Mona -seorang pelajar di Batam, yang memiliki puluhan anak buah sesama pelajar, hanyalah contoh, betapa rapinya jaringan perdagangan manusai di Batam.
Terutama untuk eksploitasi seks, tersebut menembus sekat-sekat sebuah komunitas. Jaringan serupa sudah menjadi rahasia umum di kalangan pengusaha, pejabat, aparat keamanan, hingga kalangan profesionalisme.
Berdasarkan penelusuran Tribun Batam, bahkan tak sedikit pejabat di Batam atau Kepri yang memanfaatkan agen-agen ini.
Selain untuk motif dijadikan ABG simpanan, ada juga yang membutuhkannya sewaktu-waktu untuk keperluan tertentu dengan kliennya.
Khusus untuk urusan lobi dan servis ini, bahkan di kalangan pengusaha maupun pejabat muncul sandi-sandi yang begitu populer untuk menyebut para ABG itu.
Yang paling banyak digunakan adalah istilah "BB". BB bukanlah singkatan BlackBerry, akan tetapi ‘Barang Batam’, yakni sebutan untuk ABG mulai pelajar hingga mahasiswa kalangan berkelas yang bisa diajak berindehoi.
“Mereka (para ABG) biasa sudah punya jaringan atau agen. Agen-agen ini yang menawarkannya. Untuk menyebut langsung mungkin terlalu norak, maka istilah BB begitu singkat,” ujar seorang pengusaha di Batam, sebut saja An, kepada Tribun.
Untuk menjumpai mereka yang dikatakan berkelas ini, tidaklah gampang. Kebanyakan dari mereka hanya melayani pejabat-pejabat nakal, pengusaha, maupun aparat, termasuk kalangan pejabat dan pengusaha dari daerah lain yang sedang melakukan kunjungan ke Batam.
Bahkan keberadaan BB inilah bagi pebisnis atau pengusaha-pengusaha biasa dianggap sebagai sebuah alat lobi dan servis paling efektif guna menggolkan keperluannya.
“Biasa kalau ada klien dari luar datang, mereka tentu langsung tanya ada BB bos? Katanya di Batam itu sudah menjadi hal biasa,” ujar pengusaha hiburan tersebut sambil terkekeh.
Jika BB terlalu elit, ada juga sebutan lain untuk ABG-ABG yang bisa dimintai jasa layanannya itu, yakni BP atau singkatan cewek bisa pakai.
Mereka yang dijuluki cewek BP umumnya lebih mudah ditemui, lantaran mangkalnya di tempat keramaian, seperti mal, bioskop, dan beberapa lokasi tempat nongkrong para pelajar.
Pelajar yang dijuluki BP ini tarifnya tidak mahal. Namun kebanyakan dari BP ini hanya melayani sesama pelajar atau kalangan remaja yang bisa memberikan kesenangan dirinya, misalnya memberikan barang-barang elektronik ataupun perhiasan.
Atau jika sudah akrab dan saling suka, bisa juga hanya dengan tips sukarela.
Keberadaan BB dan BP ini tersebar di sejumlah sekolah di Batam, baik di pusat kota maupun di pinggiran.
Mereka layaknya pelajar, tetap mengikuti segala aturan yang ada selama di lingkungan sekolah. Bahkan untuk cewek BB, umumnya tak banyak yang tahu kecuali teman akrab atau keluarga mereka sendiri.(*)

Siswi SMP Dicabuli Tiga Pemuda dan Seorang WNA

BATAM - Cerita pilu sungguh mengiris lubuk hati SL (14), siswi sebuah SMP di Batam.
Anak baru gede itu menjadi korban kasus perdagangan manusia (trafficking) hingga merasakan kekerasan seksual dalam dua kejadian berbeda dalam satu malam, tepatnya pada 5 November lalu.
Empat pria, yakni tiga remaja Batam dan satu pria asal Singapura sempat menggagahinya di dua hotel yang berbeda.
Kasus trafficking dan pencabulan itu telah dilaporkan oleh Ny H, orangtua SL yang tidak terima dengan ulah orang-orang yang tega menjual anaknya.
Kini jajaran Polresta Barelang telah menangkap tiga tersangka, yaitu, Ruli, Andi, dan Adven. Selain itu ditangkap pula Mona, orang yang menjual SL kepada pria (apek-apek) Singapura.
Terkait siapa saja yang terlibat kasus ini, polisi masih mengejar Putri, remaja yang diduga sebagai jaringan Mona dalam melancarkan aksinya di Batam.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribun, kisah pahit SL, bocah di bawah umur itu, berawal pada 5 November silam. Saat itu ia curhat kepada teman-teman sebayanya dengan menyatakan ingin dikenalkan seorang cowok sebagai sahabat.
Maklum, selama ini SL mengaku sendiri sehingga tidak ada kawan laki-laki untuk saling berdiskusi.
Zahara, temannya, akhirnya mengenalkan SL kepada tiga remaja pria, Ruli, Andi, dan Adven. Setelah perkenalan, hubungan SL dengan ketiga pemuda tersebut berlanjut malam itu. SL diajak ke Hotel Bali.
Kasat Reskrim Polresta Barelang Kompol Yos Guntur yang mendengarkan pengaduan korban dan orangtuanya, menuturkan, setibanya di hotel, ketiga pelaku mulai melakukan aksi mesumnya.
Dia mulai meraba-raba korban dan membuka baju serta celananya. Setelah itu SL di tinggalkan begitu saja oleh ketiganya.
Menurut pengakuan SL, saat itu Zahra sempat mengantarkannya. Saat di hotel, Zahra pamit pergi sebentar.
Namun setelah ditunggu-tunggu, Zahra tak kembali ke hotel tersebut. Kesempatan itulah yang kemudian dimanfaatkan tiga pelaku melakukan tindak asusila terhadap SL.
Kisah SL belum berakhir. Tak lama setelah kejadian awal, ia kembali bertemu teman-temannya. Dalam perbincangan di sebuah tempat di Batam Centre, ternyata SL kembali dijanjikan oleh Putri, temannya yang lain, akan dikenalkan kepada seorang cowok untuk menjadi pacar. SL pun setuju.
Namun demikian, Putri belakangan justru mengenalkan SL kepada Mona, remaja putri yang kini masih duduk di bangku SMA di Batam.
Oleh Mona, SL kemudian dikenalkan kepada pria Singapura yang kemudian mengajaknya ke Hotel Planet. Di tempat itulah, SL mendapat perlakuan tak senonoh dari pria tersebut, yang belakangan juga memberi SL uang Rp 800 ribu.
Tagih utang
Terbongkarnya kasus pencabulan dan tindak pidana trafficking ini tergolong unik. Selang sehari setelah kejadian, Mona bermaksud menghubungi SL guna meminta jatah uang Rp 800.
Namun saat itu yang mengangkat telepon adalah orangtua SL, Ny H. Kepada Ny H, Mona mengaku ingin menagih utang.
"Karena curiga SL punya utang, Ny H menanyakan langsung masalah yang dihadapi anaknya. Tanpa diduga, SL bercerita tentang dirinya dijual dan dicabuli tiga remaja. Mendengar itu, orangtua korban langsung melaporkan ke Mapolres," tutur seorang saksi yang enggan disebutkan namanya.
Atas laporan itu, polisi menangkap tiga pelaku pencabulan dan Mona di rumah masing-masing, Jumat (2/12/2011) malam dan Sabtu siang.
Sayang, Kasat Reskrim enggan membeberkan cerita penangkapan terhadap para tersangka tersebut. Namun hingga siang kemarin keempat tersangka masih menjalani pemeriksaan intensif.
"Dari tangan tersangka diamankan empat unit handphone sebagai barang bukti," tambah Yos Guntur. Akibat perbuatan tersebut mereka di kenakan pasal 81 junto 82 UU RI No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan ancaman pidana maksimal 15 tahun penjara.
Mona, tersangka kasus trafficking terlihat tertunduk saat menjalani pemeriksaan di Mapolresta Barelang, Sabtu (3/12/2011). Ia digiring ke kantor polisi karena dituding telah melakukan praktik perdagangan manusia. Ia menjual SL kepada pria asing.

Anak 12 Tahun Coba Bersetubuh

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) Provinsi DIY, pada bulan April, Mei dan Juni 2011 melakukan penelitian kesehatan reproduksi remaja DIY.
Sampel pada penelitian tersebut adalah remaja 15-22 tahun, belum menikah, penduduk DIY, tidak ada masalah hukum, tidak sakit/sakit jiwa. Sedangkan sampelnya berjumlah 386 responden. Berasal dari empat kabupaten dan satu kota di DIY.
"Dari hasil penelitian tersebut, diketahui 10,10 persen atau 39 responden dari jumlah total, pernah melakukan hubungan badan (intercourse). Dengan umur termuda saat pertama kali melakukannya ialah 12 tahun," terang Kepala Bidang Keluarga Berencana BPMP Provinsi DIY, dr Wiwit Widiastuti MKes, Senin (12/12).
Selain itu, lanjutnya, kesimpulan penelitian tersebut adalah perilaku seksual remaja dipengaruhi gaya berpacaran, perilaku seks komersial dan pesta seks mulai banyak dilakukan.
"Dari 39 responden yang pernah melakukan hubungan badan, sebanyak 15,38 persen melakukan seks komersial, 5 persen pernah melakukan pesta seks," kata Wiwit. (*)

Kenal Lewat Facebook Lalu Bermesraan di Ruko Sepi

BATAM - Rahmat alias Onat akhirnya berhasil ditangkap oleh pihak Kepolisian Polresta Barelang, Senin (19/12/2011) di rumahnya kawasan Bengkong Suadebi Batam. Sebelumnya, Rahmat dilaporkan oleh Dania Susilawati karena telah membawa kabur CA, anak Dania pada hari Sabtu (17/12/2011) malam lalu.
Menurut Rahmad, dia dan CA berkenalan melalui jejaring sosial Facebook sekitar bulan Juli yang lalu. Karena sering on line CA merasa dekat dengan Rahmat, dia sering curhat tentang keluarganya yang saat ini berantakan dan dia tidak tahan tinggal di rumah karena kedua orang tuanya sering bertengkar.
"Dia sering curhat kalau orang tuanya sering bertengkar," ujar Rahmad kepada Tribun di Polresta Barelang.
Setelah itu mereka berdua janjian untuk bertemu di kawasan Ocarina pada hari Jumat. Di sana mereka berdua langsung jadian. Dalam pengakuan Rahmat, pada saat itu mereka telah melakukan hubungan badan di perukoan dekat Ocarina. Dan tanpa rasa bersalah Rahmad lalu mengantarkan CA pulang.
"Saya melakukannya di sana, saat pertama bertemu, kami melakukannya atas dasar suka sama suka," tambah Rahmat.
Keesokan harinya CA pergi dari rumah, dia pergi dengan Rahmat, malam itu CA tidak pulang ke rumah dengan alasan dia prustasi karena keadaan di rumahnya, Rahmat mengatakan alasan CA lari dari rumah karena mamanya mau bercerai dengan papanya.
Lalu Rahmat menitipkan CA di Bida Asri Batam Centre di rumah temannya. Lagi-lagi mereka melakukan hubungan badan. Menurut Rahmat dia sudah melakukan hubungan badan sebanyak empat kali sejak pertama bertemu. Pertama hari Jumat, hari Sabtu sebanyak dua kali, dan terakhir hari Minggu. Dia melakukan hubungan badan tersebut di kawasan Bida Asri. "Sudah empat kali, dia mau saja," lanjutnya.
Hal tersebut diakui oleh kasat reskrim Polresta Barelang Kompol Yos Guntur kepada Tribun diruangannya. Dalam pengakuan Rahmat saat diperiksa dia mengatakan pertama kali melakukan hubungan badan diperukoan Ocarina.
Saat itu mereka sempat ditegur oleh satpam setempat, karena sudah ditegur kedua insan yang dimabuk asmara tersebut lebih memilih untuk pergi dari sana.
"Mereka sempat ditegur oleh satpam di sana, setelah itu korban megantarkan pelaku pulang kerumah," ujar Yos kepada Tribun di ruangannya.
Sebelumnya CA pernah mengirm sms ke orang tuanya dan mengatakana ingin bunuh diri di jembatan Barelang. Dari pengakuan Rahmat kepada petugas SPK yang mengirim sms itu adalah dia. Karena selama CA bersamanya dia yang memegang milik CA. Pada saat mengirim sms itu, mereka lagi nongkrong di alun-alun Batam Centre.
"Yang membalas SMS dari orang tua korban bukan korban sendiri, melainkan pelaku, karena selama pelarian HP korban dipegang oleh pelaku," tambah Yos.
Senin (19/12) CA diantar oleh temannya pulang ke rumah, setelah itu Rahmat baru diamankan pihak kepolisian. Sebelumnya Rahmat mengirimkan sms kepada orang tua CA kalau dia mau mengembalikan anaknya asalkan dia tidak dilaporkan kepada pihak kepolisian.
Akibat perbuatan yang dilakukannya ini Rahmad harus berurusan dengan pihak kepolisian. Dan dia dikenakan Pasal 81 junto pasal 82 undang-undang perlindungan anak dengan ancaman kurungan maksimal 15 tahun penjara.(koe)